Part 35 - Mask On Her Face

26.9K 948 5
                                    

"Er. Er. Erhaannn"

Butuh beberapa detik sampai tatapan mata Erhan teralih ke arah Devanya. Sejujurnya Erhan merasa kikuk berada disini, mungkin ini karena pertama kalinya dia kesini

Sumpah padahal setahun yang lalu Erhan gak pernah berfikir dirinya bisa berada disini. Memikirkannya pun tidak

"You okay?"

"I'm okay"

"Tapi?"

"Yah, agak.. Sedikit deg-deg sih. Ini pertama kalinya." Erhan menyeringai

Devanya tersenyum mahfum, "so do I"

"Bu Devanya" panggil seorang suster. Panggilannya memang menunjuk ke arah Devanya, tapi matanya menatap berbinar ke arah Erhan

Erhan menggandeng tangan Devanya berjalan masuk. Yang sialnya, harus melewati suster yang tadi memanggil mereka. Suster ini tiba-tiba berdiri menutupi jalan mereka berdua

"Erhan Adzkhan!" Teriaknya kelewat bersemangat, "boleh saya minta foto?"

Devanya berdecak sebal. Apa-apaan suster ini? Dia gak tahu kode etik atau gimana sih? Pikirnya jengkel

Erhan tidak menjawab hanya memberikan senyumnya, dia bisa merasakan tangan Devanya yang sudah kebat-kebit ingin dibebaskan dari tangannya

"Maaf, tapi saya ingin memeriksakan kandungan Istri saya" Erhan buru-buru menambahkan ketika raut wajah si suster tiba-tiba menjadi sedih, "mungkin lain kali. Kalau begitu permisi sus"

Suster itu langsung merubah mukanya menjadi ceria lagi ketika Erhan mengatakan 'lain kali' membuat Devanya semakin jengkel. Disebelahnya Erhan tertawa kecil melihat muka Devanya yang seperti sudah tertekuk tujuh lipat

"Halo perkenalkan saya dr. Widya...." dr. Widya itu melirik ke arah map yang ia pegang, "Bu Devanya. Nah jadi ada yang bisa saya bantu?" Senyumnya merekah memunculkan gurat-gurat halus diwajahnya yang sudah tidak muda lagi

Tersenyum sopan ke arah perempuan paruh bayah dihadapanya dengan tangan Erhan yang tetap menggenggam erat tangan Devanya

"Saya ingin memeriksa kandungan saya dok"

Dibantu dengan seorang suster dr. Widya menyiapkan alat-alatnya. dr. Widya mengoleskan suatu gel yang terasa dingin ke perut Devanya lalu menempelkan suatu alat yang digerak-gerakkan di atas perut Devanya. Yang entah untuk apa itu Erhan dan Devanya tak mengerti sama sekali

dr. Widya mengarahkan pandangan Devanya dan Erhan dari perut Devanya ke arah layar monitor

Gak ada kata yang bisa melukiskan perasaan Devanya untuk sekarang ini. Perasaan jengkelnya pada Erhan langsung terlupakan begitu saja. Rasanya bahagia, sampai-sampai ia tak mampu menahan tangisnya melihat layar monitor itu. Walaupun dia tidak sepenuhnya mengerti gambar itu, tapi dia merasa sudah punya ikatan yang kuat dengan calon bayi nya itu.

Disebelahnya Erhan pun sama, dia memang tidak mengatakan apa-apa atau menangis bahagia seperti istrinya. Tapi cukup melihat mukanya pun semua orang pun tahu kalau Erhan terlihat sangat bahagia

"Umurnya sekitar 3 minggu. Kandungannya terlihat sehat dan normal" dr. Widya memberi penjelasan

"Kemarin saya ada flek bewarna cokelat dok, apa itu tidak apa?" Disebelahnya Erhan menggenggam tangan Devanya dengan perasaan waswas

"Apa fleknya lebih dari satu hari?" Tanya dr. Widya

Berfikir sebentar, sebelum ahkirnya menjawab "cuman sehari aja dok." sebenernya Devanya sudah bertanya pada Devo yang di jawab tidak apa-apa olehnya. Tapi perasaannya belum tenang, bagaimanapun dia butuh jawaban langsung dr. Obygyn

TRUSTWhere stories live. Discover now