Yuki bertemu sang Designer dan menjabat tangannya tanda perkenalan. Mereka mulai berdiskusi soal apa yang akan dipakai nanti dan harus bagaimana. Yuki mengambil pakaian yang sudah dipersiapkan untuknya lalu masuk ke fitting room sebelum rambutnya dimake over.

Tak berapa lama Ia keluar dan mulai di make over rambut. Yuki melihat Vega yang masih ada bersamanya "Lo temenin Stefan please" Pintanya dan Vega mengangguk "Gue lihat elo di bangku penonton aja ya"

"Iya, elo lihat gue catwalk aja" Ucap Yuki

Vega menghampiri Stefan seperti orang bloon dengan ponselnya. Ia mengajak Stefan keluar sementara Yuki di make over.

"Selesai!"

"Huufffttt..." Yuki menghela nafas lega seraya berdiri menatap dirinya memakai pakaian pengantin India dengan atasan tanpa kerah sehingga mengekspos leher jenjang dan tulang bahunya ditambah dengan rok dengan potongan lebar berbahan khas India dengan sedikit bordir berwarna emas. Aksesoris berupa kalung buatan India lengkap dengan anting yang wajib bagi pengantin wanita. Tak lupa gelang dengan rantai-rantai yang tersambung cincin telah terpasang di 3 jari Yuki. Kaki Yuki dipasang gelang kaki dengan bunyi gemerincing jika bergerak. Hairstylist mengepang dan memakaikan wax pada poni Yuki agar menyatu dengan rambutnya. Kepangan tersebut digulung dan dipakaikan penjepit kasat mata. Yuki tak luput dari aksesoris kepala yang menutupi garis tengah rambutnya dan selendang pinggiran yang penuh payet dipakaikan ke kepala Yuki menutupi sanggulan rambutnya.

"Semua siap-siap!" Perintah pengatur acara pertanda akan dimulai.

Stefan dan Vega ada di bangku kedua dari depan melihat panggung berkelas mewah dengan lampu bersinar terang menyinari lantai panggung. Semua penonton berkasak-kusuk menanti acara yang belum mulai sedari tadi. Stefan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru panggung dan melihat penonton yang menyaksikan pagelaran ini memiliki style sendiri membuatnya sedikit minder dengan pakaiannya sekarang. Acara pun dimulai dengan musik India sebagai pengiring untuk para model naik ke atas panggung. Mereka memeragakan beberapa gaun pengantin India sesuai arahan sang Designer. Melihat kesibukan Yuki secara langsung membuat Stefan mengerti bagaimana profesi Yuki sebagai model dan berstatus sebagai pacarnya. Yuki selalu sulit menyelaraskan waktunya untuk menemani Stefan karena kuliah, catwalk, pemotretan, syuting, live, menghadiri acara-acara penting fashion, undangan pesta dari Designer-Designer sedangkan Stefan sibuk dengan kuliah, band, skateboard, fitnes, bermain bola, dan acara-acara undangan untuk Sky Band. Oleh karena itu Ia tidak protes dan selalu memberikan jadwal rutinnya pada Vega agar bisa dicocokkan untuk menjalin komunikasi.

Yuki muncul membuat Stefan tercengang sekarang. Yuki memakai pakaian pengantin khas India berwarna mirabella campuran bordir warna emas dan sebuah selendang penutup kepala membuat Stefan menggigit ujung gagang kacamatanya. Gemerincing bunyi gelang kaki terdengar jelas ditelinga karena kesenyapan yang mendadak timbul. Semua mengamati Yuki yang begitu profesional dibidangnya makin membuat Stefan tak kuasa bertarung dengan jantungnya yang berdegup kencang sekarang. Yuki terlihat seperti boneka india dengan pakaian yang indah dan ekspresi wajah yang membuatnya sulit bernafas karena terkesima.

"India Barbie doll" Ucap Vega melirik Stefan yang terpana dan tanggapannya hanya mengangguk tak sadar belum juga melepas pandangannya dari Yuki. Yuki berjalan lalu melakukan pose mengangkat sedikit roknya dan menghentakkan pelan satu kakinya 3 kali hingga gelang kakinya berbunyi. Ia berdiri dengan menutup wajahnya lalu melepasnya membuat wajah Stefan hampir terjatuh dari topangan dagunya. Ia baru melihat Yuki live diatas panggung catwalk yang sangat mempesonakannya meskipun hanya beberapa menit. Ia tampil sebagai penutup membuat semua model kembali berjalan diatas panggung dengan bertepuk tangan sambil memunculkan sang Designer. Mereka tersenyum menghargai tepuk tangan tersebut dan sebagai bentuk penghormatan Yuki memberi bunga kepada Designer. Semua bertepuk tangan dan tentu saja Yuki kembali menjadi bahan media.

Stefan dan Yuki tampak tergesa-gesa menutupi wajah mereka untuk menghindari kejaran wartawan yang menemukan Yuki menggandeng seorang cowok. Wartawan terus mengejar mereka hingga sampai basement tempat mobil mereka terparkir.

Mereka langsung masuk kedalam mobil dan sembunyi dari kejaran wartawan sampai wartawan pergi membuat mereka bernafas lega "Gila ya, mereka kejar kita nyampe basement. Demi apaaaa...... capek banget" Keluh Yuki menghela nafas panjang. "Tapi Bi, mereka liat aku gak ya? So scary you know, kalo tampang aku sama kamu masuk majalah" Pikir Yuki mulai panik "Kayaknya aku harus klarifikasi deh," Cetusnya kemudian.

"Lebih bagus besok tanya Vega aja dulu"

"Iya deh," Kata Yuki sembari mengambil sesuatu dibalik bokongnya "My Mickey Mouse.... How poor you are, kegencet bokong seksi Mama" Yuki mengelus boneka Mickey Mouse yang tak sengaja didudukkannya. Ia memeluk dan mengecup boneka pemberian Stefan dengan sayang. Stefan melihat hal itu malah tersenyum dan mengelus rambut Yuki masih berkepang besar dan poninya yang hilang.

"We are going to you're home baby?" Tanya Stefan

"Of course, because I'm so... so... so... tired"

"Ya udah, tidur dulu. Nanti sampe rumah aku bangunin"

"Baiknya my baby... Oke deh,"

Stefan mendekatkan diri untuk mencium kening Yuki "I love you... and you know, you're my India Barbie doll. Tadi cantik banget pake baju Indianya, aku suka" Pujinya tulus

"Thank you," Balas Yuki senang dan Stefan membalas dengan tersenyum.

Mobil mereka pergi menyusuri jalanan yang kini semakin ramai karena orang sibuk mencari hiburan dunia malam. Yuki tampak lelah dan akhirnya tertidur di kursi penumpang sambil memeluk boneka pemberian Stefan. Stefan menunggu traffic light sambil mendengarkan mp3. Ia melirik Yuki yang tertidur nyenyak disampingnya.

"So tired, sampe tidur nyenyak kayak gini" Tuturnya mengelus rambut Yuki.

Akhirnya mereka sampai didepan rumah Yuki yang tampak sepi. Stefan melihat Yuki yang tertidur beralih mengambil ponsel dan menelepon seseorang.

"Halo, Tante. Ini aku Stefan, iya udah sampe dirumah. Buka pintunya ya Tan, Yuki ketiduran.... Jangan, kasian baru kerja tadi. Iya... ada callingan mendadak, aku tunggu didepan ya Tan," Stefan menutup ponselnya.

Ia melihat ke samping dimana Yuki masih tertidur, "I love you," Ucapnya tapi Yuki tidak menjawab apapun. Stefan membelai wajah Yuki lalu tersenyum dan kemudian membuka pintu mobil saat melihat Mama Yuki sudah ada di depan rumah. Stefan membuka pintu mobil dan menggendong Yuki menuju pintu rumah.

"Makasih ya sayang"

"Sama-sama Tante. Oh iya, di mobil ada barang Yuki yang ketinggalan. Stefan bisa minta tolong Tante?"

"Iya Tante ambil, kamu langsung ke kamar Yuki aja"

"Makasih Tante" Stefan langsung masuk kerumah menuju kamar Yuki. Begitu sampai kamar, ternyata lampu kamar telah menyala sehingga memudahkan Stefan masuk dan membaringkan Yuki diatas tempat tidur. Tak lupa Stefan melepas sepatu Yuki dan menyelimutinya pelan. Ia mengelus wajah Yuki yang terlihat nyaman berada dikamar lalu mengecup bibir serta keningnya sambil mengucapkan selamat malam "Sweet dream baby, I love you so much" Tuturnya merapikan selimut Yuki sebentar lalu meninggalkannya.

Stefan pamit untuk pulang kepada Bella, Mama Yuki "Aku pamit ya Tan"

"Iya, makasih ya mau antarin Yuki sampai rumah, Stefan."

"Sudah tugasku menjadi pacar terbaik Yuki, Tante. Jangan berterimakasih begitu Tan... Aku ikhlas kok,"

"Iya Tante tau, kamu memang anak dan calon menantu yang baik, Stef. Makasih ya, telah mencintai Yuki dan terus ada disampingnya sampai sekarang"

"Sama-sama Tante, aku pulang"

"Iya, salam buat Mama kamu"

"Baik Tante"

=00=


NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang