Chapter 5

3.9K 215 18
                                    

Pria itu berdiri dengan angkuhnya, matanya menatap sekeliling ruangan. Para karyawan sedang sibuk di kubikelnya masing-masing, atau mungkin pura-pura sibuk agar tidak mendapat teguran. Beberapa pasang mata sesekali melirik pria yang tak lain adalah direktur mereka. Wajahnya sangat tampan hingga nyaris bisa disebut cantik, matanya setajam elang, rambut pendeknya agak berantakan dan beberapa helai jatuh ke dahi. Belum ada senyum terukir di bibir sensualnya, namun saat bibir itu bergerak untuk membalas ucapan personalia di sampingnya, hati semua karyawan wanita meleleh seketika.

Semua. Kecuali Seroja.

Seroja hanya melirik pria itu sekali lalu kembali menenggelamkan pikirannya dalam perhitungan yang diberikan managernya. Dia tahu benar di balik penampilannya sebagai eksekutif muda, sang direktur juga menyandang sebagai seorang informan dan hacker yang baru terkenal sekitar setahun ini. Banyak orang-orang dunia hitam memakai jasanya dan tak sedikit dari mereka yang menginginkan informasi untuk melawan bisnis gelap keluarga Flohr.

Dan untuk itulah Seroja datang ke tempat ini.

"Ageha, kau tidak tertarik dengan direktur kita?"

Seroja menoleh ke kubikel sebelahnya, menatap teman sekantornya. "Aku tidak tertarik pada pria yang lebih cantik dariku, Cecil." Lagian, kemungkinan dia itu target pertamaku, batin Seroja.

"Dia masih terlihat keren, kok. By the way, tumben kau pakai parfum. Biasanya minta padaku."

"Ini parfum adikku. Aneh, ya."

"Nggak, kok. Wanginya enak!"

"Kuharap kau tidak berniat memakanku saking enaknya," ujar Seroja sambil tertawa kecil.

Hari ini berlangsung normal seperti biasanya. Ponselnya berbunyi ketika Seroja sedang membereskan perlengkapannya, menandakan sebuah pesan singkat masuk.

FiscaCute : Agehaaa! Novelku sudah edar di toko buku, lho! Jangan lupa beli :D

Seroja tertawa kecil membacanya. Fisca adalah teman dunia mayanya. Mereka saling mengenal di sebuah situs kepenulisan dan makin akrab sejak mereka saling bertukar nomor ponsel. Selain berbincang tentang novel, kadang mereka berbincang tentang keseharian mereka - meski Seroja masih merahasiakan banyak hal.

AgehaChandni : Akan kubeli sebelum ke rumah sakit. Thanks infonya, Madame Blood.

FiscaCute : Hoeeee! Kau masih saja memanggilku begitu! *gembungin pipi*

AgehaChandni : Cocok untukmu yang hobi menulis kisah berdarah-darah. Mwahahaha.

FiscaCute : Kayak sendirinya nggak aja. Ceritamu malah lebih menakutkan. Kadang aku berpikir kau itu psiko hingga butuh bantuan psikiater!

Itu karena aku punya banyak sekali referensi adegan pembunuhan, batin Seroja sambil tersenyum miris.

FiscaCute : Btw, kau mau menjenguk Sleeping Handsome-mu, ya? Aku titip cium basah, dong.

AgehaChandni : Dilarang menyerang cowok ganteng yang sedang tidur, Fisca.

"Ageha, bisa tolong bantu aku?"

Kepala Seroja mendongak. Dahinya berkerut ketika mendapati wajah managernya begitu cemas.

"Apa yang bisa saya bantu, bu Risma?" tanya Seroja sopan.

"Tolong berikan berkas ini pada Mr. Kim. Aku harus cepat-cepat pulang. Sean membuat ulah lagi."

Seroja mengangguk sambil menerima berkas dari atasannya. Gadis itu tahu bahwa atasannya itu seorang single parent yang kualahan menangani anaknya yang baru masuk SMA. Menghiraukan seruan iri dari Cecil, Seroja melangkahkan kakinya menuju lift. Ia melirik ke layar ponselnya untuk melihat jam.

When The Darkness Calling BackOù les histoires vivent. Découvrez maintenant