Kunjungan tak Terduga

5.6K 451 20
                                    

Apa yang lebih buruk dari masa lalu?

Masa lalu, akan selalu jadi momok mengerikan untuk setiap manusia di seluruh dunia, katakan 'tidak' jika kalian memiliki masa lalu yang tak menghantui kalian.

Yuki Sarasvati Hadyn, adalah seonggok manusia hina yang memiliki masa lalu yang hingga saat ini menghantui hidupnya, bahkan membuatnya harus rela menelan pil pahit jika dia berani membuka hati untuk mereka yang ingin memiliki hatinya.

Siapa sangka gadis berwajah ayu yang masih berusia 19 tahun itu harus menghabiskan masa remajanya untuk meratapi masa lalu.

Gedoran pintu di depan sana membuat Yuki mau tak mau membuka matanya, dia melirik sekilas jam di dinding kamarnya,

Jam 09.00, masih pagi, dan tak mungkin jika yang datang adalah Prilly, karena gadis itu tak akan meninggalkan kelas sekarang.

Sisa-sia hujan menimbulkan titik-titik embun di jendela kamarnya dan bau petrikor membuat gadis itu merasa tenang, karena baginya air hujan itu seakan meluruhkan lukanya.

Tok tok tok

Suara Itu lagi, Yuki meletakkan punggung tangannya di leher, panasnya sudah mulai turun, tapi tenggorokannya masih sakit.

Pagi tadi, dia harus merelakan tenggorokannya untuk menelan dua helai roti tawar tanpa selai hanya untuk mengisi tenaganya.

Tertatih, Yuki berjalan menuju pintu depan, berharap itu hanyalah seorang tamu yang ingin bertanya alamat atau mungkin tamu yang salah alamat.

Faktanya Yuki takut jika yang datang adalah manusia yang ingin dihindarinya.

Gedoran pintu itu tak terdengar lagi, membuat Yuki menghentikan langkahnya.

"Mudah-mudahan dia sudah lelah" ucap Yuki lirih, sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa depan TV.

Perutnya terasa keroncongan, karena memang roti tawar tak membuat Yuki merasa kenyang.

Lama gedoran dipintu itu tak terdengar lagi, membuat Yuki akhirnya menuju dapur untuk membasahkan tenggorokannya yang terasa begitu menyiksa.

Tok..tok..tok...

Suara itu terdengar lagi saat Yuki selesai menenggak air putih itu hingga tandas.

~~~♥♡♡♡♥~~~

Prilly merasa sepi saat Yuki tak masuk karena sakit, biasanya saat istirahat begini, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, di ruang musik atau di kantin sekolah.

"Woi Prill!" Tepukan pelan dipundaknya membuat gadis itu menoleh

"Kenapa Boy?"

"Loe masih tertarik buat ikut audisi kan?" Ucap Boy seraya duduk di samping Prilly

"Ya masih lah, gila aja loe gue nyia-nyiain kesempatan indah kayak gitu, emang dimulai kapan sih audisinya?" Tanya Prilly antusias

"Bulan depan kayaknya, kalau iya, kita kudu siapin dari sekarang, gue udah nemu instrumen yang pas buat kita ikut audisi, dan kalau bisa mulai besok kita udah latihan"

HARMONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang