CHAPTER 21

150K 8.4K 103
                                    

Maaf untuk chapter 21 waktu updatenya agak lama. Soalnya harusnya ini aku bagi jadi dua chapter tapi aku jadiin satu chapter jadi maaf ya kalau kebanyakan sampai 4506 kata.
Semoga ga buat kalian boring dan muntah ya..

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Avi berjalan keluar dari ruangan profesor Helen dengan langkah ceria, berbeda dengan satu bulan yang lalu, setiap keluar dari ruangan profesor Helen, Avi pasti marah atau kesal karena gagal meyakinkan profesornya yang terkenal dingin terutama pada kaum hawa, untuk mau menerima proposal pengajuan magangnya yang kedua. 

Avi memperhatikan seluruh area kampus, hampir seminggu Avi belum datang ke kampusnya lagi.
Avi merindukannya.
Avi merindukan masa-masa kuliah dulu dan teman-temannya. Beberapa temannya sudah menyibukkan diri dengan skripsi dan sidang, hanya tersisa Avi yang masih harus menyelesaikan magang, baru ia bisa mengajukan skripsi.
Avi merindukan semua.
Avi termenung, dalam hatinya ia juga merindukan seseorang yang selalu menemaninya dari awal mereka kenal saat SMA, sampai memutuskan untuk kuliah di universitas yang sama. Avi merindukan pemilik mata coklat terang. 

"Apa dia masih jadi asisten dosen profesor Joko ya?," gumam Avi, mata hijaunya bergerak ke kanan ke kiri memperhatikan orang-orang yang berada disekitar kampus.

Saat ini Avi sedang berada di lantai atas aula fakultasnya. Tempat favoritnya dengan Abi dulu untuk menghabiskan waktu, tempat ini jarang dijadikan tempat nongkrong oleh para mahasiswa karena letaknya yang terlalu jauh, beberapa mahasiswa lebih memilih kafetaria dan taman belakang kampus karena lebih nyaman dan dekat.

Avi dan Abi selalu berada di aula ini karena tempatnya yang hening, sehingga mereka dapat fokus saat mengerjakan tugas kuliah. Tempat ini memang sepi tapi mereka tidak pernah menggunakannya untuk hal-hal yang tidak baik. 

"Avi," panggil seseorang dari balik punggungnya. Avi menegang, ia mengenali suara itu. Suara yang selalu bisa menyejukkan hatinya saat sedang sedih, kesal dan marah. Dulu.

Avi perlahan membalik tubuhnya kearah panggilan. Hatinya bimbang apa dia masih sanggup memandangnya sejak terakhir pertemuan menyesakkan yang masih membekas di hati Avi.

"A..Abi," suara Avi bergetar.
Abi terlihat berbeda, penampilannya bersih dan tidak kacau. Ternyata keadaan Abi menjadi lebih baik dari terakhir mereka bertemu. Tidak ada keterpurukkan. Huh, PD sekali aku kalau dia terlihat mengenaskan cuman gara-gara aku , pikir Avi.

 Huh, PD sekali aku kalau dia terlihat mengenaskan cuman gara-gara aku , pikir Avi

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

(Penampilan Abi setelah putus dari Avi. Makin tampan dan muda. Tidak ada kumis dan jenggot lagi)
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

"Kamu habis bertemu profesor Helen ya ?," tanyanya lembut. 

Avi mengangguk, masih memandangnya lembut. Dari wajahnya Avi terlihat masih merindukannya, Avi bukan tipe gadis yang mudah menghilangkan jejak Abi dari dalam hatinya. Kebersamaan selama ini yang mereka miliki, takkan langsung menghilangkan perasaan sayang begitu saja. "Aku baru saja memberikan surat pengajuan skripsi."

Marrying Mr. DuRen (#wattys2017)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora