Serendipity

5K 437 31
                                    


Aku menunggu dengan sabar,

Di atas sini, melayang-layang

Tergoyang angin, menantikan tubuh itu,

Aku ingin berdua denganmu

Di antara daun gugur

Aku ingin berdua denganmu

Tapi aku hanya melihat keresahanmu

Resah - Payung Teduh

******

Tak ada yang pernah bisa mengalahkan sabarnya menunggu saat kamu sedang jatuh cinta, selama apapun, semenyakitkan gimanapun, cinta akan selalu membawamu menuju suatu tempat yang sering disebut harapan dan masa depan.

Al mematung di tempatnya, saat melihat Yuki seperti orang kelimpungan, berkali-kali, gadis itu hanya bisa menggaruk tengkuknya, dan sesekali menatap ke arah lain, menghindari tatapan tajam milik Al yang entah mengapa tetiba membuat Yuki merasa resah.

Ia takut Al akan salah paham dengan kejadian yang baru saja ia alami.

Takut? Dalam hati Yuki meringis, harusnya ia bersyukur, dengan begitu Al tak akan berani mendekatinya lagi.

Yuki membalik tubuhnya hendak meninggalkan tempat itu, tapi kilat yang tiba-tiba datang membuat gadis itu memejamkan mata, dan menutup telinga.

Gemelegar suara petir membuat dada Yuki bergemuruh, kalo ia tak segera pergi, hujan akan dengan berutal membuat langkahnya terhenti, karena ya Yuki hanya membawa sepeda motor, dan berkendara saat hujan adalah hal yang paling tidak disukai Yuki.

Al masih setia dengan posisinya, pandangannya tak lepas dari gadis di hadapannya, ingin sekali ia menghampiri gadis Itu dan ingin membawanya kedalam pelukan, saat tiba-tiba petir membuat gadis itu terlihat ketakutan.

Ah ya, Yuki pernah bilang jika ia takut dengan suara mengerikan itu.

Yuki mengigit bibir bawah bagian dalamnya, ia gamang, hujan tetiba meluruh, membuatnya harus tetap berdiri sendu di tempatnya.

Al yang melihat keresahan di wajah Yuki, langsung menghampiri Yuki

Sampai akhirnya, mata Yuki menangkap sosok pemuda dengan seorang gadis yang berjalan tergopoh dengan menggendong seorang gadis yang sangat ia kenali.

"PRILLY!" Yuki memutar melewati lorong sekolah dengan sedikit berlari, Al pun akhirnya mengikuti.

Disana, Prilly digendong oleh Boy dengan Nikita di sampingnya, tak didapati Ali ada disana, mungkin pemuda itu sudah pergi.

"Boy, kenapa sama Prilly?" Yuki dengan cemas, melihat keadaan Prilly, gadis itu tubuhnua pucat pasi, dengan rambut dan baju seragam yang basah kuyup.

"Gue gak tau pasti kenapa, pas gue mau balik, gue lihat ni anak udah ngegeletak di tengah hujan sana." Boy menunjukkan arah dengan dagunya.

Yuki tercekat, mungkinkah?

"Al, bilang sama sodara sok ganteng loe itu, jadi cowok itu yanh gentle, jangan jadi pengecut yang cuma bisa menyakiti perasaan orang!" Yuki menatap nyalang ke arah Al yang tak mengerti apa-apa.

Boy dan Niki saling tatap, ada perasaan tak enak menggelayuti fikiran Niki, mungkinkah Ali melihat semuanya? Saat dia bersama Boy tadi? Niki memgembuskan nafas panjang.

"Udah, Prilly biar jadi urusan gue sama Niki, gue yang bakalan nganter Prilly pulang," Boy mengangkat tubuh Prilly yang hampir melorot, untung saja, Prillh memiliki berat badan yang tak terlalu berisi.

HARMONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang