Eveline memukul lengan Yifan keras. "Harusnya aku tak usah bertanya sejak awal." Ucapnya kesal sembari meraih tas nya dan berniat pergi dari sana. Dengan cepat Yifan mencekal tangannya, mencegah gadis itu yang hendak pergi.

"Kenapa tempramen mu selalu tinggi sejak dulu?" Yifan memaksa gadis itu untuk duduk di tempatnya kembali. "Kau menyebalkan." Rengek gadis itu.

"Menyebalkan dari sudut pandang apa? Aku bilang tidak tahu karena memang aku tidak tahu. Kalau aku tahu untuk apa aku bertanya?"

Eveline masih memandang sebal kea rah Yifan. Namun, hatinya langsung luluh mendapati tatapan teduh yang lelaki itu layangkan padanya. "Aku... Aku sutradara."

Yifan yang semula menggenggam tangan Eveline langsung melepasnya begitu saja dan menatap gadis itu tak percaya. "Sutradara?"

Eveline mengangguk cepat. "Aku sutradara film yang baru saja menolak casting mu."

***

"Kevin tunggu." Lelaki bernama Wu Yifan tadi mnghentikan langkah tergesanya dan menoleh cepat ke sumber suara. "Kevin?" ulangnya dengan nada tak suka. Ia menatap gadis di hadapannya dengan tatapan aneh.

"Ah, Sorry..." Gadis itu buru-buru minta maaf saat menyadari bahwa Yifan tidak suka saat orang-orang memanggilnya dengan nama itu.

"Why? Kamu berlari kesini pasti dengan suatu alasan kan, Eve." Ia menaikkan satu alisnya saat melihat gadis di depannya malah sibuk menuliskan sesuatu di secarik kertas.

"ini." Alisnya semakin naik saat Eveline memberikan kertas tersebut padanya. "Alamat audisi sebuah Management Artist yang cukup terkenal di Asia."

Perlahan tapi pasti Yifan menerima uluran kertas itu. Ia sempat membaca SM tertulis jelas di sana. "Terbesar di Asia?" tanyanya tak yakin. "Apa kau sedang mempermainkanku? Casting film mu saja aku tak lolos apalgi audisi masuk ke sebuah Managemen Artis yang katamu terbesar di Asia."

Eveline tersenyum tipis mendengar nada marah yang terselipdi setiap kata yang terlontar dari mulut lelaki tersebut. "Kau akan lolos. Wajah tampanmu cukup untuk sekedar lolos audisi tersebut." Ucapnya lirih.

"What? What did you say?" Gadis itu mendongak saat Yifa bertanya mengenai gumamannya. Ia menggeleng cepat untuk menjawab pertanyaan lelaki itu. Yifan mendengus kesal dan menatap Eveline curiga.

"Bukankah kau bilang sudah terlambat untuk menjemput Ibu mu?" Eveline berbicara asal untuk menutupi kegugupannya saat Yifan menatapnya seperti itu. "Kau bilang akan banyak lelaki yang mnggodanya jika kau tidak segera datang."

Yifan menepuk jidatnya. "Ah iya.. Aku pergi dulu, Eve." Ia menepuk lengan Eveline pelan sebelum berlalu pergi. Eveline tersenyum memandangi punggung Yifan yang menghilang di belokan.

***
Yifan mengatur nafasnya yang terengah akibat berlari dari tempat pemberhentian bus menuju ke sebuah butik yang merupakan tempat Ibunya bekerja. Matanya langsung memanas melihat pemandangan tak mengenakkan tengah tersuguh di hadapannya. Lagi-lagi Ibunya di goda oleh Bos nya.

Terlihat seorang lelaki tengah memaksa Ibunya untuk menaikki mobil milik lelaki tersebut. Tangan Yifan mengepal, ia siap melangkah maju untuk melayangkan tinjunya jika saja sebuah suara yang sama mengganggunya menghampiri indera pendngarannya.

"Lihat dia... Sok jual mahal padahal suka menggoda di belakang kita." Seorang Ibu tua melayangkan tatapan jijik ke pemandangan yang tadi menyita perhatian Yifan.

"Benar-benar. Jadi rumor mengenai dia menggoda seorang Bule hingga mempunyai anak itu benar? Aihhh... Dasar wanita penggoda."

Yifan menggertakkan giginya mendengar cemooh tidak benar dari kedua Ibu tua yang diyakininya sebagai rekan kerja Ibunya. "Permisi, Tante..." Ia berkata dengan geram pada wanita tua tadi yang berdiri tak jauh darinya.

Sasaeng Fans [EXO]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora