Happy reading all 🤍✨
Jaga kesehatan ya 🤍✨“Lelah, tapi bersama pun tersiksa,” Farhan.
Kala senja menyapa bumi. Moza menikmati keindahannya, entahlah mungkin pecinta alam. Fitria menghela nafas sejenak lalu menghampiri Moza.
“Moza, temenin gue sampek lulus kuliah ya,” ujar Fitria.
Seakan tahu artinya, Moza mengeong mengiyakan ucapan Fitria. Senyuman tipis terbit di wajah Fitria.
“Sayang, lagi main sama Moza ya?”
“Iya.”
“Jangan lupa belajar buat persiapan tes masuk perguruan tinggi,” ujar Widya.
“Siap. Udah belajar kok tadi,” ujar Fitria seraya berjalan mendekati Widya.
“Ayah ada dinas di luar kota selama beberapa bulan.”
“Dimana?”
“Coba tanya ayah langsung.”
Fitria tidak menaruh rasa curiga. Dia pikir, ayahnya memang banyak tugas yang harus dikerjakan. Widya sengaja tidak memberitahu. Dia, hanya ingin Fitria fokus belajar.
“Moza dibawa masuk,” pinta Widya.
Moza hanya terdiam tanpa melawan atau mencakar Fitria. Farhan, dia bingung mau dibelikan apa Violet saat ulang tahun nanti.
“Ay, jam tangan suka gak?”
“Suka.”
Farhan berencana untuk membeli jam tangan nanti. Violet sibuk memilih skincare yang mau dibelinya.
“Tumben nanya soal jam tangan,” ujar Violet heran.
“Cuma nanya, gak lebih.”
“Iya deh. Bentar lagi ada yang ulang tahun louh,” kode Violet.
“Siapa?”
“Lupa, tapi ada. Siapa ya,” ujar Violet pura-pura lupa.
“Terserah lo deh.”
Farhan lelah dengan hubungan ini. Fitria, ada namun tak dianggap. Farhan berat untuk meninggalkan Violet meski dia tersiksa.
“Ana, lagi ngapain?”
“Lo, siapa ya?” tanya Fitria.
“Gue, pernah hadir di hidup lo.”
“Gue gak ingat siapa lo. Ada apa?” tanya Fitria.
“Lo, gak bareng Farhan?”
Fitria terdiam. Tak ada jawaban, Idhan duduk di samping Fitria. Rara sedang jalan-jalan di taman kala itu. Dia melihat Idhan dan Fitria.
“Sore,” sapa Rara.
“Sore,” ucap Fitria dan Idhan bersamaan.
“Lo, tumben bareng Idhan?”
“Gak sengaja ketemu, jadi ya nyamperin,” ucap Idhan.
“Kak, lo udah putus sama kak Farhan?” tanya Rara.
“Iya.”
“Gue duluan ya,” ujar Rara meninggalkan Fitria dan Idhan.
“Dia, adiknya Farhan?” tanya Idhan.
“Tanya aja sendiri,” ujar Fitria.
“Beli jajan yuk,” ajak Idhan.
“Gue, terserah lo aja.”
Idhan berjalan menuju penjual bakso dan memesan 2 porsi. Fitria hanya butuh waktu untuk melupakan Farhan. Dia tahu, Farhan sudah bahagia bersama orang lain. Idhan, dia kembali dan memberikan semangkok bakso pada Fitria.
“Lo, suka pedes kan?”
“Asal gak terlalu pedes,” ujar Fitria.
“Dihabisin ya,” pinta Idhan.
“Iya.”
Di sisi lain, Farhan masih setia menemani Violet dengan segala permintaannya.
“Ay, lo masih ada rasa ya sama Fitria?”
“Gue bahagianya sama lo bukan dia,” ujar Farhan.
“Yakin?”
“Katanya lo bahagia sama gue, tapi kayaknya lo gak percaya sama gue,” ujar Farhan.
“Bukan gitu, gue mau mastiin aja.”
“Ya.”
“Ay, jangan tinggalin gue lagi ya.”
“Gue tetap bertahan sama lo sampai kapanpun,” ujar Farhan.
“Iyain aja,” ujar Violet.
Fitria, dia larut dalam lamunannya. Idhan mengembalikan mangkok pada penjual bakso.
“Idhan, lo kenal Rara?”
“Sekadar tahu aja sih. Emang kenapa?”
“Dia, kayaknya suka sama lo,” ujar Fitria.
“Gak mungkin. Dia, bisa dapetin yang jauh lebih baik dari gue,” sanggah Idhan.
“Lo, udah punya pacar?”
“Belum. Dia, masih ada rasa sama masa lalunya,” ujar Idhan.
“Lo, suka sama siapa?” tanya Fitria penasaran.
“Rahasia dong,” ujar Idhan.
“Terserah.”
“Gue pengen mengulang kisah yang sama seperti dulu,” batin Idhan.
“Gue mau ke rumah sakit dulu. Bye,” pamit Fitria.
Bersambung ....
See you next part 🤍✨
Putri Izza, 12 Februari 2024
YOU ARE READING
Fitriana Magnolia (Solitude is My Friend)
Teen FictionLilin 🕯️ Nyala api temani sunyi Hembusan angin menerpa gelap Langit menunjukkan cahayanya Dibalik kabut luka yang menutupi pandangan Badai tak ku izinkan pergi Semesta tahu apa yang ku sembunyikan Tak pernah sedikitpun ku salahkan keadaan Meski eng...