Chapter 32 - Penghuni Medusa

Start from the beginning
                                    

.

.

Mata salah satu Pangeran Jung memancar sorot tidak suka pada interaksi intim antara sang kaisar dan Pangeran Kim yang dia tahu sengaja ditunjukkan kepada semua orang yang sekarang saling melirik penuh arti untuk menegaskan secara tersirat apa kedudukan pangeran pemilik Ares itu dimata sang Kaisar Apollo. "Apa kau siap menerima permaisuri baru yang akan menggantikan Lee Saera, Chwang?"tanya Chansung dengan suara lirih.

"Kita tidak bisa meramalkan sesuatu yang belum terjadi, Chan! Lagipula kalau pun itu akan terjadi, jalan Pangeran Jaejoong masih sangatlah panjang! Aku yakin sekali ibunda tidak akan membiarkan semua ini terjadi begitu saja!"sahut Changmin datar saat melihat bagaimana hyung-nya mencium pipi Pangeran Jaejoong yang sontak tersenyum tipis sebelum keduanya menghilang ke balik pintu istana Ares.

Jung Chansung diam sesaat sebelum mulai menyeringai licik,"Kau benar sekali, saudaraku. Kita akan mengikuti arah angin yang bertiup dan bersiap sebelum badai itu tiba!" dan siapa pun yang bisa melewati badai itu yang akan memiliki Apollo.

.

.

"Jaejoong memang sangat cerdik dan mengerikan! Aku tidak bisa membayangkan seperti apa Arthemis jika dongsaeng-mu itu yang menjadi Permaisuri! Dia bahkan dengan mudah bisa mengendalikan setiap keputusan Kaisar Jung yang terkenal kejam itu!"

Sang daegun tertawa kecil mendengar komentar lirih dari Pangeran Park yang bernada antara kesal dan kagum itu. Apa yang baru ditunjukkan adiknya ditengah halaman luas Ares yang dipenuhi puluhan penghuni istana dalam itu memang sangat mengesankan sekaligus membutuhkan keberanian. Dengan beberapa ucapan saja, Jaejoong mampu memojokkan seorang permaisuri yang terkenal licik. Menghancurkan semua kesombongan yeoja penguasa istana dalam itu hingga sekarang Lee Saera tampak begitu terpuruk karena semua kekuasaan dan orang kepercayaannya hilang dalam sekejab.

"Kau akan lihat bagaimana adikku itu akan mendapatkan semua keinginannya dengan mudah meski untuk itu, dia harus membuat orang-orang disekitarnya berlumuran darah!" sang daegun tidak mampu menyembunyikan nada bangga dalam suaranya. Jaejoong memang tidak akan pernah mundur jika sudah memiliki tekad dan tujuan yang harus dicapainya.

Park Yoochun menghela nafas pelan, dengan mudah dia membaca arti dari ucapan sang daegun yang mulai berjalan pelan menghampiri kedua Pangeran Jung yang sedang tertawa kecil melihat Permaisuri Lee harus dipapah untuk kembali ke Hestia. "Seperti mengorbankan dayang muda yang melayaninya itu?"tanya Yoochun dengan suara sinis.

"Kwon Boa dan Kim Yoona bahkan akan menembus api demi keinginan pangeran kesayangan mereka itu! Tujuan hidup mereka memang hanya untuk adikku!"sahut sang daegun acuh. Selama Jaejoong bahagia dan tahta Arthemis menjadi miliknya, dia tidak peduli berapa banyak darah yang akan tumpah.

Hati Yoochun sebenarnya tidak bisa menerima semua rencana dingin sepupunya, namun sebagai jenderal perang Arthemis, dia juga mengerti untuk mencapai tempat tertinggi memang harus banyak yang dikorbankan. "Aku tidak berani membayangkan Apollo di masa depan. Seorang kaisar bengis saja telah membuat kerajaan matahari ini begitu ditakuti, ditambah lagi dengan seorang permaisuri licik...."

.

.

PAVILLIUN MEDUSA

"Apa benar semua yang kau katakan itu Seulgie?"

Didepan cermin besar dikamar yang menguarkan aroma bunga itu tampak duduk seorang yeoja cantik bertubuh kecil dalam balutan hanbok kuning pucat sedang membubuhkan sedikit pewarna merah muda dipipinya sedangkan beberapa dayang sedang menata rambut panjangnya.

Dayang muda itu bisa melihat sorot tak percaya dari sepasang mata Selir Ming yang sudah menjadi majikannya selama beberapa tahun sejak yeoja yang awalnya seorang pelayan itu diangkat menjadi selir. "Hamba melihat dengan dengan mata hamba sendiri. Semua orang juga sedang membicarakan apa yang baru saja terjadi di Ares. Hari ini Permaisuri Lee benar-benar dipermalukan didepan semua penghuni istana dalam!"

"Tampaknya Pangeran Kim belum tahu dengan siapa dia akan berhadapan! Aku adalah selir kesayangan Yang Mulia Kaisar dan kalian lihat saja, tidak akan ada yang bisa mengambil tempatku dari sisi sang kaisar!" senyum penuh percaya diri terulas dibibir merah Selir Ming yang sangat yakin jika Kaisar Jung akan selalu memilihnya.

Dalam hati Seulgie mulai meragukan apa yang diucapkan Selir Ming karena dia sudah melihat sendiri seperti apa sosok Pangeran Kim yang bisa dengan mudah mempengaruhi sang kaisar untuk mendapatkan semua keinginannya. "Hamba lihat Yang Mulia Kaisar memperlakukan Pangeran Kim dengan begitu lembut dan penuh perhatian. Apa yang akan anda lakukan sekarang, Selir Ming?"tanya pelan.

"Aku akan menemui kaisar malam ini!"jawab Selir Ming langsung.

"Bagaimana jika sang kaisar menolak menemui anda lagi?" bukan tanpa alasan Seulgie menanyakan hal itu karena selama 3 bulan ini Kaisar Jung memang masih mau menerima kedatangan Selir Ming ke istana pribadinya namun Kaisar Apollo itu tidak pernah lagi menginjakkan kakinya untuk mengunjungi pavilliun Medusa.

Tangan Selir Ming yang berkuku panjang terkepal erat untuk menyembunyikan rasa marah yang bersemanyam dalam dadanya selama 3 bulan ini karena sang kaisar menolak segala bentuk sentuhan dan perhatiannya, apalagi Kaisar Jung malah membangun istana semegah Ares untuk seorang pangeran yang sepertinya ingin merebut semua yang dimilikinya. Posisi sebagai selir ini didapatkannya dengan mengorbankan banyak hal dan Ming Ye akan mempertahankannya dengan segala cara!

"Aku akan menggunakan senjata andalanku seperti biasa. Airmataku akan selalu membuat sang kaisar luluh dan kembali ke dalam pelukanku!"

.

.

.

TBC~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~    

Note Author : Just in love to Wen Ke Xing 😍😍😍 membayangkan dia mirip dengan Pangeran Kembar 💃

APOLLO AND ARTHEMISWhere stories live. Discover now