Serpihan 14

8.2K 581 14
                                    

Serpihan 14

Hatiku berdebar. Debarannya semakin keras saat aku menutup telingaku. Tak akan berhenti karena dia berada tepat di depanku. -Via-

EXO's Dorm - 20.14 KST

"Kau mau kemana?" tanya Chen ketika melihat D.O sudah rapi dengan segala penyamarannya.

"Kau tidak berniat menonton film lagi kan? Bukankah kemarin kau sudah pergi menonton?" cecar Chen bertubi-tubi.

"Aniya..." sanggah D.O cepat. "Aku hanya ingin mengembalikan ini kepada pemiliknya." Ditunjukkannya sebuah sapu tangan tipis berwarna pink soft dengan bordiran kecil di salah satu ujungnya.

Dengan gerakan cepat, Chen merebut sapu tangan tersebut. "Milik siapa ini?" tanyanya antusias sembari membolak-balik sapu tangan tersebut, mengamatinya.

D.O dengan kasar merebut kembali sapu tangan itu. "Jangan kau sentuh sembarangan. Aku baru saja mencucinya." Chen merengut sebal mendapati respon D.O yang berlebihan.

D.O lalu mengambil langkah santai menuju ke pintu depan. "Katakan pada Suho hyung jika aku akan pulang terlambat." Katanya singkat sebelum benar-benar pergi.

Chen yang merasa tak ingin sendirian di rumah karena semua member yang memiliki acara hari ini, langsung buru-buru mengambil langkah cepat untuk menyusul D.O.

"Kyungsoo-ya... Tunggu aku..." teriak Chen keras.

Ia langsung merangkul pundak kecil D.O saat berhasil menyusulnya. "Ayo pergi denganku..."

***

20.22 KST

"Ku sarankan kau mengambil libur sebentar untuk istirahat." Kata Lay dengan mata yang masih fokus menyetir. Lelaki di sebelahnya hanya bisa menghela nafas lelah. Pasalnya, semenjak tadi Lay tak henti-henti berceramah perihal banyak hal padanya.

"Aku serius, Luhan. Kau harus mengambil cuti sebelum sakitmu itu menjadi semakin parah."

Luhan mengangguk lemah. Badannya terasa tak memiliki tenaga sekarang. "Aku tak mungkin melakukan itu." Jawabnya lirih. Lay sempat meliriknya sebentar dan menatapnya sebal.

"Jangan menatapku seperti itu." Luhan memperingati.

"Kau juga harus berhenti keras kepala. Jika penyakitmu semakin-"

"Aku tak apa, Lay. Jangan berlebihan." Luhan memotong perkataan Lay. "Bukankah sebentar lagi kita akan syuting video klip? Aku yakin aku akan bisa bertahan hingga saat itu."

Lay mendengus lelah. Luhan tipe orang yang keras kepala. Tak mudah untuk sekedar membujuknya meskipun itu demi kebaikan Luhan. "Lagipula... Ini adalah comeback pertama kita setelah keluarnya Kris. Aku tak ingin mengecewakan semuanya."

"Aku mulai bosan dengan sikapmu yang terlalu peduli dengan orang lain dibanding dirimu sendiri."

Luhan tertawa kecil mendengar Lay berkata demikian. "Bukankah kau juga orang yang seperti itu, Yixing?" ejeknya.

Lay melengos. "Setidaknya rasa kepedulianku itu masih memiliki batas tertentu." Belanya.

"Aku juga punya batas tertentu." Sanggah Luhan. "Dan hal seperti ini masih belum melewati batasku." Katanya pelan. Pening tiba-tiba menghantam kepalanya. Namun, ia mencoba untuk bersikap biasa agar Lay tak khawatir

Ia sandarkan kepalanya untuk meredakan pening yang tiba-tiba menyerang. Dengan perlahan tentunya, karena ia tak ingin Lay menyadarinya. Luhan juga memejamkan matanya.

"Jangan beritahu Sehun apapun tentang kejadian hari ini." Katanya lemah. "Aku tak ingin dia khawatir ketika tahu aku memeriksakan diri ke dokter karena sakit."

Sasaeng Fans [EXO]Where stories live. Discover now