"hey prill..mau kemana?" tanya haikal saat melihat prilly berjalan menghampirinya.

Prilly tersadar dari lamunannya.
"emm hey kal. Mau ke perpus nih. Duluan ya." jawab prilly dan segera berlalu dari hadapan haikal.

Haikal tampak bingung dengan jawaban prilly.

"bro..bukannya perpus disana ya? Apa perpusnya sudah dipindah" tanya haikal ke tian dan dimas yang berjalan di sampingnya saat melihat prilly berjalan ke arah toilet, padahal tadi bilangnya mau ke perpus.

"emangnya kamu tau perpusnya dimana? Orang kamu nggak pernah ke perpus," jawab dimas.

"aku tau kamu pasti merindukan ali. Maaf prill aku g cerita sama kamu karena ini permintaan ali." batin dimas saat melihat punggung prilly yang semakin menjauh.

Di kamar mandi, air mata prilly tak lagi bisa di bendung lagi.

"maafkan aku. Aku sudah sangat egois. Seharusnya aku tau waktu itu kamu hanya memainkan peranmu, seharusnya aku tau, selama ini kamu rak pernah menanggapinya." batinnya.

----

Di tempat olimpiade ali tampak duduk termenung di tempat ia menginap.

"hey, ali ya?" ucap seorang gadis memecah lamunan ali.

"em iya." jawab ali sedikit bingung kenapa dia mengenalnya

"hmm maaf aku sinta." ucap gadis itu seolah mengerti arti raut wajah ali. Ia ngengulurkan tangannya

"emmm ali" sahut ali sambil menerima uluran tangan sinta.

"lagi ngapain sih dari tadi aku liat ngelamun terus, ngelamunin apa? Pacar ya?" tanya sinta ingin tau.

"hmm iya nih." jawab ali jujur.

"hmmm lupain dulu deh soal pacar, besok waktunya tanding soalnya," ucap sinta memberi saran.

Ali hanta tersenyum kecut. "apa aku bisa tak memikirkannya? Apa aku bisa melupakannya walau hanya untuk sejenak?" batin ali.

"kamu cinta banget ya sama pacar kamu? Atau kalian sedang bertengkar?" tanya sinta seolah mengerti perasaan ali saat ini.

"hmm ya gitu lah..ya udah aku mau masuk dulu ya.. Bye sinta." ucap ali sambil berdiri

"ya udah bye ali..yang semangat ya buat besok." ucap sinta menyemangati ali.

Ali menoleh dan membalasnya dengan senyuman, sekilas lalu kembali berjalan memasuki kamarnya.

*****

Hari ini adalah hari dimana ali harus bertanding membawa nama sekolahannya.
"Bissmillahirrohmannirrohim.." ucap ali saat akan memulai mengerjakan soal2nya.

Waktu yang di berikan cukup lama. Dan ali bisa mengatur waktunya dengan tepat. Saat waktunya habis ali sudah selesai mengerjakan semua soalnya dan sudah kembali mengeceknya. Ia serahkan ke panitia dan berjalan keluar ruangan menghampiri pak bandi yang dari tadi setia menunggunya.

"gimana?" tanya pak bandi.

"saya sudah berusaha semaksimal mungkin pak, saya harap hasilnya akan sama dengan apa yang kita harapkan." ucap ali.

"ya aku tau. Kita tinggal berdoa saja, semoga kamu yang keluar menjadi juaranya."

"amiiin.."

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya. Sambil menunggu hasilnya pak bandi mengajak ali untuk jalan2.

Terlihat banyak penjual aneka jajanan. Namun mata ali tertuju pada kios yang menjual aneka perhiasan handmade khas kota tersebut. Ali terlihat memilih sebuah kalung. Ia ingin menghadiahi prilly sebuah kalung sebagai tanda permintaan maafnya.

"terima kasih pak" ucap ali setelah tadi bernego dengan sang penjual.

"semoga prilly menyukainya." batin ali lalu memasukkan kalungnya ke dalam tas.

Kini tiba saatnya pengumuman hasil dari olimpiade. Ali dan pak bandi terlihat sangat antusias. Mereka berharap harapannya terwujud, dan mata ali terbelalak saat melihat pengumuman bahwa dirinya yang mendapatkan nilai tertinggi.

Namanya di panggil untuk mendapatkan pialanya.
Ali berjalan menghampiri juara ke dua dan ke tiga, ali ikut berbaris diantara mereka.

"selamat ya.." ucap sinta yang ternyata mendapatkan juara dua.

"makasih" ali tersenyum dan berjabat tangan dengan sinta.

Air mata ali tampak menetes saat ia berjalan menghampiri pak bandi dan menyerahkan pialanya.

"terima kasih pak, sudah mau mengajari ali dengan sabar." ucap ali dengan memeluk gurunya itu.

"iya sama2..selamat ya li.. Bapak bangga sama kamu." jawab pak bandi melepas pelukan ali lalu memegang bahu ali.

Mereka tersenyum puas.

Kini mereka tengah berada di sebuah rumah makan untuk makan malam, ini adalah hadiah dari pak bandi karena ali sudah melakukan yang terbaik.
Mereka terlihat berbincang, seolah mereka ini bersaudara, namun ali masih bersikap sangat sopan.
Tiba2 ada yang menghampiri mereka, berniat untuk ikut bergabung dengannya. Pak bandi pun mempersilahkannya. Mereka adalah cahyo dan gurunya, sang juara ke 3.
Mereka asik berbincang seperti sudah kenal lama karena terlihat sangat akrab.

******

Kini tiba waktunya ali dan pak bandi pulang. Dengan membawa piala ditangan ali dan pak bandi terlihat sangar gembira, apalagi ali, ia sudah merencanakan akan memberikan kejutan untuk prilly. Ia benar2 sangat merindukannya.

"aku sangat merindukanmu prill..apa kamu juga merasakan hal yang sama? Aku harap seperti itu." batin ali.

cinta yang dirindukanWhere stories live. Discover now