Chapter 30 - Kejatuhan Permaisuri Lee

Mulai dari awal
                                    

"Jika Yang Mulia tidak datang, mungkin saat ini aku sudah terkapar tak bernyawa!"tutur Jaejoong pelan seraya menarik lengan bajunya keatas untuk menunjukkan memar dilengannya pada Yunho yang sontak meraih tangan ramping itu dan mengelusnya lembut meski ekspresi kaisar tampan itu terlihat begitu mengerikan.

Sepasang mata tajam Kaisar Jung menggelap penuh dendam saat mendengar penuturan Jaejoong dan melihat memar yang sudah menodai kulit putih kedua lengan namja cantik yang begitu dikasihinya ini. Keputusan yang akan diambilnya mungkin memang terlalu berlebihan tapi ini akan menjadi pelajaran bagi semua pengawal istana atau siapa saja untuk tidak pernah menyentuh Pangeran Kim jika masih ingin menghirup nafas kehidupan.

"Pengawal! Tangkap dan penggal kedua pengawal Permaisuri Lee yang sudah berani melukai tangan Pangeran Kim!" dengan dingin dan tanpa ragu Yunho yang masih menggenggam tangan Jaejoong menjatuhkan hukuman mengerikan yang membuat semua orang yang mendengarnya sontak terkesiap.

Sudut bibir Jaejoong berkedut kecil, ini memang yang diharapkannya dari sang kaisar yang sedang menatapnya dengan sorot lembut. "Licik sekali, nae sarang!" suara berat itu terdengar begitu pelan namun mampu membuat Jaejoong merasakan sebuah keyakinan jika sang kaisar sedang melakukan pembuktian padanya.

"Yang Mulia ampuni kami! Yang Mulia...Yang Mulia....Kami hanya mengikuti perintah permaisuri! Ampuni kami! Kami tidak ingin mati! Pangeran Kim, ampuni kami! Jangan biarkan kami dipenggal!" jeritan permohonan ampun dari kedua pengawal yang langsung berlutut dan sekarang diseret paksa oleh sejumlah pengawal kaisar itu diabaikan sepenuhnya oleh Jung Yunho yang memilih berjalan menghampiri sang permaisuri yang pucat pasi.

"Hukuman cambuk? Mengusir Pangeran Kim dari istana Ares? Apa maksud semua ini, Permaisuri Lee? Jelaskan padaku!"murka sang kaisar dengan mata yang mengobarkan api saat melayangkan tatapan membunuh pada sang permaisuri yang sudah pucat pasi meski yeoja itu dengan keras kepala masih menatap Jaejoong dengan sorot mata penuh kebencian.

Rasa takut membuat Lee Saera meremas erat rok hanboknya, tidak pernah sekalipun sebelumnya sang kaisar membentak dirinya didepan umum hanya demi membela seseorang. Permaisuri Lee bisa melihat jika sang kaisar sekarang menatapnya dengan begitu dingin dan penuh kebencian sedangkan Pangeran Arthemis yang ternyata sangat licik itu berdiri disana dengan senyum kecil seperti mengejeknya yang sedang tersudut.

Permaisuri Lee tiba-tiba merasa dirinya sedang berdiri diujung tebing yang terjal dan bisa jatuh kapan saja. 'Aku tidak boleh kalah dari Pangeran Arthemis karena itu akan membuat kedudukanku sebagai penguasa istana dalam terancam! Aku adalah Permaisuri Jung dan Apollo adalah milikku!' dengan mengumpulkan semua keberaniannya, Lee Saera membalas tatapan tajam sang kaisar sebelum mulai berujar dengan nada tinggi yang arogan.

"Pangeran Kim melawan perintahku untuk menghadap ke Hestia! Dia juga dengan lancang sudah menghinaku dihadapan semua selir. Dia bahkan dengan sombong mengatakan jika Ares adalah istana yang anda bangun untuknya, Yang Mulia! Bukankah itu semua hanya bualan? Apa salah aku menghukum seorang pembohong yang dengan sangat kurang ajar berani mengusir seorang permaisuri?" tangan Lee Saera terkepal erat sedangkan matanya yang sipit menatap Jaejoong dengan sorot meremehkan!

Wajah Yunho menggelap seiring setiap kata yang keluar dari mulut tajam Lee Saera. Dengan kesal dicengkramnya tangan kurus yeoja yang sudah 7 tahun menjadi istrinya karena keadaan yang dipaksakan itu. "Kau dengan lancang memerintahkan pengawal untuk mencambuk Pangeran Kim yang merupakan tamu kehormatan Apollo hanya karena dia menolak untuk menghadapmu?"desis Yunho tajam dengan rahang mengeras.

"Aku punya hak melakukan itu, Yang Mulia! Istana dalam adalah tempat kekuasaanku dan semua orang harus menuruti perintahku!"sahut Permaisuri Lee dengan nada angkuh dan sepertinya lupa pada situasi dirinya yang sedang terpojok.

APOLLO AND ARTHEMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang