Part 12. Maafkan Aku

13 2 0
                                    

“LO MAU GAK JADI TEMEN HIDUP GUE?!!”

Teriak seorang cewek berambut hitam lurus sepunggung sedikit ikal di bagian bawahnya seraya menunggu jawaban cowok berseragam putih abu-abu dengan tangan berada di saku celana abu-abu nya. Sontak pernyataan siswi XI IPA III membuat seisi kelas heboh. Laki-laki berwajah dingin, berambut cokelat acak-acakan dan cool pujaan seluruh siswi SMA Cakrawala itu memandangnya dengan sorot tajam.

“Dasar gila,” cetus Farhan meluncur pedas dari mulutnya. “Ngapain lo disini?”

“Kenapa emangnya? Gue udah suka sama lo bahkan sebelum cewek amnesia itu hadir dalam hidup lo,”

“Heh jaga ucapan lo ya, gue tolak lo sekarang lo pergi dari hadapan gue,”
usirnya dengan nada berat membuat Violet mengangkat wajah.

“IHH FARHAN!!! Tapi kenapa?” Violet menarik ujung seragam cowok itu yang keluar dari celana. Kedua matanya berair. Wajahnya memerah perpaduan antara rasa kecewa, malu, sedh dan kecewa. Sia-sia ia menyiapkan dessert cokelat kesukaannya.

“Bangun dari mimpi lo jangan tidur mulu.” Setelah mengatakan itu Farhan lalu benar-benar pergi meninggalkan Violet yang masih terpaku.

Kapan Farhan akan menerimanya?

“FARHAN!! YAKIN NIH GAK SUKA SAMA GUE? NTAR NYESEL TAU.”

Violet mengejar di belakang tubuh Farhan-sedikit berlari karena susah mengimbangi langkah kaki Farhan yang sudah jauh di depannya. Cowok itu sama sekali tak mau repot-repot untuk menoleh ke belakang untuk menanggapi perkataan Violet. Selalu begitu. Selalu Violet yang mengejar. Kadang-kadang Violet rasanya mau menyerah saja.

“FARHAN! FARHAN! FARHAN! KAPAN LO MAU NERIMA GUE JADI PACAR LO?”

“Capek tau ngejar-ngejar terus! Sekali-kali lo kek yang ngejar gue. Pasti gue terima lagi! Gak pake mikir langsung gue terima!”

Itu sih mau lo, batin Farhan.

Volet Sanjaya. Masa lalu Farhan yang kembali sejak pindah dari sekolah sebelumnya untuk merebut kembali cinta Farhan dari Fitri. Violet adalah sosok cewek cantik yang genius dalam segi pelajaran apapun. Cewek ini cukup terkenal di sekolahan walau baru beberapa bulan pindah.

Kadang-kadang Farhan heran mengapa cewek ini bersikeras untuk kembali dengannya padahal Farhan tak ingin mengulang sesuatu yang telah selesai. Mungkin karena Violet sering memergokinya jalan berdua dengan cewek barunya di lantai atas.

“Farhan ngomong dong! Kok diem aja sih! Berasa ngomong sama batu tau! Udah gitu batunya bisa jalan lagi!” keluh Volet karena daritadi bermonolog terus.

“Segitunya lo biar bisa balik lagi kek dulu?” tanya Farhan. Bibirnya menipis, marah. “Gue udah bilang berkali-kali kalo gue udah punya cewek sekarang.”

“Kenapa sih? Emangnya gue gak boleh ya balikan sama lo?”

“Gak usah berharap gue mau balikan sama lo lagi,” jawab Farhan singkat, jelas dan padat. Dibumbui dengan nada pedas.

Farhan mendekati Violet. “ Kalo lo pengen balikan sama gue, jangan pernah salahkan gue atas kesalahan lo yang dulu hingga gue nemuin cewek yang mau nerima gue apa adanya.”

“Heh lo sadar gak sih!! Tuh cewek gak pantes buat lo, cuman gue yang pantes sama lo,” ujar Violet dengan nada sombongnya.

“Bosen gue ngomong sama sampah kayak lo,” ketus Farhan. Tanpa mempedulikan tatapan Violet yang masih terpaku dengan yang apa dia dengar dari mulut Farhan. Farhan berjalan menuju kantin sekolah.

Kantin sekolah benar-benar membludak. Setelah bel pulang sekolah berbunyi murid datang seperti orang yang tawuran di kantin sekolahatau tempat biasa yang sering dijadikan mereka sebagai hiburan di kala menumpuknya materi kelas dan banyaknya tugas.

Fitriana Magnolia (Solitude is My Friend)Where stories live. Discover now