Taruhan

6.1K 521 22
                                    

Prilly sedang terburu-buru pagi ini, waktu sudah menunjukkan pukul 6.30, yang berarti dia pasti akan terlambat pergi sekolah.

"Prilly ! Changkkamannyo!!! Kamu dianter ayah! Mobilnya mau bunda pake, hari ini ada arisan di rumah Jeng Anna!" Mama Prilly meninggikan nada suaranya saat didapati anak semata wayangnya baru saja berlari setelah mencium pipinya.

"Iyah bundaku yang cantik" Prilly tersenyum ke arah bundanya, kemudian berlari menuju teras, disana Cakra sudah menunggu di dalam mobil.

"Brangkat yah!" Semangat Prilly membuat Cakra tersenyum dan mengelus puncak kepala anaknya dengan sayang.

Prilly segera berlari sesaat setelah keluar dari mobil Cakra, tapi langkahnya terhenti saat di dapati banyak murid berkumpul di depan mading.

Rasa penasaran Prilly bangkit, membuatnya ikut melihat apa yang sedang dilihat oleh mereka.

"Prilly ! Elo telat ya?" Yuki yang baru saja keluar dari gerombolan anak manusia itu menghampiri Prilly,

"Ada apaan sih Ki?" Tampang penasaran Prilly membuat Yuki terkikik geli,

"Kepo banget loe jadi orang"

"Gue tanya bener-bener loe ini! Jangan buat jurus andalan gue keluar ya biar elo ga berkutik sama gue" Prilly megacungkan jari telunjuknya ke arah Yuki sambil mendelik sebal,

"Santai mbak sist, gak usah sensitif gitu lah! Lagi PMS ye loe?"

"YUKI ih!!" Prilly menghentakkan kakinya kasar karena merasa dipermainkan, membuat Yuki nyengir seketika,

"Itu loh, bulan depan SMPursand mau ngadain music battle"

"Buat?"

"Buat seru-seruan aja, kayak semacam tradisi gitu mungkin ya, Eh tapi yang menang hadiahnya keren banget!" Ucap Yuki antusias

"Apa tu? Uang jutaan rupiah?"

"Duit aja di pikiran lo!" Yuki menarik nafas sejenak, membiarkan hidungnya terisi udara yang lebih melegakan "Hadiahnya bisa ikut berpartisipasti di ulang tahun SMPursand tanpa audisi" ucapnya lagi,

"SUMPAH DEMI APAAAA! Yuki kita kudu ikut dan kudu menang! Gue yakin di sana juga bakalan ada Purwasandika Aksara, kalau kita bisa nunjukin kemampuan kita, kita bisa ikut jadi teamnya dia! Wooww, it's awesome!!" Prilly berkata dengan antusias tinggi, membuat murid lain memandangnya dengan ekspresi mengejek, sedang Yuki hanya bisa mengangguk kaku, malu dengan sikap Prilly yang kelewat histeris.

"Jangan ngimpi !!" Suara dari belakang dua gadis itu membuat mereka menoleh, dan mendapati Ali dan Al yang tengah berdiri dengan kerennya di belakang mereka.

"APA MAKSUD LOE!" sembur Prilly

"Elo berdua gak mungkin bisa menang, kalau kita ikut" kata Ali dengan nada mengejek, sedang Al masih setia dengan kebekuannya,

"Songong banget loe! Sok bisa banget! Kita lihat aja nanti siapa yang bakalan bisa jadi juara 1" Prilly menyembik sambil melipat kedua tangannya di dada,

"Berani taruhan loe!" Ali menatap tajam ke arah Prilly, tatapan perang yang selalu di berikan Ali hanya kepada Yuki dan Prilly

"Siapa takut! Kalau gue menang elo berdua jadi kacung kita" Prilly menjawab mantap membuat Yuki terbelalak dan siswa lain menjerit histeris,

"Oke, kalau kalian kalah, siap-siap menderita" ucap Ali sarkatis, Al hanya bisa memutar bola matanya jengah, sedang Yuki menarik Prilly untuk segera menjauh.

"Elo GILA Prilly" Yuki yang biasanya bersikap tenang terlihat kacau, genderang perang yang ditabuhkan Prilly akan menjadi dampak yang buruk untuk kesejahteraan mereka selama belajar di sekolah ini,

"Loe lupa siapa mereka? Mereka itu Duo D Prilly, idol yang sekarang ini jadi trending topic di Pursand karena mereka mau rilis single baru dalam waktu dekat ini, cari mati loe! Akh gak mungkin kita menang!"

"YA AMPUN YUKI ! GUE LUPA! Mampus! Tapi udah terlanjur gimana donk?" Prilly menggigit kukunya, panik.

"Gak tau" Yuki meluruhkan pundaknya,

"Eh! Yang nilai kan guru, bukan murid, jadi kita masih punya kesempatan buat menang Yuki!!" Prilly menjentikkan jarinya girang, sedang Yuki langsung tersenyum seketika, setuju dengan pendapat Prilly.

Di tempat lain, Ali terlihat sedikit geram, sejak pertemuannya dengan dua cewek kuper tadi membuat Ali uring-uringan.

Entah kenapa, melihat Yuki terutama Prilly yang selalu berteriak ke arahnya membuatnya langsung bad mood seketika.

"Kita kudu menang Al, gue gak mau dikalahin sama cewek kuper itu" Ali menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang musik, membuat Al hanya bisa menarik nafas dan menghembuskannya pelan.

"Kita harus cari lagu yang aransemennya kuat, yang bisa nunjukin kalau kita ini gak cuma modal tampang" Ali berbicara mantap sambil menggerak-gerakkan tangannya,

"Terserah elo aja lah Li, gue ngikut" Al beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Ali seorang diri di ruang musik.

Ali dan AL memiliki kepribadian yang berbeda meskipun mereka terlahir dari rahim yang sama.

Ali adalah kopi an dari sang ayah, seorang prefeksionis yang ambisius dan sedikit angkuh, sedang AL adalah gambaran dari bundanya yang introvert dan selalu bersikap tenang dalam menanggapi sesuatu.

Al berjalan tanpa memperhatikan arah, hingga langkahnya terhenti saat tubuhnya tanpa sengaja menabrak seseorang.

"Aduhh, sorry banget gue gak sengaja" suara perempuan itu membuat Al menengadahkan kepalanya yang tertunduk.

Saat itu, manik coklatnya bersiborok dengan manik coklat milik Yuki.

Sesaat mereka terdiam, sibuk dengan keindahan yang saat ini ada di depan mata mereka.

Al merasakan sesuatu yang bergemuruh di dalam hatinya, ingatannya melayang ke masa tiga tahun yang lalu. Masa dimana dia bertemu dengan seorang gadis yang mampu menyedot perhatiannya pada pertemuan yang pertama.

"Hei, AL.. are you okay?" Ucap Yuki saat mendapati Al yang mematung di hadapannya.

"Owh, I am okay, sorry gue tadi jalannya nunduk gak liat kalau ada orang" Ucap Al terbata di awal kalimatnya

"Hmm, kalau gitu gue permisi" Yuki meninggalkan Al yang masih setia di posisinya dengan sorot mata yang susah di artikan.

Suara dering telfon di saku Yuki membuatnya berhenti sejenak, kemudian mengambilnya dan menggeser tombol berwarna hijau.

"Mama, keyla annen mama" suara gadis kecil disebrang sana membuat Yuki tersenyum,

"Sama sayang" Yuki sengaja tidak menyebut "mama kangen juga" karena saat ini dia sedang berada di tempat yang cukup banyak murid yang sedang beristirahat.

"Mama apan ulang?"

"Nanti ya, tunggu libur, gak lama kok, kamu jangan nakal ya sayang"

"Huum, I lop you ma" suara laki-laki di sebrang sana yang diikuti Keyla membuat Yuki terkikik geli,

"I love you too"
Yuki melanjutkan langkahnya menuju ke ruang kelas.

Al, saat mendengar dering telfon Yuki tak beranjak dari tempatnya, dia sengaja menguping apa yang di bicarakan Yuki oleh seseorang disebrang sana, dan raut wajahnya berubah sendu saat mendengar 3 kata terakhir Yuki.

*****

Makasih banget buat kalian yang masih setia sama story gak jelas ini, meskipun aku juga rada nyesek karena kalau dilihat viewernya itu lumayan banyak tapi yang vote cuma beberapa. Tapi aku juga gak maksa kalian kok, kalau suka silahkan vote dan comment kalau enggak ya baca aja gakpapa *menampilkan wajah sendu

Terimakasih,

HARMONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang