#73

176 10 0
                                    

Yang mulia kaisar

-Adelene Dé Cloups-

Mereka semua disediakan satu kamar. Istana yang luas ini ternyata memiliki banyak ruangan yang sedikit penghuninya, hanya beberapa dayang dan prajurit bertugas untuk berjaga.

Hanya saja, mereka tidak melihat sosok yang berkuasa. Yang mulia kaisar tak terlihat batang hidungnya. Entah dimana beliau berada, mereka sama sekali tak peduli dan sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

Malam ini, untuk kali pertama mereka meniduri ranjang khusus tamu kerajaan. Apalagi dengan pelayanan khusus yang mereka rasakan.

Disediakan pakaian yang layak, makanan dan juga beberapa cemilan yang memang untuk menemani mereka selama berada di dalam kamar.

Kamar Adelene berhadapan langsung dengan taman istana yang begitu luas. Seberang bangunan yang sekarang ia tempati adalah bangunan utama dimana singgasana berada.

Menatap lurus ke depan. Ia sendiri merasakan hal yang aneh sejak menginjakkan kaki ke dalam istana.

"Dari tadi aku merasakan sesuatu yang aneh," gumamnya. Sungguh, perasaan ini sangat membuatnya bimbang dan kebingungan.

Matanya tertuju pada ruangan yang jendelanya terbuka lebar, tidak nampak orang yang berada di sana. Adelene tahu, ruangan tersebut merupakan kamar bagi anggota kerajaan. Penasaran saja, kenapa ruangan tersebut tidak nampak orang didalamnya.

Cahaya bulan yang terang malam ini membuat nya dapat melihat sejauh itu.

"Huh!"

Terkejut dirinya saat melihat sosok bertudung hitam tiba-tiba saja muncul di balik jendela. Adelene melihat sosok tersebut tanpa berkedip, ingin mengetahui siapa yang berada di balik tudung tersebut.

Seorang pria dewasa dengan janggut tipis pada rahang, terpana sesaat.

Saat mata hijau itu mendadak melihat dirinya dengan senyuman, Adelene ketahuan dan gadis itu dengan cepat menutup jendela dengan tirai.

Deru nafasnya memburu, ia benar-benar terkejut saat mata hijau itu melihat dirinya tiba-tiba.

"Siapa dia ... aku seperti pernah melihatnya."

Dengan penuh keberanian ia niat mengintip dan mengecek apakah orang itu masih berada di ruangan itu.

"Sudah hilang," katanya pelan.

"Adelene keluarlah, kita akan makan malam bersama Yang Mulia Kaisar!"

Suara Veronica dari luar memecah keheningan.

Adelene segera berganti pakaian dengan cepat. Ia menepuk keningnya, melupakan hal ini; dimana sebelumnya ia sudah dibilang bahwa ia dan lainnya akan makan malam bersama Kaisar.

Untungnya, gaun yang ia kenakan tidak terlalu rumit. Ia keluar dari kamar dan sesekali tersenyum saat beberapa dayang menyapanya ketika berpapasan.

Veronica dan lainnya sudah menunggu di aula. Adelene sendiri tersenyum kaku saat dirinya lah yang terakhir kali tiba.

"Dasar Tuan Putri, lama sekali dirimu berdandan di dalam kamar."

Adelene cemberut saat Ravi mengejeknya.

"Diam Ravi!"

Ravi memasang wajah takut, "ow tidak aku sangat takut dengan gertakan dari Adelene."

Adelene memasang wajah garang yang dibalas oleh wajah mengejek Ravi.

Veronica geleng-geleng kepala, ia sendiri melihat beberapa dayang yang menyuruh mereka untuk mengikuti dayang dayang tersebut.

Adelene Dé Cloups Where stories live. Discover now