Chapter 12 - Syarat Kedua

Start from the beginning
                                    

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, hyung? Diam dan melihat Pangeran Arthemis itu mulai mengendalikan sang kaisar?"

Ok Taecyeon memejamkan sebentar matanya yang terasa lelah,"Aku tidak berpikir sejauh itu, Sehun. Mungkin saja Yunho melakukan semua ini karena Kim Jaejoong belum berada dibawah kekuasaannya! Kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti di Apollo! Sekarang siapkan saja pengawalan yang dimintanya. Kirim utusan ke Arthemis, katakan Kaisar Jung akan datang sendiri untuk mengantarkan Pangeran Kim pulang!"

"Akan segera kulakukan, tapi kusarankan kau bersiap untuk hal terburuk yang mungkin saja terjadi. Apa yang sang kaisar lakukan sekarang benar-benar aneh!"seru Oh Sehun lirih sebelum keluar dari tenda itu.

.

.

PAVILLIUN HERA

Tangis keras itu terus terdengar sejak Permaisuri Byun datang bersama beberapa dayang untuk menyampaikan apa yang sudah menjadi keputusan Raja Kim. Jin Hee terus menjerit sekaligus menangis untuk melampiaskan rasa kekesalan dan kemarahannya. Bagaimana bisa dia yang harus menjadi korban karena ulah nakal pangeran kedua Arthemis yang memang selalu membuatnya ingin merobek mulut manis dan mencakar wajah rupawan yang selalu dibencinya itu. Hubungan Jin Hee dan Jaejoong memang sangatlah buruk, mereka hanya bertingkah layaknya saudara yang akur dihadapan Raja Kim.

"Akan kubunuh namja sialan itu, ibunda! Dia tidak bisa melakukan ini padaku!"raung Jin Hee untuk kesekian kalinya, tanpa peduli jika penampilannya sekarang tampak begitu menyedihkan dengan hanbok hijau yang kusut masai. Para dayang mengeryit mendengar sumpah serampah yang tidak sepantasnya keluar dari mulut seorang tuan putri. "Kenapa dia tidak pergi ke neraka saja? Aku tidak mau menjadi seorang selir! Aku tidak mau!" dengan kasar Jin Hee membanting semua vas bunga hingga pecahannya memenuhi kamar itu.

Permaisuri Byun menghela nafas lelah seraya memijit pelipisnya yang sakit. Yeoja yang langsung menyambangi pavilliun putrinya setelah bertemu Raja Kim hanya bergumam saat salah satu dayang kepercayaannya menyerahkan secangkir teh untuk menenangkan sarafnya yang sangat tegang. "Cukup, putriku! Hentikan semua jeritan dan amukan yang tidak akan mendatangkan apapun itu!"sergahnya dengan nada tajam.

Suara dingin dan penuh penekanan ibundanya menghentikan tangan Jin Hee yang baru saja akan melempar sebuah buku tebal yang dipegangnya. Dia menatap tidak percaya pada Permaisuri Byun yang dengan gaya elegan menyesap teh yang baru diberikan dayang utama Song. "Cukup? Hentikan? Apa ibunda permaisuri tahu jika aku sekarang sedang menjadi korban? Tidakkah anda melihat saat ini aku yang sangat dirugikan? Aku, Putri Jin Hee yang anda besarkan untuk menjadi seorang permaisuri akan diserahkan begitu saja pada kaisar yang terkenal kejam sebagai selir! Apa ibunda pernah berpikir apa yang akan terjadi padaku? Kenapa bukan Jaejoong saja yang diserahkan sebagai budak? Dia yang menantang Kaisar Jung maka dia juga yang seharusnya dihukum berat! Bukan aku!" nada tinggi penuh kemarahan itu terselip dalam pidato panjang Putri Jin Hee yang terlihat putus asa.

Menjadi selir seorang kaisar kejam tidak pernah ada dalam mimpinya! Dia dibesarkan dengan mimpi besar untuk menjadi seorang Permaisuri, sama seperti ibundanya!

"Apa menangis dan menjerit akan mengubah keputusan Yang Mulia Raja? Tidak akan! Yang Mulia sudah memutuskan dan kau harus menjalankannya!" mata Permaisuri Byun memicing tajam saat melihat putrinya akan membantah. "Kau memang akan menjadi seorang selir tapi gunakan kecantikkanmu itu dan jerat Kaisar Jung dalam pesonamu, dan satu yang terpenting jika kau bisa memberikan seorang pewaris pada Apollo maka jalanmu ke singgasana permaisuri akan terbuka lebar!"seru Permaisuri Byun dengan licik pada Jin Hee yang sepertinya mudah dipengaruhi. Dia sudah memikirkan semua keuntungan yang harus didapatkannya dari penyerahan Jin Hee sebagai selir Jung.

APOLLO AND ARTHEMISWhere stories live. Discover now