Part 7 - Menikah?!

24.8K 1K 8
                                    

Aku merasa seperti berisik sekali, seperti ada orang yang teriak-teriak. Siapa sih nih teriak-teriak? Lagi tidur juga! Aku tetap memajamkan mataku, tidak perduli siapapun yang teriak itu, aku ngantuk, dan kepalaku pusing sekali. Ini lagi kok badan aku berat banget sih, aku juga merasa ada kulit seseorang mengenai kulitku. Tangan siapa coba nih yang ngelingkarin perut aku? Tidur nya kok nempel-nempel sih?

Eh.
Tunggu dulu.
Kulit? Tangan? Di perut? Nempel?
Aku membelalakan mataku tiba-tiba. Refleks, langsung melihat ke arah perutku .

"AAAAAAAAAAAAAAA" KENAPA AKU CUMAN PAKE DALEMAN AJA??? Segera aku ambil selimut yang hanya melindungi kakiku untuk menutup tubuhku.

"Kenapasih teriak-teriak?!" SUARA COWOK?! Aku memberanikan diri menengokkan kepala ke samping. SIAPA ITUUUU?!!! DAN KOK BISA DISINI CUMAN PAKE BOXER LAGI?!! Eh tapi mukanya kok ga asing ya? Cukup, gak ada waktu untuk memikirkan itu Devanya!

Cowok itu membelalakan matanya padaku, dengan cepat dia melihat tubuhnya "goddamnit! Gue ketiduran!"

"Oh bagus kalian sadar juga ahkirnya" suara itu? Suara Kak Dave!! ada Kak Dave sedang melipat kedua tanganya, disebelahnya ada Mba Sonya yang sedang mengelus punggung Kak Dave. Mati aku mati. Kok bisa ada mereka disini sih?! Ini cowok juga siapa coba?!

"Ng.. Kak Sonya.. Kak Dave" cowok itu turun dari tempat tidur lalu dengan cepat memakai pakaiannya kembali yang berada dilantai. Dia kenal sama Mba Sonya dan Kak Dave?

"Apa yang kalian lakukan? Devanya Erhan?" Kak Dave bertanya. Eh Erhan? Teman Kak Divo? Adiknya Kak Ceren? Aku memperhatikan muka Erhan lagi. Aha, iya benar itu dia. Kenapa dia disini ya? Jangan-jangan!!!!

"Kita gak ngapa--"

"Kita gak lakuin apa-apa Kak demi tuhan!" Erhan menyelaku

"Kalau kalian gak ngapa-ngapain kenapa kalian berdua tidur cuman pakai dalaman saja?" Sumpah aku takut dengan tatapan mata Kak Dave.

"Itu.. Aku juga gak ngerti kenapa dia pake daleman aja" Erhan menunjukku. Sial, aku bahkan tidak ingat kejadian semalam, jadi aku tidak harus ngomong apa. Sumpah, kepalaku jadi makin pusing seperti ditusuk dan aku merasa seperti ingin mual

"Kak Dave kita benar-benar tidak melakukan apapun, aku juga gak tahu kenapa aku gak pakai baju" sebenarnya aku ragu dengan kata terakhirku. Tapi aku yakin kalau aku memang masih perawan. Eeer, rasa mual ini makin terasa

"Oke, kalau kalian memang gak tau, terus ada yang bisa jelasin kenapa kalian berdua tidur berpelukan?"

Aku dan Erhan ditanya begitu hanya diam saja. Aku melirik Erhan yang sedang menggaruk belakang telinganya. Aku berani bertaruh dia pasti tidak sedang gatal.

"Gak ada yang bisa jawab?" Kini giliran Mba Sonya yang bertanya. Mampus aku, Mba Sonya yang biasanya lemah lembut sekarang jadi marah.

Suasana tiba-tiba menjadi hening, aku dan Erhan benar-benar tidak mengeluarkan suara sama sekali. Kak Dave dan Mba Sonya masih menunggu jawaban kami

Tiba-tiba aku merasa ingin memuntahkan sesuatu. Aku berlari menuju kamar mandi dengan tetap memegang selimut rapat-rapat. Lalu memuntahkan semua isi perutku di closet. Lega rasanya sudah memuntahkan isi perutku. Muntah? Eh? Kilas-kilas bayangan semalam mulai membentuk diotakku.

Eh tapi tunggu, aku ingat bagaimana bisa seperti ini.. Aku semalam pergi ke club bersama Gladys, aku mabuk, Erhan mengantarkanku pulang, aku muntah, aku ingat.. Aku meminta dia temani dirumah, lalu karena merasa baju aku bau muntah aku membukanya.. Aku ingat.. Semua. Damn! Gara-gara mabuk! Gak akan lagi-lagi aku mabuk!! Itu buat pertama dan terakhirnya. Aku benar takut buat berbicara, kalau aku cerita sebenarnya aku pergi ke club lalu mabuk aku bakal mati.

TRUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang