~~~♥♡♡♡♥~~~


Cahaya matahari bersembunyi di balik awan, menampakan gurat jingga yang memanjakan mata. Deru mesin kendaraan dua dan kendaraan roda empat menambah penat suasana sore yang tengah dilanda ketegangan. Diujung jalan sana baru saja terjadi kecelakaan, membuat jalan searah itu seakan berhenti bergerak untuk beberapa waktu.

Sore ini, Al berniat melakukan perjalanan jauh. Karena tadi siang, sebuah kabar menggembirakan membuat pemuda itu nampak bersemangat. Tak menunggu lama, Al segera mengemasi barangnya dan pergi meninggalkan ibu kota, menuju tempat yang tak pernah ia duga jika gadisnya berada disana.

Untuk pertama kalinya, Al berterimakasih kepada uang yang ternyata memiliki kekuatan yang besar.

Rasanya, sudah lama sekali Al tak menginjakkan kakinya di kota itu, tempat yang penuh kenangan dan membawanya pada suatu hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, orang yang dicintainya.

Teringat suatu, Al merogoh saku celananya, dan segera menghubungi seseorang yang bisa membantunya.

Saat nada sambung terdengar Al tersenyum samar.

"Hai Bram, gue mau ke Jogja hari ini, jemput jam 9 di bandara."

"Siap mas!"

Bip...

Al memutuskan sambungannya, kemudian menatap cakrawala yang mulai menggelap. Kurang dari 24 jam dia akan bertemu dengan gadisnya.

Kendaraan sudah mulai bergerak, meski lambat, bergeraknya kendaraan itu cukup membuat Al merasa lega. Untung saja, pesawat yang Ia tumpangi take off pukul 7.45 pm, dan sekarang waktu masih menunjukkan pukul 6.30 pm. Masih ada waktu sekitar satu jam lebih untuk dia bisa sampai di bandara tepat waktu.

Kalaupun ia terlambat dan ketinggalan pesawat, dia bisa langsung beli tiket disana, mengejar keberangkatan selanjutnya. Disaat seperti ini, dia bersyukur sudah dilahirkan di keluarga Dirgantara.

Sesuai waktu yang ditentukan, Al menginjakkan kakinya di bandara dengan perasaan campur aduk, padahal dia belum bertemu Yuki, tapi rasanya menghirup udara yang sama dengan Yuki membuatnya merasa bersemangat dan bahagia.

Bahkan, pemuda itu seperti mencium bau tubuh Yuki di tempat ini. Al tersenyum getir, merutuki sikap berlebihannya.

"Mas Al..." Suara cempreng milik Bram membuat pemuda itu menoleh dan tersenyum, menyambut saudara sepupunya yang sudah lebih dari tiga tahun ini tak dilihatnya.

"Tambah ganteng aja loe ya." Al menepuk pundak Bram sekali kemudian memeluknya.

"Sampeyan ya tambah ganteng mas, sampek pangling lho aku." Bram mengambil alih koper Al, dan segera mengajak Al untuk pergi dari bandara.

Dua orang pemuda, dengan wajah yang sama tampan, berjalan beriringan sambil bersenda gurau, dan mereka berhasil melululantahkan hati para perempuan yang tak sengaja melihat keberuntungan.

Kurang lebih 25 menit perjalanan, mereka tiba dirumah Joni, dan sambutan hangat dari Joni juga Laras-istri Joni, membuat Al merasa selalu diterima dirumah ini.

Malam ini, Al memutuskan untuk langsung beristirahat, sebenarnya ia tidak lelah, hanya saja dia sedang ingin mengumpulkan tenaga, kalaupun ia nekat ingin menemui Yuki sekarang juga percuma, dan lagi tak sopan jika bertamu ke rumah orang malam-malam begini.

Dalam hati pemuda itu berdoa, semoga dia bisa bertemu dengan Yuki di tempat penuh kenangan ini.

~~~♥♡♡♡♥~~~

HARMONIZEWhere stories live. Discover now