Part 35. Asing

7 1 0
                                    

Happy reading all 🤍 ✨

Jangan lupa vote dan komennya ✨

“Terlalu sayang untuk melepas mu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Terlalu sayang untuk melepas mu. Namun, dia tak mengizinkan ku dekat denganmu,” Fitria.

.
.
.

Mendung datang menghampiri rona jingga yang mulai menampakkan dirinya. Fitria tengah mengikuti acara dalam ekstrakurikuler PMR. Disisi lain, Idhan juga sedang berlatih dan melatih pencak silat.

“Kak, pelatihnya belum datang, nih,” ujar Gabriel, salah satu yang dilatih Idhan.

“Kita pemanasan dulu,” ujar Idhan seraya memperagakan gerakan untuk pemanasan sebelum latihannya dimulai.

“Pit, gue ke kantin dulu, ya,” ujar Agatha.

“Iya, jangan lama-lama,” ujar Fitria.

“Lagian pembimbingnya belum datang,” ujar Agatha.

“Setidaknya kalau pembimbing datang itu kita sudah kumpul,” ujar Fitria.

“Iya, gue cuma bentar kok,” ujar Agatha.

Idhan izin untuk ke kamar mandi sebentar. Saat berpapasan dengan sahabat cewek yang disukainya, Idhan memberitahu kalau semisal sudah selesai acaranya untuk menunggu di depan gerbang sekolah. Agatha hanya mengiyakan saja.

“Mau kemana?” tanya Idhan.

“Ke kantin,” ujar Agatha.

“Gue titip dong,” ujar Idhan.

“Apa?”

“Es teh saja,” ujar Idhan.

“Iya, tapi nanti gue langsung kembali ke kelas,” ujar Agatha.

“Iya, silakan,” ujar Idhan seraya meninggalkan Agatha.

“Gue beliin buat Fitria juga kali, ya,” gumam Agatha.

Agatha yang kenal dekat dengan penjual di kantin sekolah, langsung memesan. Kondisi kantin sekolah cukup ramai walaupun sekolah sudah lumayan sepi.

“Sore,” sapa Intan, ketua geng Bloods.

“Ya.”

“Dih, cuek banget lo,” ujar Intan.

“Terserah gue lah,” ujar Agatha.

“Kok belum pulang, lo?”

“Gue pulangnya nanti,” ujar Agatha ketus.

“Rajin banget sampai pulang sekolah pun masih di sekolah,” sindir Intan.

“Lagian, urusannya sama lo apa? Gak ada, kan?” tanya Agatha.

“Gak ada,” ujar Intan.

“Ya sudah, diem saja lo,” ujar Agatha.

“Ini, Kak,” ujar penjual di kantin.

“Iya, terima kasih,” ujar Agatha lalu kembali ke kelas.

“Katanya sebentar,” sindir Fitria.

“Tadi ketemu Idhan katanya lo tunggu saja di depan gerbang sekolah nanti,” ujar Agatha.

“Iya, deh. Itu es teh buat siapa?” tanya Fitria.

“Idhan, tadi dia titip,” ujar Agatha.

“Terus tuh cowok kemana?” tanya Fitria.

“Atha, mana es tehnya?” tanya Idhan.

“Nih, gue bayarin jadi gak perlu diganti,” ujar Agatha.

“Terima kasih,” ujar Idhan seraya mengusap puncak kepala Agatha.

“Dih, kembali latihan sana,” ujar Agatha.

“Serasa nyamuk gue,” ujar Fitria.

“Bukan berarti gue suka, ya,” ujar Agatha.

“Emang lo suka sama dia?” tanya Fitria.

“Gue sudah punya cowok kali,” ujar Agatha.

“Akhirnya lo mengakui kalau sudah punya pacar,” ujar Fitria.

“Bukan pacar, sih. Lagian dia gak nembak gue,” ujar Agatha.

“Gue sendirian dong kalau lo ditembak,” ujar Fitria.

“Kan sudah ada Idhan,” ujar Agatha.

“Eh, kalian lihat Idhan, gak?” tanya Farhan.

“Latihan tuh di lapangan basket,” ujar Fitria.

“Asing banget, ya,” ujar Farhan.

“Lo yang mulai,” ujar Fitria.

“Gue juga pernah bilang kalau gue akan terus genggam tangan lo sebelum gue yang melepasnya sendiri,” ujar Farhan.

“Terus?” tanya Fitria.

“Kita masih bisa berteman, kan?” tanya Farhan.

“Bisa,” ujar Fitria seadanya.

“Baiklah,” ujar Farhan lalu berjalan menghampiri Idhan.

“Tapi, kayaknya Violet gak suka ngeliat lo temenan sama dia,” ujar Agatha.

“Kalau Violet gak mengizinkan, ya sudah mau bagaimana lagi,” ujar Fitria pasrah.

Bersambung ...












See you next part 🤍✨
Putri Izza, 13 Mei 2024

Fitriana Magnolia (Solitude is My Friend)Where stories live. Discover now