My Fallen Angel

2.4K 144 24
                                    

MichaelxGabrielle

Gabrielle merasakan kepalanya berputar-putar saat bangun tidur, tubuhnya terasa remuk, tapi yang lebih parah dari itu adalah bagian belakang tubuhnya yang langsung seperti tertusuk saat mencoba mendudukan diri.

“Shit, what happ–”

Umpatan Gabrielle tertahan saat ia menyadari tubuhnya telanjang bulat dan dipenuhi bercak merah. Kiss mark? Gabrielle menatap horor tubuhnya lalu segera memutar kepalanya  untuk mengetahui siapa yang melakukannya. Mata hijau botolnya nyaris melompat dari rongganya saat melihat Michael terlelap di sampingnya.

Gabrielle memaksa otak jeniusnya bekerja cepat untuk mengingat kejadian kemarin.

Mereka berbincang-bincang di taman…

Memasuki bar…

Mabuk…

Pergi ke hotel…

Berciuman…

DUAR! Seks pun terjadi!

Gabrielle masih merasakan sentuhannya. Semalam ia mabuk, jadi seharusnya ia lupa. Tubuhnya langsung merinding saat ingatan semalam menyerbu benaknya tanpa terlewat satu scene pun. Bokongnya sudah tidak perjaka lagi, for the God’s sake!

Sebelum ia terperangkap dalam suasana canggung, Gabrielle beringsut dari ranjang tanpa suara dan hendak memakai pakaiannya agar bisa pergi diam-diam. Tapi karena kakinya terlalu lemas dan bokongnya sakit luar biasa, Gabrielle malah ambruk di lantai dengan suara gedebuk yang berisik. Gabrielle merintih kesakitan sambil mengusap belakang kepalanya. Pria itu terkejut mendongakkan kepalanya dan mendapati Michael sudah bangun dan menatap horor ke arahnya.

“A…ahaha.” Gabrielle memaksakan diri untuk tertawa. “Ku-kurasa semalam kita terlalu…”

“Lupakan.”

“Eh?”

“Ini tidak pernah terjadi. Tidak pernah.”

Dingin. Baru kali ini Gabrielle mendengar Michael yang murah senyum itu bicara sedingin itu padanya. Pria bermata hijau itu hanya diam saat Michael sudah beranjak dari ranjang, mengenakan pakaiannya lalu pergi secepat mungkin tanpa menoleh padanya sedikit pun.

Mungkin… beginilah perasaan para wanita yang diabaikan setelah tubuhnya dimanfaatkan untuk seks semalam.

*_*_*

Gabrielle menatap kosong ke arah sungai East di hadapannya, mengenang semua yang terjadi padanya selama ia berada di New York. Kedatangannya kemari hanya untuk melakukan cek rutin pada Treasure, superkomputer yang dirancangnya untuk data kerajaan bisnis Flohr. Tidak seperti Lotus – orang yang bertugas menjaganya – yang berjalan-jalan untuk menikmati kesibukan pusat kota metropolitan tersibuk di dunia, Gabrielle lebih suka mendekatkan diri pada jaringan teknologi buatannya.
Ia sedang sibuk membuat alat baru yang mungkin berguna untuk anggota lapangan Death Shadow saat pria itu datang ke ruang kerjanya.

Namanya Michael, pria paling tampan yang mampu membuat sekujur tubuh Gabrielle bereaksi hanya dengan keberadaanya. Yah, Gabrielle seorang gay. Tak ada yang tahu orientasi seksualnya selain Lotus. Meski sangat tertarik, Gabrielle tetap memasang tampang profesionalnya dan menjawab rasa keingintahuan Michael dengan sekenanya. Michael selalu punya banyak bahan obrolan hingga mau tak mau Gabrielle semakin tertarik padanya.

Suatu hari, Michael berhasil membujuknya untuk berjalan-jalan ke kota. Mereka mengunjungi kebun binatang, sedikit berbelanja di toko dengan brand terkenal karena Michael berbaik hati menraktir beberapa baju dan mantel untuknya, stasiun Grand Central untuk melihat langit-langit stasiun yang dihiasi rasi bintang, dan yang paling Gabrielle suka adalah Central Park.

When The Darkness Calling BackWhere stories live. Discover now