Part 33. Suatu Saat Nanti

10 2 0
                                    

Happy reading 🤍 ✨

Jangan lupa vote dan komennya ✨

"Jika kamu jodohku, maka bahagianya dia bukan kamu," Fitria.

.
.
.

Untuk apa kita berdua dipertemukan? Jika bahagia mu bukan aku. Itulah pertanyaan yang terbesit dalam pikiran Fitria. Dua insan yang jatuh cinta namun masa lalu merusak semuanya.

"Vio, gue mau nanya sama lo," ujar Agatha saat berpapasan di depan ruang guru.

"Tinggal nanya aja," ujar Violet.

"Duduk di sana, yuk."

Agatha mengajak Violet untuk duduk di bangku depan ruang guru. Violet hanya mengiyakan dan menunggu pertanyaan dari Agatha.

"Kayaknya penting gitu," sindir Violet.

"Iya, soal cowok yang saat ini sama lo," ujar Agatha mode serius.

"Oh, tanya aja," ucap Violet mempersilahkan.

"Lo, kenal Farhan dimana?"

"Gue pernah ketemu dia saat olimpiade geografi," ujar Violet sambil melirik Agatha.

"Tapi, kenapa lo rebut Farhan dari sahabat gue?" tanya Agatha berusaha menahan emosi yang mulai terasa.

"Gue masih sayang sama dia," jawab Violet tanpa rasa bersalah.

"Setidaknya, lo bisa cari cowok lain," saran Agatha.

"Seharusnya, tuh cewek yang sadar kalo gue masih punya rasa sama Farhan," ujar Violet dengan nada tinggi.

"Lo jangan berkelit, ya. Sahabat gue gak salah. Kalo masih sayang, gak mungkin putus," sindir Agatha.

"Gue yang bersalah, gitu? Suka-suka gue, rasa gak bisa dipaksa untuk kembali," ujar Violet dengan santainya.

"Kalo gue jadi tuh cowok, gue bakal nolak lo," ujar Agatha menatap tajam Violet.

"Gak mungkin, gue lebih cantik dari sahabat lo itu."

"Terserah. Lo, cewek yang bisa nyari cowok lain tapi memilih untuk merebut kebahagiaan orang lain," ujar Agatha penuh kecaman.

"Maksud lo apa?! Gue gak merebut kebahagiaan dia, ya. Farhan punya gue, sampai kapanpun itu," ujar Violet lalu beranjak meninggalkan Agatha.

"Mending gue samperin," ujar Fitria yang melihat perdebatan Agatha dan Violet dari jauh.

"Dasar, kalo geng bloods udah gue hajar dari tadi," ujar Agatha seraya menenangkan diri.

"Hai," sapa Fitria.

Angin berhembus kencang namun awan masih bersahabat. Burung berkicau di dahan pohon yang tumbuh dengan suburnya. Penghuni SMA Cakrawala tengah bersantai. Ada yang berencana menghabiskan uang sakunya. Namun, Fitria lebih memilih untuk memakan bekal yang dibawanya tadi.

"Eh, iya," balas Agatha seadanya.

"Lo, temenan sama Violet?" tanya Fitria.

"Gak. Gue cuma nanya soal cowok yang saat ini sama dia," jelas Agatha.

"Farhan?"

"Iya. Gue heran, kok ada cewek yang bahagia diatas penderitaan orang lain," ujar Agatha sambil menatap Fitria.

"Gue, gak menderita kok," ujar Fitria tersenyum simpul.

"Beneran? Sorot mata yang saat ini gue liat, itu bukan bahagia tapi terpaksa akhirnya memilih rela," ujar Agatha.

"Bahagianya dia itu bukan gue," lirih Fitria.

"Tuh, lo berhak bahagia," ujar Agatha seraya menggenggam tangan Fitria.

"Udahlah, lupain aja. Kalo jodoh, nanti juga kembali," ujar Fitria.

"Semoga aja, ya. Lo, udah nentuin mau lanjut kemana?" tanya Agatha mengganti topik pembicaraan.

"Udah, yang pastinya orang tua juga setuju sama pilihan gue," ujar Fitria penuh percaya diri.

"Jangan pernah lupain gue," ujar Agatha dengan sorot mata sendu.

"Gak akan pernah," ujar Fitria seraya merangkul pundak Agatha.

"Gak terasa, ya. Udah 3 tahun, kita menempuh pendidikan di sini," ujar Agatha sambil melihat sekitar.

"Iya, jadi keinget saat kita awal bertemu," ujar Fitria tertawa kecil.

"Siapa ya jodoh gue nanti?" tanya Agatha.

"Cowok yang saat ini sama lo," jawab Fitria.

"Gue, gak yakin," ujar Agatha ragu.

"Coba lihat ke sana. Nanti kita seperti itu," ujar Fitria sambil menunjuk ke arah sepasang kekasih dan anak kecil ditengah-tengah mereka.

"Gue, pengen ngeliat lo bahagia. Lo, harus bahagia sama cowok pilihan lo nantinya," ujar Agatha penuh harap.

"Pasti. Lo, bahagia juga sama yang sekarang, ya," ujar Fitria lalu beranjak meninggalkan Agatha.

Bersambung ...














See you next part 🤍✨
Putri Izza, 19 April 2024

Fitriana Magnolia (Solitude is My Friend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang