Part 7. Diary of Fitria

28 7 4
                                    

Happy reading all 🤍✨

Jangan lupa vote dan comment ✨

.
.
.

"Dear diary, hanya kamu yang menjadi teman curhatku disaat semuanya seolah tak pernah menganggapku ada," Fitria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dear diary, hanya kamu yang menjadi teman curhatku disaat semuanya seolah tak pernah menganggapku ada," Fitria.

Matahari tersenyum menampakkan cahayanya di kala fajar tiba. Seorang cewek berambut hitam bergelombang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah meski di kepalanya masih dipenuhi tanda tanya mengenai kejadian kemarin sepulang sekolah.

"Kakak, yok sarapan bareng. Udah ditungguin soalnya," ujar seorang cewek berambut pirang bergelombang datang menemuinya.

Namun sang kakak hanya diam dan menatap dirinya dalam cermin. Sang adik melambaikan tangannya di depan wajah sang kakak. Ia pun terkesiap dan mendongak ke atas untuk melihat siapa yang mengejutkannya.

"Eh adek ... sejak kapan lo ada disini? Kok kakak gak denger lo ngetuk pintu?" tanya Fitria pada adiknya.

"Sejak kapan, ya? Kayaknya udah dari 100 tahun yang lalu," ujar Amanda dengan wajah datar.

"Wew ... udah 1 abad dong ya," ujar Fitria dengan wajah polosnya.

"Kakak mikir apa, sih? Kok sampai melamun gitu, emang ... ada apa?" tanya Amanda ingin tahu.

"Eh ... gak ada kok. Yuk, sarapan aja nanti telat," ujar Fitria meninggalkan adiknya di dalam kamar.

''Gue tau kak, lo pasti nyembunyiin sesuatu. Nanti gue cari tau sendiri,'' batin Amanda yang khawatir dengan keadaan kakaknya.

"Kakak, tungguin napa main tinggal aja," teriak Amanda berusaha menyusul kakak nya.

"Makanya ... jangan kebanyakan mikir jadi ketinggalan, kan."

"Siapa juga yang mikirin kakak," ujar Amanda yang sudah berada di samping Fitria.

"Cepat banget jalannya kayak hewan berkaki empat yang suka dipakai buat perang di televisi," ejek Fitria.

Namun karena otaknya yang lemot, Amanda bingung dengan pernyataan sang kakak, "maksud kakak apaan? Banyak kali hewan berkaki empat.”

"Sarapan aja dulu yuk biar otak lo bisa berpikir dengan jernih," ujar Fitria sambil mengelus puncak kepala Amanda.

"Yuk, kayaknya masakannya enak-enak banget loh," ujar Amanda sambil menatap meja dapur dari tangga.

"Sok tau lo," ujar Fitria mendahului langkah adiknya.

"Ih ... kakak," ujar Amanda kesal lalu mengejar kakak nya yang berjalan cepat di depannya.

Sesampainya di meja dapur, Fitria melihat seorang cowok yang sama seperti sepulang sekolah kemarin. Tiba-tiba kepalanya terasa sakit seolah Fitria punya kenangan dengan cowok itu.

Fitriana Magnolia (Solitude is My Friend)Where stories live. Discover now