Part 18 - Fallin' in love?

24.6K 912 1
                                    

Aku mengambil segelas diet coke dari pelayan lalu mencari tempat duduk. Kakiku sudah pegal memakai heels 15 cm ini ditambah disini sangat bising percampuran dari suara orang-orang dan musik

Gara-gara kejadian kemarin aku dan Erhan menjadi saling diam. Bahkan saat sekarang pun, saat kami berdua berada di sebuah club di daerah Carl Benz Strabe atas undangan tahun baru dari Agency Erhan untuk merayakan pergantian malam tahun baru kami berdua tetap saling diam.

Aku melihat Erhan dari kejauhan, dia sedang mengobrol dengan beberapa orang yang kuduga mereka adalah artist dan juga pastinya model. Mungkin saja dia sudah lupa jika dia membawaku kesini, huh? Buktinya saja dari tadi aku didiami

Aku memandang sekeliling, club ini sangat mewah aku jadi teringat club yang aku datangi dengan Gladys dulu, club ini lebih berasitektur menarik. Disini, banyak sekali artis dan model yang suka aku lihat di TV. Well, mungkin karena club ini sepertinya sudah di booking dari Agency Erhan untuk merayakan tahun baru bersama

"kann ich hier sitzen?*" pria berambut pirang menatapku

"Sorry, i can't speak German" aku tersenyum minta maaf padanya. Dia terlihat pria baik tapi tetap aku harus waspada padanya. Karena terakhir berada di club hidupku langsung berubah total

"Oh, can i sit here miss?" Pria itu menunjuk bangku disebelahku. Aku menganggukkan kepalaku padanya

"Ah, you're Mr. Adzkhan wife right?" Pria berambut pirang itu memperhatikan mukaku

"Yeah, you right. Nice to meet you i'm Devanya"

"Nice to meet you too. I'm Philips from creativity Mr. Adzkhan Agency. You're beautiful no doubt he loves you" Aku tersenyum miring mendengarnya, Philips tidak tahu saja gimana perasaan kami berdua.

Seharusnya aku menghabiskan waktu ahkir tahun ini dengan Erhan bukan dengan Philips. Tapi tak apa kami berbicara banyak hal. Philips seorang gay, bahkan dia meminta maaf padaku kalau dia sempat menyukai Erhan tentu saja hal itu membuatku tertawa entah bagaimana reaksi Erhan kalau dia sampai tahu.

"Van" Erhan menarikku berdiri dari dudukku dan memeluk pinggangku. Dia mengangkat sebelah alisnya padaku sambil melirik ke arah Philips

"Dia Philips, dia kerja dibagian kreatif Agency kamu" aku melirik Philips yang sedang memandang kagum pada Erhan. Well, malam ini Erhan sangat tampan memakai kaos polos hitam dibalut jaket kulit hitam dan celana jeans. Oh damn! Ada apa denganku sih? inikan pakaian sehari-hari Erhan

"Ich bin Philips. Freut sich, sie sir treffen*"

"Schön sie kennenzulernen. Ich zuerst gehen*" 

"Goodbye Mrs. Adzkhan" Philips melambaikan tanganya padaku

"Goodbyeee Phiiiiils!" Balasku sambil berteriak karena tanganku sudah lebih dulu di tarik Erhan menjauh

______________

"Er! Kenapa kita pulangsih?! Ini baru jam 11 malam tahun baru aja belum!" Aku melempar angkle bootsku ke ujung sofa. Bodolah dibilang tidak sopan juga, aku kesal dengannya yang tiba-tiba menyeretku pulang padahal tahun baru aja belum dimulai

Erhan menaruh mantelnya diatas rak gantung lalu menatap tajam padaku "aku pikir kamu gak suka disana"

"Aku emang gasuka, tapi aku lebih milih ngerayain tahun baru disana ketimbang ngerayain tahun baru disini berdua sama kamu" aku memandangnya marah

"Oh karena disini adanya aku bukan Philips? Seneng kan ada dia bisa ngobrol berduaan?"

Hal terbodoh yang pernah kurasakan adalah saat ini. Ini pertama kalinya walaupun aku sedang di marahi aku merasa senang.. Yeah, aku senang Erhan berkata seakan-akan dia cemburu pada Philips

TRUSTWhere stories live. Discover now