Lilin 🕯️
Nyala api temani sunyi
Hembusan angin menerpa gelap
Langit menunjukkan cahayanya
Dibalik kabut luka yang menutupi pandangan
Badai tak ku izinkan pergi
Semesta tahu apa yang ku sembunyikan
Tak pernah sedikitpun ku salahkan keadaan
Meski eng...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Sebatas teman, bukan lebih," Fitria.
Idhan menemui Fitria di kelasnya saat jam istirahat tiba. Dia melihat Fitria sedang menyelesaikan tugas yang diberikan guru sebelumnya.
"Rajin banget lo," sindir Idhan.
"Eh, tinggal nyalin doang kok," ujar Fitria tanpa melihat siapa yang mengajaknya bicara.
"Lo, gue mau ajak pulang bareng nanti. Bisa?"
"Bisa, tumben ngajak pulang bareng," ujar Fitria seraya menatap Idhan.
"Pengen aja. Gue ajak lo jalan-jalan dulu," ujar Idhan lalu duduk di samping Fitria.
"Gue ngasih tau orang rumah dulu, ya," ujar Fitria lalu mengirim pesan lewat handphone.
"Kalo gak bisa, juga gak pa-pa kok."
"Iya, bentar ya."
Widya Sayang, boleh kok sesekali main sama teman. Tapi, pulangnya jangan terlalu malam.
Fitria tersenyum tipis, "gue dibolehin. Emang mau kemana?"
"Gue mau tunjukkin lo ke tempat yang paling sering gue kunjungi ketika butuh waktu buat sendiri."
"Iya deh si paling misterius," ejek Fitria.
"Ke kantin yuk," ajak Idhan.
"Setelah itu, anterin gue ke perpustakaan ya," pinta Fitria dan Idhan hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Gue mau nanya nih," ujar Idhan.
"Tinggal nanya kan," ujar Fitria.
"Lo, masih belum ingat siapa gue?"
"Idhan Sanjaya. Emang kenapa?"
"Gak jadi deh. Kayaknya lo belum tau siapa gue," ujar Idhan lalu menggandeng tangan Fitria.
"Kayaknya lo pernah bilang kalo suatu saat nanti gue bakal tau siapa lo sebenarnya. Kasih tau aja deh daripada gue penasaran," ujar Fitria menatap genggaman tangan Idhan.
"Nanti," ujar Idhan melirik Farhan yang berjalan dengan cewek lain.
"Dia udah bahagia. Cepat banget ngelupain gue," keluh Fitria.
"Udah, biarin aja. Lo, bahagia sama gue. Gue jamin," ujar Idhan yang membuat Fitria menatapnya.
"Maksudnya?"
"Lo itu sebenarnya lemot atau pura-pura lupa sih," gerutu Idhan.
"Terserah. Gue mau beli gorengan aja," ujar Fitria melepas genggaman tangan Idhan.
"Gue beliin," ujar Idhan tiba-tiba.
"Iya. Lain kali gue ganti," ujar Fitria tak enak hati.
"Santai aja. Gue yang pengen beliin lo kok," ujar Idhan lalu memberi uang pada Nur.
"Kak Idhan, pacarnya kak Fitria ya?" tebak Nur.
"Apaan sih, teman doang," ujar Fitria.
"Sebatas teman ya, bukan lebih," ujar Idhan terdengar sendu.
