Happy reading all 🤍✨
Jangan lupa vote dan komennya ✨
“Takkan pernah bisa memutar waktu yang telah berlalu,” Fitria.
.
.
.Cuaca kali ini mendukung untuk liburan setelah ujian sekolah. Fitria merencanakan liburan ke pantai bersama sahabatnya. Agatha dan Shanaya sudah menyiapkan segala sesuatu yang akan dibawa. Terpaan angin yang sepoi-sepoi menyejukkan sejauh mata memandang.
“Lo, bawa bekal?” tanya Shanaya yang melihat Fitria memasukkan kotak makan ke dalam tasnya.
“Iya, gak pa-pa, kan?”
“Beli di sana aja,” saran Agatha seraya mendekat ke Shanaya dan Fitria.
“Lagian, kenapa harus bawa bekal coba? Kan, di sana pasti banyak yang jualan,” protes Shanaya.
“Tadi, Bunda bangun pagi banget buat nyiapin bekal ini. Jadi, gue bawa aja,” jelas Fitria dan dijawab anggukan oleh mereka berdua.
“Lo, beruntung sih, Pit.”
“Maksudnya?” tanya Fitria bingung.
“Gak semua orang bisa dapetin kasih sayang dari orang tuanya,” ujar Agatha tertunduk lesu.
“Semua orang tua pasti sayang sama anaknya, tapi dengan caranya sendiri,” jelas Fitria.
“Oh, iya. Nanti beli bensin dulu,” celetuk Shanaya.
“Bisa. Gue juga mau beli cemilan nanti,” ujar Fitria.
Fitria di rumah sendiri. Widya sedang keluar mencari jajanan buat teman nonton TV di rumah. Setelah mengunci pintu, Fitria mengeluarkan sepeda motornya dari garasi rumah.
“Bunda, kemana?” tanya Shanaya sambil menenteng tas.
“Beli jajanan. Biasalah buat teman nonton,” ujar Fitria sambil mengenakan helm.
Shanaya hanya ber-oh ria, “adek lo, kemana?”
“Katanya ada kerja kelompok di rumah temannya,” ujar Fitria lalu menutup gerbang rumah.
“Rajin banget, kalo gue sih mending jalan-jalan,” ujar Agatha seraya menaiki sepeda motornya.
“Itu mah lo yang males,” ejek Shanaya.
YOU ARE READING
Fitriana Magnolia (Solitude is My Friend)
Teen FictionLilin 🕯️ Nyala api temani sunyi Hembusan angin menerpa gelap Langit menunjukkan cahayanya Dibalik kabut luka yang menutupi pandangan Badai tak ku izinkan pergi Semesta tahu apa yang ku sembunyikan Tak pernah sedikitpun ku salahkan keadaan Meski eng...