Part 27 -ً Need time

21.2K 1K 2
                                    

*AUTHOR POV*

"Biyan?" Devanya menatap bingung pada pria dihadapannya

"Hai" Biyan memberikan senyuman yang dulu Devanya sukai. Tapi senyuman itu sekarang tak berati apa-apa lagi baginya

"Ada apa? Maaf, tapi Cafe gue sudah tutup Bi dan sejujurnya gue mau pulang" Walaupun Devanya berikap dingin padanya tapi dia berkata jujur kalau Cafe-nya sudah tutup dari satu jam yang lalu

Biyan tersenyum maklum dengan sikap dingin Devanya, bagaimanapun ini karena kesalahannya sendiri, "aku tahu. Aku hanya ingin berbicara padamu. Kau tak sibuk kan? Apa kita bisa berbicara?"

Devanya menatapnya ragu lalu menggigit bibirnya. Biyan tahu ini kebiasaan Devanya kalau sedang ragu, dia akan menggigit bibirnya, karena itu Biyan berkata lagi, "sebentar saja aku janji"

Setelah beberapa detik tak bersuara, akhirnya Devanya mengangguk lalu mempersilahkan Biyan duduk dikursi samping jendela

"Mau minum apa?" Devanya bertanya. Walaupun bisa dibilang dia masih sakit hati dengan Biyan tapi dia tak akan pernah melupakan sopan santunya

"Makasih Van tapi gausah"

Devanya mengangguk-anggukan kepalanya. Dia gak tahu mau ngomong apa sama Biyan, karena menurutnya gak ada yang perlu diomongin lagi. Cerita mereka sudah selesai, dan Devanya gak suka mengulang cerita. Satu-satunya disini yang perlu berbicara adalah Biyan, meluruskan kembali cerita mereka agar berbaikan dalam arti pertemanan. Walaupun mereka tak berakhir happy ending bukan berati harus berakhir sad ending kan?

"Jadi mau ngomong apa?" Devanya melirik ke arah Biyan yang sedang memainkan tangannya dimeja

Biyan mengambil nafas sebentar sebelum membuka suaranya, "Aku tau ini telat, tapi lebih baik aku minta maaf padamu sekarang dari pada tidak sama sekali. Jadi.. Aku minta maaf Van. Tentang penghiatanku padamu, tentang kata-kataku juga, i'm sorry for blaming you. Aku benar-benar menyesal telah menyia-nyiakanmu dan aku makin menyesal ketika aku baru menyadari penyesalanku datang terlambat"

Devanya tersenyum, memang bisa dibilang dia masih dendam pada Biyan tapi dia juga bukan tipe orang pendendam. Ketika, orang itu meminta maaf padanya dengan tulus maka dengan senang hati dia juga akan menerimanya dengan tulus

"Apologize accepted. Lagian itu cerita lama Bi, gue juga udah gak mikirin lagi kok"

iyalah, gimana mau mikirin orang dipikiran gue Erhan terus, tambah Devanya dalam hati

"Makasih Van, kamu emang gak pernah berubah selalu baik. Hatiku lega kamu udah maafin aku setidaknya aku sudah tak merasa bersalah lagi"

Devanya tersenyum simpul sebagai jawaban. Senang rasanya diantara mereka sudah berbaikan. Bagaimanapun juga mereka pernah membuat cerita di masanya

"Kalau gitu, sebaiknya kita pulang. Makasih sudah meluangkan waktumu Van. Salam buat Suami-mu aku doakan semoga kau selalu bahagia"

"Terimakasih Bi, semoga lo juga akan selalu bahagia. Ayo pulang"

Mereka berjalan beriringan ke tempat dimana mobil mereka terpakir terpisah. Biyan masuk lebih dahulu ke mobilnya karena Devanya harus mengunci pintu Cafe-nya dulu.

TRUSTWhere stories live. Discover now