Part 15 - One step closer

26.5K 1K 3
                                    

"Gimana tadi kata dokter?" Erhan sungguh-sungguh melaksanakan janjinya untuk merubah sikapnya padaku. Sekarang dia sudah memperlakukanku dengan baik

"Sekarang perut dan tanganku udah gak apa-apa" aku menampilkan senyum lebarku. Ahkirnya, setelah sebulan bersusah-susah perut dan tanganku dinyatakan sembuh total

"Yakin udah gapapa?"

Aku mengangguk pasti "kata dokter udah gak apa-apa. Jaitan diperutku juga udah kering, tulang aku juga udah gak retak"

Erhan mengusap kepalaku "syukurlah kalau begitu, tapi tetep kamu harus hati-hati"

Aku mengancungkan jempolku padanya

"Maaf ya aku gak bisa nemenin kamu tadi"

"Gapapa Er, ada Mamih dan Kak Devo kan"

Erhan tersenyum hangat "iya pipi"

"Pipi?"

"Iya abis pipi kamu tembem gitu lucu"

Aku mengerucutkan bibirku, lalu berbalik memunggunginya

"Aku cuman bercanda sayang, sini deketan sama aku" Erhan menarikku mendekat padanya lalu memelukku dari belakang, dia membenamkan mukanya pada rambutku.

"Er...." Jantungku terasa lebih cepat berdetak. Well, hubungan kami memang sudah naik tingkat tidak berjalan ditempat lagi. Erhan memang suka memperlakukanku dengan baik membelai kepalaku, menggenggam tanganku tapi kami tidak pernah lebih dari itu

"Sst jangan berisik. Kita suami istri Devanya gak salah kalau aku begini sama kamu" aku diam saja tidak menganggapi, tidak salah sih memang, tapi aku malu.

"Van"

"Apa?"

"Bulan depan aku harus ke Frankfurt. Ada yang harus aku urus sama Agency-ku disana sama ada beberapa photoshoot juga"

"Terus?"

"Aku mau kamu ikut sama aku"

"Er aku punya pekerjaan disini"

"Sebentar kok Van cuman sampe tahun baru aja. Kamu bisa minta tolong Gladys handle kan?"

"Iya bisa sih, tapi kenapa aku harus ikut sih?"

"Aku gak mau ngebiarin kamu sendiri disini. Aku takut kamu kenapa-kenapa lagi, aku akan jaga kamu" Erhan mengusap tanganku

"Jangan lebay Er. Aku bisa jaga diri kok"

"Gak terima bantahan. Sekarang tidur" aku mendengus lalu mengikuti perintahnya dan menutup mataku

"Van"

"Apa lagi? Tadi katanya nyuruh aku tidur" kataku senewen

Erhan terkekeh "aku sedih kamu udah sembuh"

"Kenapa emang?" Aku mengernyitkan dahi

"Iya jadi gak bisa mandiin kamu lagi" aku bisa merasakan Erhan tersenyum jail padaku. sial, gara-gara hampir sebulan ini aku memang selalu dimandikan olehnya. Tapi tetep saja aku merasa malu walaupun aku memakai dalamanku

"Jangan mikirin yang macam-macam!" Aku membalikan tubuhku menghadapnya, lalu memukul lengannya pelan

"Aw! Kamu kayak Kak Ceren aja suka mukul aku"

TRUSTWhere stories live. Discover now