"Elo gak apa-apa?" Tanya Joy membuyarkan seluruh kelumpuhan Yuki dan tersentak menjauh berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

"It's oke" Jawab Yuki kemudian sekaligus meyakinkan orang-orang yang kuatir didepannya.

Joy menghembuskan nafas lega "Baguslah.... harus fokus sekaligus hati-hati. Itu adalah hal yang penting karena kesuksesan berjalan di catwalk bermula dari langkah kaki. Kalo elo belum mahir, situasi seperti tadi akan terjadi. Jadi usahakan untuk fokus karena semakin tinggi heels semakin tinggi resikonya. Mengerti Yuki?" Tutur Joy dan Yuki mengangguk mengerti meskipun masih mengendalikan diri dari shock terapi.

"Elo harus bisa meresapi jiwa dari apa yang elo pakai untuk ditampilkan. Jadilah model yang profesional dengan membuat apa yang elo pakai jadi pusat perhatian sekitar elo"

"Oke, maaf"

"Huuffft... hampir aja copot jantungku. Kalau kamu sempat jatuh, kita semua bisa mati ditempat. Semua udah hampir sempurna Yuki, jadi kamu harus hati-hati"

"Iya Shain"

"Iya Ki, elo gak boleh lecet sedikitpun. Sedikit elo lecet, habis kita" Imbuh Vega

"Tenang aja Ga, gue bakal hati-hati. Kalian harus percaya sama gue"

"Iya" Balas Vega, Ivan dan Shain serentak membuat Yuki meringis lucu.

Yuki mempersiapkan diri dan berjalan lagi dengan fokus meski sedikit hati-hati. Beberapa kali mengulang catwalk, akhirnya Yuki berhasil juga berjalan dengan lancar sesuai perintah dan arahan Joy.

"Awesome! Good Job Yuki," Ivan bangga dan bertepuk tangan riuh atas kesuksesan Yuki yang berjalan dengan hak 12 centi terkecuali Joy yang masih santai dengan gaya coolnya membuat Yuki mengulum senyum sejenak.

"Makasih, kalo gitu gue bisa pergi kan?" Tanya Yuki semangat

Joy sengaja mengulur waktu membuat bibir Yuki mengerucut sebal. Saat melihat hal itu, Joy tersenyum dan mengangguk membuat Yuki senang bukan kepalang. Ia langsung melepas sepatu pump shoes dan menghampiri Joy "Thank you Joy charming" Seru Yuki memeluknya erat dan ditanggapi biasa oleh Ivan, Shain dan Vega. Mereka tak begitu terkejut karena semenjak Joy menyelamatkan Yuki dari percobaan perkosaan, mereka sangat dekat satu sama lain dan Joy mulai perduli apapun yang menyangkut Yuki. Joy berusaha menjadi pelindung yang baik bagi Yuki bahkan rela merubah emosinya agar Yuki bisa diawasi dengan maksimal.

"Ya, hati-hati" Balas Joy setelah melepas rasa kagetnya dan tersenyum lembut. Yuki bahagia melihat senyuman itu apalagi elusan tangan Joy dikepalanya.

Begitu Yuki mendapat ijin, Ia langsung mengambil tas selempang dan memakai sepatu sneaker heels putih pemberian Joy. Ia menghampiri Joy lagi untuk menilai penampilannya hari ini. Yuki memakai celana kodok diatas lutut dipadu dengan kaos putih dan jam tangan trendy warna biru sesuai dengan selempang jeans yang dipakai. Bando hitam kecil tersemat di kepala menampilkan rambut lembutnya yang tergerai.

"Oke, lo boleh pergi" Tutur Joy

"Anterin...." Pinta Yuki membuat semua menghela nafas serentak kecuali Shain. Berhubung dia sedang menganggur karena Joy akan melakukan meeting sama Ivan dan Vega.

"Oke," Shain mengendikkan kedua bahunya "Aku pergi" Imbuhnya kemudian

"Thanks my white guy, yuk!" Ajak Yuki semangat menarik tangan Shain "Bye Joy" Yuki pamit dan mengikuti Shain, supirnya hari ini. Joy hanya tersenyum memandang Yuki yang berlalu dari pandangannya. Vega bingung dengan hal itu apalagi Joy yang tumben meletakkan dua tangannya disaku celana ponggol. Hal yang aneh tak pernah dilihat Vega sebelumnya.

"Dasar cewek SMA, suka seenaknya" Gerutu Ivan begitu Yuki pergi

"Tapi Yuki beda kali, dia itu emang begitu sifatnya gak dibuat-buat" Balas Vega membela Yuki yang kini sudah dianggap seperti adiknya sendiri.

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now