Chapter 14 - Bucin

Start from the beginning
                                    

Kim Junsu mendesah kecil sebelum tertawa pelan,"Kau memang hebat, Jin Hyuk."puji sepupu sekaligus pengawal kepercayaan sang daegun yang keluar dari balik salah satu pilar tempatnya sejak tadi mengamati calon Raja Arthemis itu. "Ada beberapa orang yang lahir pada hari dan jam yang sama, tapi aku yakin kita bisa menemukannya sebelum sang permaisuri! Tapi para penjilat permaisuri juga sedang sibuk mengendus setiap jejak untuk menemukan orang itu!"

"Pastikan saja semua orang yang dikirim Menteri Xi dan Menteri Jang kau bunuh sebelum keluar dari ibukota! Hanya aku, Kim Jin Hyuk yang boleh menjadi Raja Arthemis!"suara arogan itu terdengar jelas untuk Junsu yang sudah tersenyum simpul.

.

.

Penyambutan Kaisar Jung berlangsung meriah walaupun suasana kaku dan tegang tidak bisa dihilangkan selama jamuan makan siang yang penuh formalitas itu. Semua orang terlihat menjaga ekspresi wajah dan setiap kata yang keluar, senyum-senyum sopan terlihat disetiap sudut halaman istana yang sudah dihias seindah mungkin dalam waktu 2 jam, makanan mewah terhidang disetiap meja panjang yang dihiasi bunga indah khusus untuk menjamu sang Kaisar Apollo dan semua rombongannya.

Raja Kim dan Permaisuri Byun menyambut sang kaisar muda yang hampir saja menjadi lawan mereka dengan sikap sopan tanpa cela, bahkan Raja Kim beberapa kali tampak tersenyum canggung saat Kaisar Apollo itu memuji keindahan Arthemis seolah mereka tidak pernah bertikai dan hampir saja berperang jika bukan karena ulah Pangeran kedua Arthemis yang sedang berganti pakaian yang lebih sopan untuk menghormati sang kaisar.

"Terima kasih atas kebaikan hati anda yang telah mengantar Pangeran Jaejoong kembali dengan selamat di Arthemis. Kami sungguh malu dan menyesali semua kelakuannya yang pasti sudah menyusahkan anda. Kami juga minta maaf karena Putri Jin Hee tidak bisa ikut dalam jamuan penyambutan ini." Raja Kim buka suara sambil mengangkat cawan yang berisi arak, mengajak kaisar Jung untuk bersulang yang sepertinya disambut dengan baik.

Permaisuri Byun tersenyum kaku mendengar kata-kata Raja Kim, tangannya meremas kuat kipas yang digenggamnya. Dia benar-benar benci jika harus mengingat bagaimana Jaejoong diantar oleh Kaisar muda dihadapannya dengan pengawalan penuh, bahkan pangeran kecil yang selalu berulah itu duduk dalam kereta kuda sang kaisar. Semua terasa berlebihan dan tidak pantas untuk pangeran yang seharusnya dihukum keras!

"Kuharap Yang Mulia Jung tidak kehilangan kesabaran saat menghadapi Pangeran Jaejoong yang memang sedikit tidak sopan. Mungkin semua kelakuannya itu karena dia masih dalam masa-masa pencarian jati diri sehingga sering melakukan hal-hal yang tidak terduga. Saya sebagai Permaisuri Arthemis sangat malu karena lalai mengajarkan tata karma yang baik pada sang pangeran." kata-kata Permaisuri Byun itu terdengar lembut dan sangat sopan namun juga sangat tajam sedangkan matanya tidak memancarkan kehangatan sedikit pun.

Yunho tersenyum tipis untuk menunjukkan sikap sopan pada Raja Kim yang memang sesuai reputasinya, sangat bijaksana dan ramah walaupun dalam hati dia menyumpahi yeoja culas yang menjadi Permaisuri Kim itu. Tidak sopan? Pencarian jati diri? Dengan kata lain dia mengatakan Jaejoong itu adalah seorang pemberontak yang selalu membuat ulah? Ternyata Permaisuri Byun memang sesuai dengan yang dikatakan Jaejoong, licik dan manipulatif!

"Anda tidak perlu merasa malu. Tidak ada yang salah dengan sifat Pangeran Jaejoong. Dia hanya terlalu bersemangat dan penuh rasa ingin tahu. Aku suka dengan itu. Pangeran akan baik-baik saja selama di Apollo, tidak ada yang perlu dikhawatirkan!" dengan sopan namja Jung itu meneguk arak yang ada dihadapannya. Sepasang mata musang itu menilai sejumlah menteri yang duduk bersama dengannya dan juga sang putra mahkota Kim yang terlihat begitu tenang.

Disisi lain, Kim Hyun Joong juga sedang menilai cepat namja muda yang sedang meneguk arak dengan sikap angkuh dan kaku itu, ada sesuatu yang aneh dari ucapan Kaisar Jung yang bernada pembelaan tentang putranya selain tindakan diluar dugaan sang kaisar yang mengantar sendiri pangeran bungsunya pulang ke Arthemis. Mengapa sang kaisar seperti sudah sangat mengenal Jaejoongie? Bukankah mereka baru bertemu 2x dan Jaejoong sudah membuat masalah besar? Rasa bingung menyelimuti hati Raja Kim karena setahunya, putra bungsunya itu tidak mudah dekat dengan siapa pun dan tadi dengan mata kepalanya sendiri Kim Hyun Joong mendapati Jaejoong yang turun dari kereta kuda dan terlihat berbisik pelan pada sang kaisar yang menatapnya dengan sorot penuh makna.

"Yang Mulia Pangeran Kim tiba!"

Seruan keras dari kasim itu menghentikan pikiran Raja Kim yang sedikit berkelana. Mata tuanya bersinar senang dan bangga saat melihat pangeran kesayangannya sudah tiba bersama beberapa pengawalnya. Jaejoong terlihat memukau dengan hanbok berwarna kuning keemasan dengan aksen hitam dan putih yang membuat berkilau layaknya emas diantara orang-orang yang mengenakan hanbok resmi berwarna gelap. Rambut hitam panjangnya hanya ditata sederhana ke belakang dengan menggunakan satu hiasan rambut berbentuk bulat sabit. Wajah yang sangat rupawan juga terlihat segar dengan pipi yang merona dan bibir merah yang berkilat ditambah lagi senyum anggun yang membuat semua mata menatap kagum padanya.

"Maaf jika aku terlambat, Yang Mulia." suara lembut itu mengalun indah saat Jaejoong membungkuk kecil didepan Raja Kim dan juga Permaisuri Byun yang hanya tersenyum tipis yang lebih menyerupai seringaian tajam dimata Yunho yang melihat interaksi kecil itu.

Sepasang mata musang yang tajam itu mengamati bagaimana Jaejoong terlihat manja pada Raja Kim yang menepuk ringan lengan pangeran muda itu seraya mengumamkan sesuatu yang membuat Jaejoong mengangguk malas. "Kau terlihat berbeda dengan hanbok indah itu, pangeran nakal. Baju perang sungguh tidak cocok untukmu!"seru Yunho yang tidak bisa menahan dirinya untuk memuji dan sedikit mengoda namja cantik yang segera menatapnya dengan sepasang mata bulat yang berkilat tidak suka.

"Apa anda sudah menikmati semua jamuan istimewa dari dapur istana Arthemis, Yang Mulia?"Tanya Jaejoong sopan meski matanya yang membalas tatapan Yunho itu seperti mengobarkan api menantang. "Aku yakin semua kudapan itu sangat lezat." Dia tidak akan pernah memaafkan kaisar mesum yang sudah mencuri ciuman pertama dan keduanya itu!

Bayangan apa yang terjadi ditenda serta kereta kuda sang kaisar melintas dalam benak Jaejoong yang membuat emosinya kembali mendidih dan tidak peduli jika Kaisar Jung sudah berjanji untuk membantunya menggulingkan Permaisuri Byun! Ciuman itu masalah lain dan bersifat pribadi!

.

.

TBC ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Note Author : Untuk yang cari versi cetak Apollo Arthemis, silakan hubungi Daniella_DL. Bakal dicekak dengan jumlah tertentu.


APOLLO AND ARTHEMISWhere stories live. Discover now