Serpihan 23

7.3K 512 14
                                    

Serpihan 23

Ada saat dimana aku ingin mengakhiri segala sandiwara ini. Tapi itu semua tak semudah yang dibayangkan. -Sehun-

Indonesia - 08.00 WIB

"Tuan..." Youngmin menoleh ke sumber suara saat mendengar suara Sungjae yang memanggilnya. "Maaf telah menganggu Anda. Tapi kita harus segera pulang. Karena... sedang terjadi kekacauan besar di perusahaan."

Youngmin menoleh cepat. "Apa maksudmu?" Katanya pelan. Dahinya mengerut dalam. Keringat dingin mulai keluar.

"Tuan Lee Sooman tiba-tiba mengonfirmasi foto yang kita sebar semalam. Krystal tak mau keluar dari kamarnya ataupun melakukan pemotretan akibat tindakan yang dilakukan oleh Tuan Sooman tersebut melenceng dari yang telah disepakati."

"Tao yang terus saja merengek ingin pulang. Xiumin, Lay, Luhan, dan juga Seunghwan yang menghilang tiba-tiba." Sungjae merinci satu-persatu. "Perusahaan benar-benar kacau sekarang. Saham menurun drastis."

Youngmin berdiri dari duduknya. Wajahnya pucat pasi setelah mendengar berita tak mengenakkan terlontar dari mulut asisten pribadinya. Dan karena itulah, ia harus cepat pulang. Melepas rindu dengan gadis yang bahkan raganya sudh tak dapat direngkuh, sudah tak penting lagi. Ia harus segera pulang. Ia harus melindungi segala apa yang bisa ia lindungi.

***

Busan - 07.59 KST

Selamat bekerja.<3

Jongmin tersenyum samar ketika kesepuluh kalinya membaca memo yang tersemat di rangkaian bunga mawar yang tadi pagi tergeletak di mejanya. Meski tak ada nama yang jelas tercantum di sana, Jongmin yakin seratus persen bahwa Suho lah pengirimnya.

Hanya sebaris kalimat sederhana yang memuat 2 kata saja beserta satu tanda hati, memo tersebut mampu membuat Jongmin melayang ke awan. Awalnya ia ragu untuk melanjutkan pertemanan ini setelah tahu bahwa lelaki tersebut ternyata Suho. Dirinya tak pernah menyangka sedikitpun jika teman yang menemaninya selama setahun lebih ini ternyata seorang leader dari artis besar.

Tetapi, kedewasaan yang Suho tunjukkan kepadanya. Juga perlakuan romantis membuat Jongmin lupa akan fakta tersebut. Ia juga tak lagi menghiraukan perihal perbedaan umur mereka yang terbilang cukup jauh. Lima tahun, dengan dia yang lebih tua dibanding Suho.

Jongmin hanya cuek saja. Toh, mereka hanya berteman. Meski Jongmin berharap lebih, setidaknya ia menyandang status sebagai temannya sekarang.

"Kim songsaengnim... Anda tidak pergi ke kelas." Sebuah suara diikuti tepukan halus membuat Jongmin bangun dari lamunannya.

Ia tersenyum canggung pada guru senior yang tadi memperingatinya. Ia lalu membodohi dirinya sendiri karena hampir saja melupakan tanggung jawabnya sebagai guru hanya karena seikat mawar dan secarik memo yang lelaki itu kirimkan padanya. Dasar Suho, ini salahmu.

***

Seoul - 10.00 KST

Bis yang ditumpangi EXO dan para staff hampir sampai di depan gedung SM. Setelah beberapa insiden tak mengenakkan kemarin, para staff dan manajer memutuskan untuk menunda syuting. Begitu juga dengan comeback mereka yang ditunda untuk satu bulan ke depan.

"Kenapa berhenti?" Baekhyun yang tertidur selama perjalanan tiba-tiba terbangun saat kepalanya terantuk kursi di depannya. Sepertinya dikarenakan bis yang mengerem mendadak.

"Baekhyun-ah... Lihat itu..." dengan mata yang terfokus ke luar, Chen memanggil Baekhyun untuk melihat apa yang tengah ia amati.

Baekhyun dengan gerakan cepat meringsek maju menuju pinggir jendela. Matanya langsung membulat sempurna. "Woah.... DAEBAK ! Apa mereka semua wartawan?" Teriakan kerasnya berhasil membuat beberapa staff dan member lain yang tadi tengah terlelap langsung bangun dari tidurnya. Sehun yang duduk tak jauh dari mereka -yang sedang fokus mendengarkan musik- juga sempat menoleh sebentar.

Sasaeng Fans [EXO]Where stories live. Discover now