Chanyeol Story

4.4K 289 20
                                    

Chanyeol Story - Perbedaan

Bukan tentang si kaya yang tidak bisa bersama dengan si miskin. Hanya tentang ego dan perbedaan yang membuatnya tak bisa bersatu. Harga diri mengalahkan segalanya. -Park Chanyeol-

***

-Chanyeol POV-

2015

"Chanyeol-ssi, bisa kita mulai sekarang?"

"Tentu." Tangan kananku terangkat. Pertanda bahwa para make up artis yang tadi mengerubungiku untuk berhenti. Aku mulai menata raut wajahku. Menampilkan senyum tercerahku di hadapan kamera.

"1.2.3. Action !" Sang produser berteriak kencang.

"Annyeong haseyo, Park Chanyeol-ssi." Reporter wanita di depanku mulai menyapa dengan hangat saat kamera mulai merekam. Aku semakin melebarkan senyumku.

"Ne, annyeong haseyo."

"Wah, saya sangat tersanjung bisa mewawancarai anda sekarang. Melihat bagaimana makin melejitnya nama anda dibanding anggota EXO yang lainnya."

Aku melempar tawa kecil. "Ah tidak juga."

"Kau merendah. Melihat banyaknya film dan drama yang kau bintangi, pastilah anda sangat terkenal."

Kali ini aku hanya mengulum senyum tipis. Jika diriku menyangkalnya, wawancara ini tak akan berlanjut.

"Karena banyaknya lawan main anda yang begitu cantik dengan chemistry yang cocok, banyak sekali nitizen yang bertanya mengenai cinta pertama anda." Diriku mengulum senyum tipis. Tahu betul jika pertanyaan ini akan muncul.

"Adakah seseorang yang anda sukai?"

If you’re feeling lost
When you run across
Can’t you see I’m always there for you
Sincere and true

Diriku terdiam sejenak. Tahu jika pertanyaan ini akan muncul. Untungnya, aku sudah mempersiapkan jawaban itu dengan baik. Bukan lagi kamuflase yang ku tunjukkan di hadapan kamera. Kali ini, benar adanya.

"Ada." ucapku pelan.

***

2009

Aku berlari dengan satu kaki sembari memakai sepatu kets milikku. Berhasil memakai seluruhnya saat aku sampai di ruang tamu. Tanganku mencomot selembar roti dan memakannya cepat.

"Kau hanya makan itu?" Kakak peremuanku menegur diriku. Sembari memasukkan sesendok penuh nasi ke dalam mulutnya. Rambutnya terikat acak-acakan. Kacamata besar bertengger di atas hidungnya. Bisa ku lihat setitik nasi menempel di sudut bibirnya.

Aigooo, apa benar dia itu kakakku si Park Yura?

"Aniya. ." jawabku dengan mulut penuh. "Aku hampir terlambat."

Dia hanya mengangkat bahu cuek. Kembali melanjutkan acara makan besarnya. "Noona.." panggilku setelah menelan semua makanan dalam mulutku. "Berhenti makan seperti itu"

"Wae?"

"Karena badanmu hampir sama seperti babi." Aku langsung berlari keluar setelah mengucapkannya. Diriku berteriak girang saat berhasil mengjindari lemparan sendok darinya.

"Chanyeol-ah, berhenti menggoda kakakmu." Suara ibu langsung terdengar dari arah dapur.

"Ne, eomma." Aku langsung merubah nada suaraku menjadi sopan. Kemudian beralih menatap kakaku dengan tatapan iba. "Aku seharusnya tak menggoda seorang gadis yang gagal masuk ujian lagi."

Sasaeng Fans [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang