Suho tersenyum tipis. Akhirnya gadisnya ini mau melihatnya tanpa canggung. Genggaman tangannya pada Jongmin semakin menguat. "Kau cantik malam ini." Suho kembali mengalihkan pandangannya pada kamera Jongha yang masih terus memotret.

"Kau memakai sepatu pemberianku." Jongha semakin dalam menatap Suho yang mengalihkan pandangan darinya. Pertahanan yang gadis itu bangun siap runtuh kapan saja jika lelaki di sebelahnya terus berbicara hal-hal seperti itu.

"Sesuai janji kita, kau memakai sepatu itu untuk datang ke pesta bersamaku." Suho tak peduli dengan jenis tatapan yang Jongmin layangkan padanya. Ia terus saja melanjutkan. "Ternyata pesta tersebut adalah pesta pernikahanmu-" Suho menoleh, menatap ke dalam manik mata milik Jongmin. "-dengan orang lain."

Dan pertahanan Jongmin benar-benar runtuh. Setetes cairan bening mengalir membasahi wajahnya yang penuh akan riasan pengantin. Jongin meremas tangannya pelan. Yang ia lakukan semejak tadi hanyalah duduk diam mendengar semua pembicaraan tersebut.

***

Seoul - 21.35 KST

"Tak ada pizza?" Sehun langsung mengeluh saat semua kotak makanan yang ia buka tak ada satu pun yang berisi pesanannya. Via langsung berjalan mendekatinya dan menatapnya takut-takut.

"Oppa bilang padaku jika kau sangat lapar dan belum makan apapun. Jadi daripada membeli pizza dan spaghetti, akan lebih baik jika aku membeli nasi dan makanan hangat lainnya." Sehun menatap datar mendengar penjelasan Via yang terbilang hati-hati.

Via menunduk saat Sehun tak kunjung mengalihkan pandangannya. "Apa oppa benar-benar ingin pizza? Aku...akan memesankannya kalau begitu." Via membungkuk hormat dan berjalan pergi hendak memesan apa yang diinginkan Sehun. Namun, lelaki itu menghentikan langkah Via dengan mencekal tangannya.

"Sudahlah..." ucapnya cepat. "Lebih baik kau duduk dan hangatkan tubuhmu." Tanpa sepatah kata pun Via menuruti semua yang Sehun perintahkan.

Sehun melahap semua makanan yang Via bawakan untuknya. Ditemani gadis itu yang sampai sekarang tak berani menatap dirinya setelah lelaki itu marah padanya.

"Malam ini...kau jangan pulang." Sehun bersuara di sela acara makannya. "Ne?" Via mendongak, kaget dengan pernyataan dari Sehun. Sehun meletakkan sendok makannya dan menatapnya. "Temani aku hingga aku terlelap." Katanya lirih. "Karena aku kesepian." Saat itu juga, muncul perasaan iba akan tatapan yang ada di mata seorang Oh Sehun.

***

Sehun menyandarkan tubuhnya ke pintu. Mengamati polah tingkah gadis di depannya yang tengah merapikan tempat tidur yang akan ia tempati. Sebuah senyum tipis tercetak secara tak sadar.

Buru-buru ia merubah ekspresinya kembali menjadi datar saat Via berbalik dan memandang dirinya. "Oppa...tempatnya sudah ku rapikan." Sehun mengangguk singkat dan berjalan menuju ranjang.

Via berdiri mematung memandangi Oh Sehun yang kini siap terlelap. Lelaki di depannya ini baru saja memintanya untuk menemaninya tidur. Tapi maksud dari 'menemani' yang dimaksud, Via sama sekali tak memahaminya. Tak mungkin kan maksudnya 'tidur bersama'?

Pipinya langsung memerah hanya membayangkan hal tersebut. Tanpa sadar, dirinya semenjak tadi berjalan mondar-mandir di sekitar ranjang tidur Sehun. "Kau sedang apa?" tanya Sehun sebal melihat tingkah Via yang menurutnya mengganggu.

"Aniya." Jawabnya singkat dan siap pergi dari sana. "Kau mau kemana?" suara berat milik Sehun langsung menghentikan langkah Via yang baru beberapa langkah. "Aku memintamu untuk menemaniku tidur."

Pipi Via kembali memerah mendengar Sehun berkata demikian. Dengan takut, ia berbalik. "Oppa... Bukankah...kita...masih di bawah umur untuk..."

Sasaeng Fans [EXO]Where stories live. Discover now