Dan setelah itu dia akan berteriak lantang "I do believe in fairy!"

Bodoh, itu hanya dongeng anak kecil.

Kalau kalian tanya bagaimana perasaanku saat ini, jujur aku tak tahu, aku merasa kosong, ruang dihatiku terasa hampa. Hambar tak ada rasa, entah itu sedih, kecewa, atau marah, aku tak tahu.

Hilangnya Yuki membuatku bertanya, apakah dia sebenarnya memang tak pernah memiliki perasaan yang sama denganku? Ataukah... akh... entahlah... aku... tak tahu.... Rasanya aku menjadi orang yang bodoh sekarang, karena disaat aku berjanji akan selalu menjaganya, dia malah menghilang entah kemana.

Yuki... do you feel what I feel now? I am feeling empty without you in my side... please come back.

~~~♥♡♡♡♥~~~

Ali hanya bisa memandang malas ke langit-langit kamarnya, tangan kanannya ia pakai sebagai alas kepala, sedang tangan kirinya mengusap dada sebelah kirinya.

Membayangkan Prilly yang kini terlihat begitu kasar padanya membuat pemuda itu merasa sesak.

Ali merubah posisi tidurnya, kali ini dia menyamping, menatap sprei yang malah terlihat seperti wajah Prilly saat tersenyum. Ali menggelengkan kepalanya, mencoba mengenyahkan bayangan gadis itu.

Merasa bosan, Ali bangkit dari tidurnya, dan mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu. Sebelum keluar kamarnya, pemuda itu meraih kunci BMWnya dan melesat pergi menuju ke bawah. Udara malam ini mungkin sedikit banyak bisa mengenyahkan perasaan aneh yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya.

Ali memecah keheningan jalan raya, tak ada tujuan yang pasti, dia hanya ingin berkendara saja, diam dirumah dan mendengar lantunan musik galau dari Al membuatnya justru tak tahan lama-lama berada dirumah.

Braakkk....

Ali terperanjat, saat sebuah mobil yang baru saja menyalipnya menabrak mobil sedan di depannya.

Ciiiiittttt......

Ali mencoba untuk mengatur laju mobilnya, supaya dia bisa terhindar dari tabrakan yang terlihat sangat parah itu. Karena mobil yang menabrak sedan itu membuat badan sedan bagian belakang sedikit hancur, ringsek.

Ali segera membuka pintu mobilnya dan berlari melihat keadaan korban, beberapa orang sudah berkerumun, melihat kondisi si penabrak dan yang ditabrak.

Pemuda itu dengan segera menghubungi 110 dan 118 meminta pertolongan. 110 panggilan darurat untuk polisi, sedang 118 panggilan darurat untuk ambulance.

Ali membeku sesaat setelah ternyata ia menyadari korban yang berada di mobil sedan adalah ayah Prilly. Ia masih ingat betul bagaimana wajah ayah Prilly, saat beberapa waktu lalu ia menolong gadis itu agar bisa ikut audisi.

Darah mengucur deras di pelipis kepala Cakra. Ali sekuat tenaga mencoba membuat Cakra agar tetap tersadar. Ditepuk-pekuknya pipi Cakra, tapi rupanya, pria itu masih belum bergerak.

Kurang lebih 30 menit, ambulance dan Polisi datang, mereka langsung mengamankan tempat kejadian perkara, beberapa orang termasuk Ali sempat dijadikan saksi. Tapi, Ali yang lebih mementingkan kondisi Cakra memilih untuk meninggalkan tempat itu dan ikut ke Rumah Sakit.

"Pak maaf, saya kenal dengan salah satu korban, boleh saya saja yang menemani ke rumah sakit dan menghubungi keluarganya?"

HARMONIZEWhere stories live. Discover now