Part 30 - Favorite Place (2)

20K 875 2
                                    

Ketika acara makan malam usai, Devanya merasa ini adalah kesempatan yang ia punya. Ia mendekati Gladys yang sedang duduk bermain HPnya

"Dys" panggil Devanya. Dia tahu ada yang salah dengan Gladys dan Kakaknya, "Is there something you wanna tell me?"

Gladys meletakkan HPnya, menghadap Devanya dengan raut bingung diwajahnya, "tadi kan gue sudah cerita"

Iya emang. Gladys sudah bercerita tentang Divo yang menyatakan cinta padanya. Tapi itu tidak lantas membuat Devanya percaya begitu saja. Karena, sejujurnya Devanya tau ada perempuan yang Kakaknya itu sukai. Dan itu bukan Gladys

"Dys gue kenal Kakak gue dari gue masih didalam perut dan gue kenal lo bukan sehari-dua hari. So i know there is something happen"

"Lo gak suka gue jadi Kakak ipar lo?"

"Oh c'mon Dys. Lo tau betapa gue mengharapkannya itu. Dan gue ngomong gini, sebagai sahabat lo. Gue gak mau lo tersakiti, even itu sama Kakak gue sendiri, got it?"

"Yeah, got it. Tapi lo gak perlu khawatir ok? Gue baik-baik saja malah rasanya pengen lompat-lompat. Lo tau ini kan Van? Gue mengharapkan ini udah lama!" Gladys menyunggingkan senyum lebarnya yang menampilkan sederet gigi putih dan dua gigi kelincinya

Devanya memeluk Gladys yang dibalas Gladys dengan pelukan eratnya juga, "well, kalau memang gitu gue senang banget. Tapi lo harus janji sama gue lo harus bilang kalau ada apa-apa"

"Pastinya!" Jawab Gladys

"Ayo, Saatnya kita memberikan dessert untuk para pria yang tidak pernah kenyang itu"

Suara Ceren membuat kedua wanita itu melepaskan pelukannya. Lalu berjalan mengikuti Ceren dan Sonya ke arah ruang keluarga dimana para pria itu sedang melanjutkan aktivitas yang tertunda

Ceren meletakkan chocolate cake itu diatas meja, seketika membuat Erhan melemparkan stick PS yang sedang dipegangnya pada Divo, "mainin dulu" katanya lalu tanpa aba-aba mengambil pisau dan mulai memotongnya

"Cokelat!" Seru Erhan Girang, membuat Devanya terkekeh karena sudah tau itu reaksi yang akan selalu dikeluarkan Erhan

Dengan cepat Ceren langsung memukul kepala Erhan pelan "Kakak baru aja taruh. Sabar kek!"

Erhan meringis memegang kepalanya, "Kak Cer taruh buat dimakan kan? Lagian ini buatan Istri aku jadi gak ada salahnya kan aku duluan yang makan?"

Ceren hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Adiknya terhadap cokelat yang dari dulu tidak pernah berubah walaupun umurnya sudah dewasa

Dalam sekejap cake buatan Devanya itu habis, sekarang hanya tinggal piring kosong diatas meja

"Van, ini enak!" Adrian berkata sambil memakan cake

"Thank you Kak, dibantu Kak Ceren juga kok"

"Dia hanya merendah diri. Aku cuman bantu ngangkat kue itu dari oven dan membawanya ke meja kok"

"Seharusnya kamu gausah ngangkat-ngangkat, harusnya kamu panggil aku tadi" Adrian mengusap perut Ceren sayang

Devanya tersenyum melihat interaksi keduanya. Ceren yang sedang cemberut karena suaminya terlalu overprotective dan Adrian yang tetap berpendirian dia tidak salah

TRUSTWhere stories live. Discover now