Tunas Baru

4.5K 438 51
                                    

Halo para stalker dan silent riders,, terimakasih karena meskipun kalian tidak vote ataupun koment, kalian masih mau baca cerita ini, atau bahkan ada beberapa dari kalian yang memasukkannya pada daftar bacaan kalian.

Meski saya agak sedikit sebal juga sih,, Tapi, saya yakin kalian pasti punya alasan tersendiri kenapa lakuin itu.

****

Keceriaan Prilly, Boy, Al dan Ali kembali semenjak Yuki datang ke SMPursand. Rasanya seperti satu tulang kaki mereka yang patah tersambung, menjadi tulang baru yang lebih kuat.

Yuki, sudah tidak lagi tinggal dikontrakannya yang lama, gadis itu tinggal disebuah apartemen yang cukup sederhana dan membuatnya merasa lebih nyaman. Bukan karena apa-apa, saat ini dia sudah tidak tinggal sendiri, karena ada Keyla dan Mbak Sarma-salah satu assistant rumah tangga di rumah Dirgantara yang Al percaya untuk membantu Yuki. Sarma bertugas untuk menjaga Keyla saat Yuki berada di Sekolah.

Dan lagi rumah kontrakan Yuki yang lama sudah ada yang menempati. Tapi jangan salah, semuanya sudah seijin orang tua Yuki dan juga Adipati. Thanks to Brama yang selalu bisa diandalkan.

"Makasih ya... gue gak tahu gimana cara balasnya."

Yuki dan Al sudah berada di depan pintu apartement, setelah mereka temu kangen bersama Prilly, Ali, Boy, Niki, Al mengantarkan Yuki pulang.

"Cara terimakasihnya dengan biasakan untuk pakai aku kamu aja, itu udah lebih dari cukup menurutku." Al terkekeh, tangannya yang tak berada dalam saku celana ia gunakan untuk mengusap tengkuknya.

Yuki hanya tersenyum, kalau boleh ia jujur, saat ini ia sangat bersyukur, karena dia masih memiliki teman dekat yang luar biasa, dan mau menerima setiap kekurangan dan dosanya di masa lalu.

"Kamu masuk gih, aku mau pulang, capek," tangan Al bergerak menunjuk pintu.

Yuki mengangguk sambil tersenyum, kemudian tubuhnya memutar, memunggungi Al untuk membuka pintu, ada raut kecewa dalam wajah tampan pemuda berseragam itu. Karena, menarik perhatian Yuki ternyata cukup sulit.

Akh... dia merasa seperti remaja yang sedang kasmaran sekarang, meski begitulah kenyataannya.

"Al..." Yuki memutar kembali tubuhnya dan menghadap Al.

Dadanya bergemuruh entah karena apa, yang pasti ada dorongan kuat dalam tubuhnya untuk melakukan sesuatu yang mungkin bisa membuat hatinya merasa lega.

Perlahan, Yuki mendekatkan tubuhnya ke tubuh Al yang mematung. Melihat reaksi Yuki yang aneh, Al merasakan debaran sama seperti yang dirasakan oleh Yuki.

Cup...

Bibir Yuki mendarat tepat di pipi Al, cukup lama, mungkin sekitar 10 detik. Merasa cukup, gadis itu menarik tubuhnya, wajahnya sudah memerah, menahan malu, karena baru kali ini ia begitu agresif pada laki-laki.

Al bergeming di tempatnya, rasa panas yang berasal dari bibir Yuki serasa mengalir dalam darahnya dan menuju ke setiap penjuru tubuhnya, dan berakhir di jantung, mengakibatkan debarannya seakan ingin merusak pelindung dadanya.

Rasanya, pemuda itu merasa sangat bahagia dengan apa yang Yuki lakukan.

"Yaudah, aku masuk dulu. Kamu hati-hati pulangnya ya?" Yuki tersenyum, kemudian berbalik, membuka pintu dan hendak masuk ke dalam apartement.

"Yuki..." Bersamaan dengan suara Al yang memanggil namanya, tubuh Yuki terasa tertarik, sebuah tangan kokoh menariknya dan membuatnya bisa merasakan dekapan tubuh Al yang menghangat.

Cupp....

Al mencium bibir Yuki, menyalurkan rasa cinta yang menggebu, Yuki yang semula hanya diam dan tak bisa melakukan apa-apa, beberapa detik kemudian ia mengikuti permainan Al. Kedua tangan Yuki melingkar di leher pemuda itu, sedang tangan Al mengerat memeluk pinggang Yuki.

HARMONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang