Part 26 - Solution

20.6K 968 5
                                    

Sepertinya sia-sia selama seminggu ini aku menunggu Erhan datang padaku. At least, mengirimiku pesan dan ternyata tidak sama sekali.

Apa aku salah banget udah ngungkapin perasaanku?

Aku tahu, aku hanya orang asing dihidup Erhan, yang karena kebodohanku aku bisa masuk ke dalam hidupnya.

Tapi ternyata masuk kedalam hidup Erhan, menjadi bagian dari kesehariannya selama beberapa bulan ini, apa tak cukup membuat Erhan jatuh cinta kepadaku? Apa tak cukup membantu Erhan untuk melupakan masa lalunya?

Ini bukan salahnya yang tak mencintaku. Ini salahku, aku yang terlalu berharap padanya.

Aku tau ini memang salahku karena terlalu berharap banyak padanya. Tapi tetap saja aku kesal padanya. Dia mengahancurkan kepercayaanku.

Kalau Erhan tidak mencintaiku buat apa aku tetap bersamanya? Kenapa aku harus menahan seseorang yang hati dan pikirannya berada pada perempuan lain walaupun tubuhnya bersamaku?

Jadi; selama ini dia menganggapku apa?

Apa aku harus merelakannya?

"Astaga!-" aku kaget melihat Gladys yang sudah duduk didepan mejaku. Bukannya tadi disini hanya ada aku?

"Kaget?" Gladys menaikan satu alisnya sebelum memukul pelan kepalaku dengan pulpen, "mangkanya jangan bengong! Dipanggil-panggil juga dari tadi"

Aku hanya membalasnya dengan senyuman kecut, "ada apa kesini?"

"Ada Kak Devo dibawah"

"Kok dia gak ke kantor gue aja?"

"Katanya dia enakan nunggu lo dibawah aja"

"Oh oke Dys, thank you. Gue kebawah dulu ya"

Sebelum kebawah aku mengecheck keadaan mataku dulu. Syukurlah make up-ku masih sempurna menutupi mata sembabku

Sesampainya dibawah, aku mengedarkan pandanganku kesegala arah butuh beberapa detik sampai aku menemukan Kak Devo bersama seorang wanita yang tak asing duduk didekat jendala karena sore hari ini Cafe lagi ramai pengunjung

"Kak Ceren?" Kataku kaget. Aku pikir hanya Kak Devo tapi kok ada Kak Ceren nya juga? Aku mencium pipi Kak Ceren lalu Kak Devo

"Tadi kebetulan Kak Ceren lagi disekitar sini, terus pas Kakak kesini ketemu Devo deh" Kak Ceren tersenyum memandangiku. Mata hitam legamnya mengingatku pada Erhan, aih

"Kamu mau ngomongin apa Van?" Ah ya, tadi aku memang meminta Kak Devo untuk berbicara, padahal lewat telfon bisa tapi dia malah kesini berhubung sedang tidak sibuk katanya

Aku mengigit bibir, ragu. Tak enak mengatakannya jika ada Kak Ceren disini

Seperti melihat keraguanku, Kak Ceren pamit untuk kebelakang

"Aku nanti pulang ke rumah lama aja. Gak ke Apartement Kak Dev"

Kak Devo mengangguk-anggukan kepala sambil menyeruput minumannya

"Van kamu belum berhubungan juga sama Erhan?"

"Belum Kak, dia aja gak ngehubungin aku.."

"Bilang Kak Dev kalau dia sampai besok belum hubungin kamu. Nanti Kak Dev temuin"

Aku memutar mata jengah dengan sikap protective Kak Devo. Sebaiknya aku mencoba untuk mengganti topik

"Oya, aku hampir lupa bilang! waktu itu ada perempuan datang ke Apartement Kak Dev. Tapi aku gak tau kenapa dia pergi gitu aja"

TRUSTWhere stories live. Discover now