Tao Story

7.9K 403 4
                                    

Tao Story

Aku memiliki segalanya. Hanya 3 hal saja yang tidak ku miliki. Waktu luang orang tuaku, kasih sayang, dan teman.

Qingdao - Kediaman Keluarga Huang

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday... Happy birthday ZiTao."

Sebuah suara rekaman seorang wanita tengah menyanyikan sebuah lagu ulang tahun langsung mendapat sambutan tepuk tangan yang meriah dari belasan pelayan yang kini tengah berkumpul di kamar sang Tuan Muda.

"Woah... Anak Mama sudah besar sekarang. Mama sampai tidak sadar jika bulan depan kau sudah lulus SMA."

Lelaki di depan layar besar tersebut tersenyum sinis menanggapi perkataan si wanita dalam layar. "Kau tak pernah ada di rumah untuk melihatku tumbuh, itu sebabnya kau tidak sadar." Gumamnya sengit.

"Oke...karena anak Mama sudah besar sekarang, Mama juga menyesuaikan hadiah ulang tahun sesuai umurmu. Ketua Pelayan akan memberimu hadiahnya sekarang." Bagai dikomando secara langsung, wanita yang paling senior yang biasa dipanggil Kepala Pelayan langsung datang menghampirinya dan memberinya sebuah kotak.

Lelaki itu perlahan membuka kotaknya. Ia langsung tersenyum miring mendapati apa isi kotak tersebut. "Kenapa aku tidak terkejut." Ia kembali bergumam remeh. Dirinya memandang sebuah kunci dari mobil mewah limited edition seharga Jutaan dollar dengan tatapan yang terlalu biasa. Seakan hal-hal mewah seperti itu sudah sering ia dapatkan.

"Tada..." Perhatian lelaki itu kembali tertuju pada layar besar di depannya yang masih menampilkan sesosok wanita. "Kau suka hadiahnya kan? Jika kau tidak menyukainya...Mama akan menyuruh Papamu untuk menggantinya dengan model ter-" Gambar pada layar langsung berubah gelap, Sang Tuan Muda mematikan rekaman yang belum selesai tersebut.

Dia mendengus. Tercetak sebuah senyum muak dari bibirnya. Mata lelaki itu memandang sekeliling. Ia langsung tertawa keras saat mendapati hanya belasan pelayan miliknya yang memenuhi kamar besarnya sekarang.

Ia menggebrak meja keras. Tawa kerasnya berubah menjadi aungan marah. "Sebuah rekaman?" katanya frustasi. "Bukan mengucapkannya secara langsung melalui video call tapi hanya sebuah rekaman?"

Ia mendengus kesal. "Kalau bukan di hari ulang tahunku-" Pandangannya teralih pada sang Kepala Pelayan yang berjarak paling dekat dengannya. "-lalu kapan waktu yang akan mereka gunakan untuk menemuiku???" Nada suaranya meninggi di akhir kalimat. Kemarahan sang Tuan Muda mulai meluap. Dan semua orang yang ada dalam ruangan tersebut harus siap menerimanya.

Sikap was-was yang mereka siapkan seakan lenyap begitu saja. Mereka yang ada di ruangan tersebut langsung tercengang melihat tangisan pelan dari Sang Tuan Muda. Sebuah tangisan yang pertama kalinya mereka lihat.

"Apa meluangkan sehari saja untuk merayakan ulang tahunku, sulit bagi mereka?" Lelaki itu bertanya lemah pada Kepala Pelayan. Wanita itu membuka mulutnya hendak menjawab, namun Tuan Muda memotongnya. "Ah... Hal itu memang sulit bagi mereka. Karena satu hari sama dengan puluhan juta dollar." Lelaki itu kembali tertawa. Miris.

Lelaki itu berdiri dari duduknya. Merapikan seragam sekolahnya. "Sudah waktunya berangkat ke sekolah kan?" Katanya singkat.

Seakan sudah mengerti, semua pelayan langsung berhamburan secara beraturan. Membagi tugas untuk sekedar memasangkan jas sekolah juga dasi sang Tuan Muda. Salah satu pelayan datang menghampirinya. Memberitahukan bahwa mobil juga sopir yang akan mengantarnya juga sudah siap.

"Aku tidak berangkat dengan sopir." Jawaban darinya membuat Kepala Pelayan kaget. Tapi, dengan santainya lelaki itu meraih kunci mobil hadiah ulang tahun dari orang tuanya. Ia tersenyum pada Kepala Pelayan. "Aku berangkat sendiri."

Sasaeng Fans [EXO]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora