CHAPTER 12

132K 9.9K 198
                                    

Terdengar nada sambung.

"Halo," suara bariton sexy menyapa di dering kedua.

"Siang pak, saya Jyoti," Avi terdengar konyol.

"Saya tahu," terdengar datar.

"Maaf pak, saya sepertinya hari ini ijin tidak bisa kekantor dulu," ucap Avi suaranya dibuat parau. "Sepertinya saya masih kurang sehat untuk kekantor," Avi berusaha tenang.

"Saya sudah ijinkan. Kamu...," Arsen menjeda ucapannya lalu terdengar suara deheman. "...baik-baik saja ?," Arsen terdengar khawatir.

Hening, tak ada jawaban.

Apa yang baru saja kudengar ? Pak Raj... maksudku Arsen mengkhawatirkanku. Kenapa dia.., pikiran Avi terputus saat namanya dipanggil.

"Avi," panggil Arsen kembali.

"Bapak panggil saya apa ?," Avi mendengar apa yang diucapkan Arsen tapi dia hanya ingin meyakinkannya.

"Avi. Kau tak suka aku memanggilmu Avi ?," Arsen terdengar ragu.

Avi terdiam. Dia menyukai, sangat menyukai namanya keluar dari suara bariton Arsen, terdengar sexy dan nyaman ditelinga Avi.

"Kalau itu tidak bermasalah untuk bapak," Avi menjawabnya lembut.

"Itu tidak akan jadi masalah," terdengar tegas. "Kamu masih dikamarmu Avi ?," tanya Arsen.

Avi tanpa sadar menggigit bibir bawahnya. Haruskah dia berkata jujur kalau saat ini dia sedang tidak ada dikamar, melainkan di kampusnya. Avi baru saja meminta ijin kalau dia tidak dapat masuk karena kurang sehat, kalau Arsen tahu dia berbohong pasti dia akan langsung disuruh datang ke kantor.

"Ya pak, saya sedang dikamar mau istirahat," Avi berbohong. "Pak sudah dulu ya, saya mau tidur dulu," pamit Avi, takut Arsen menyadari kebohongannya.

"Ya sudah kamu istirahat saja dulu, kalau belum sehat tidak usah masuk dulu, kebetulan dikantor sedang tidak banyak kerjaan jadi saya bisa handle sendiri," Avi tersenyum mengembang karena itu adalah kalimat terpanjang Arsen yang pernah didengarnya.

Avi sangat suka suara bariton Arsen yang sexy. Suara Arsen terdengar menakutkan sekaligus menenangkan.
Avi menggeleng-geleng kepalanya, apa yang baru saja merasukinya hingga memikirkan Arsen dengan sangat intens.

"Iya pak, bye," Avi memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu tanpa menunggu balasan dari Arsen. Avi gugup.

Arsen mengernyit saat teleponnya diputus secara sepihak oleh Avi.

Avi sepertinya aneh hari ini, batin Arsen.

Arsen terlihat khawatir. Dilihatnya layar smartphonenya lalu mencari dan menekan kontak nomor yang ingin dihubunginya.

Didering pertama seseorang mengangkat telepon Arsen.

"Halo Arsen, ada apa ?," ucap seseorang to the point.

"Halo Om Chris, maaf kalau Arsen mengganggu. Apa Avi baik-baik saja ? Dia ada dikamarnya kan saat ini ?," tanya Arsen ternyata dia menghubungi papanya Avi.

"Avi baik-baik saja, tadi Om baru bicara dengannya. Dan Avi ada dikamarnya sekarang. Kenapa Arsen?," tanya tuan Chris.

"Maaf bukannya saya tidak percaya bisa Om cek Avi ?," pinta Arsen.

Hening. "Baiklah."
"Iyem," Arsen menjauhkan telepon dari telinganya saat tuan Chris berteriak melengking.

"Sebentar Arsen Om tanya Iyem dulu," suara tuan Chris terdengar terengah-engah.

Marrying Mr. DuRen (#wattys2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang