Part 21 - His Ex

20.9K 947 4
                                    

Hari ini aku sengaja berangkat ke Cafe lebih siangan hanya untuk berbicara dengan Erhan. Semalaman aku ketiduran waktu menunggunya, ketika aku bangun tidur aku sudah menemukan diriku dikamar disebelahku Erhan tertidur dengan nyenyak

Setelah menunggu dia lari pagi dan sekarang menunggunya mandi aku akan berbicara padanya. Aku menyiapkan segelas cokelat panas dimeja makan untuk Erhan dan segelas teh hijau untukku. Aku mengambil beberapa potong roti lalu mengolesinya dengan selai cokelat

"Hai" Erhan mencium pipiku lalu duduk dihadapanku sambil menyerumput cokelat panasnya. Air masih menetes dari ujung-ujung rambutnya

"Er kamu kenapa semalam gak jemput aku?" aku memberikan roti yang tadi aku olesi selai kepadanya

"Maaf Van aku ada urusan HPku mati"

"Sama siapa?" Ugh, aku tidak suka mendengar nada suaraku seperti wanita pecemburu

Erhan memandangku ragu sebelum menjawab "sama teman lamaku"

"Perempuan?" Aku berusaha mengeluarkan suara seperti biasanya. Erhan mengangguk

"Namanya?"

"Claudia"

"Emang dia sepenting itu buat kamu ya? Sampai-sampai kamu gak bisa ngasih kabar ke aku. Kalau kamu emang gak bisa jemput aku harusnya kamu bilang dari awal jadi aku bisa bawa mobil kan? Gak perlu ujan-ujanan nyari taxi"

"Van aku minta maaf oke? Aku janji aku gak akan gitu lagi aku pasti akan ngabarin kamu lagi"

Aku tersenyum kecut, Erhan tidak menjawab pertanyaanku tentang seberapa penting si Claudia ini dan itu membuat insting penasaranku hidup "dia siapa kamu Er? Aku yakin ada sesuatu diantara kalian"

Erhan seperti menimbang memikirkan sesuatu untuk menjawab pertanyaanku

"ceritakan padaku sejujurnya"

Erhan meneguk cokelat panasnya sebelum menjawab "Claudia mantanku, dia menikah dengan orang lain lalu memutuskan hubungan kami. Dia datang menemuiku semalam untuk memintaku membantunya mencarikan pengacara yang bagus untuk bercerai dengan suaminya itu. Tapi aku bilang aku tidak mau membantunya"

Deg. Hatiku terasa sakit mendengar kata 'mantan' berati mereka pernah saling mencintaikan? Aku jadi teringat omongan Gladys semalam ditelfon "Kenapa dia harus meminta bantuanmu?"

"Aku juga gak tau, dia bilang karena dia tau aku punya banyak kenalan"

Erhan bangkit dari duduknya lalu bersimpu dihadapanku "tenang aja Van dia masa laluku, sekarang I belong to you" Erhan mencium bibirku. Ciumannya membantuku melupakan rasa gundah dihatiku. At least, dia berbicara jujur dan tidak membohongiku

Ciuman itu awalnya hanya berupa kecupan, tapi lama kelamaan berubah menjadi ganas dan menuntut dengan lidahnya yang sudah membelit lidahku

Dia melepaskan ciuman kami. Aku manfaatkan dengan mengambil oksigen sebanyak mungkin sebelum ahkirnya dia menciumku kembali dengan lebih liar

"Sepertinya nanti aku butuh mandi lagi" dia menyeringai kepadaku

______________

Sebulan belakangan ini, aku dan Erhan sama-sama sedang sibuk. Kita berdua semakin jarang berkomunikasi, ketika aku ingin berangkat ke Cafe Erhan masih tertidur atau dia pasti sudah pergi atau dia pergi keluar kota. Malam harinya selalu aku duluan yang berada dirumah.

TRUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang