Ulang Tahun Sekolah - Harmonize

5.6K 414 31
                                    


The Day...

Ulang Tahun Sekolah Musik Purwasandika sudah dipenuhi oleh manusia. Tak banyak, undangan hanya disebar tak lebih dari 500 undangan. Yang hadir hanya beberapa produser musik yang bekerjasama dengan Sekolah, Orchestra Team Purwasandika, orang tua murid dan semua anggota yayasan Sekolah termasuk Purwasandika Aksara sendiri yang merupakan sang maestro dan pemilik Sekolah Musik ini.

Panggung megah yang sudah dipersiapkan satu bulan lepas berdiri begitu kokoh. Mengundang decak kagum dari para undangan yang datang.

Para murid yang menjadi penampil berkumpul di backstage. Mereka sudah di briefing sebelumnya. Bahkan acara gladi resik kemarin berjalan begitu lancar.

"Ya ampun ayah. Megah banget sih?" Jesika tak berhenti mengamati setiap sudut panggung.

"Namanya juga acara besar bund." Ucap Cakra sembari sibuk mengutak-atik kamera DSLR-nya. Malam ini dia tak ingin kehilangan momen luar biasa yang akan dialami oleh Prilly, putri semata wayangnya. Dan sebagai ayah yang baik, Cakra akan mengabadikan momen membahagiakan ini.

Jesika sibuk menata tatanan rambutnya yang ia gerai dengan lengkungan keluar di bagian bawah rambutnya. Saat wajahnya terangkat, netranya menangkap sosok yang begitu ia kenal berdiri tak jauh dari mereka. "Yah... itukan Hito, ya? Kok gendong anak kecil? Lucu banget." Tangannya menoel pundak Cakra, kemudian teracung, mengarah pada sosok pria di depannya.

Cakra tak peduli ia masih asyik mengotak-atik kameranya.

"Bunda... Ayah..." sapa Hito saat dirinya sudah berada di dekat kedua orang tua Prilly itu.

"Ya ampun. Siapa ini cantik banget." Jesika mengelus pipi Keyla yang chubby. Bocah kecil itu hanya tersenyum lucu.

Keyla adalah bocah kecil yang pintar. Dia gampang bergaul dengan orang, mungkin nanti jika dewasa Keyla akan bisa mempunyai banyak teman karena kesupelannya.

Hito sempat kaget dibuatnya, tapi tak bisa dipungkiri juga jika ia senang Keyla tak takut padanya. Bahkan saat Hito meminta Keyla untuk memanggilnya Papa, Keyla menurut. Meski ia masih belum tau jika Hito adalah papa kandungnya.

"Namanya Keyla, bun. Anak Hito." Jesika dan Cakra saling tatap ragu. Mereka belum tahu kenyataan yang sebenarnya.

Jesika kemudian tersenyum kikuk, dan langsung memecah awkward moment yang baru saja terjadi di antara mereka.

"Halo Keyla. Sama oma mau ya?"

"Oma..." Keyla tersenyum lucu. Jesika meraih Keyla dan memangku bocah cantik itu.

Suara dengungan dari arah panggung menarik perhatian mereka. Lampu yang semula temaran kini benar-benar mati. Keyla sempat takut dibuatnya hingga ia memilih bersembunyi didekapan Jesika.

Blap... blap... blap...

Satu persatu lampu diatas kepala para undangan menyala, menyorot langsung ke arah panggung.

Dua orang wanita cantik berdiri di sisi kanan dan kiri panggung. Seorang diantara mereka berdiri dan memegang biola elektrik miliknya. Sementara yang satu duduk dengan Cello berada di cela kakinya di sisi kiri panggung.

Merekalah Yuki dan Prilly. Gaun hitam bertabur bunga yang dipakai Prilly membuatnya terkesan elegan dan cantik. Sementara Yuki dengan gaun hitam dengan aksen warna putih di bagian depan dadanya dan merah dibagian pinggang juga tak kalah menawan.

Hito sempat terpana dibuatnya. Hampir saja dia jatuh cinta jika otaknya tak memikirkan Al yang merupakan kekasih Yuki.

 Hampir saja dia jatuh cinta jika otaknya tak memikirkan Al yang merupakan kekasih Yuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARMONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang