#15

555 38 3
                                    

Sihir Adelene

-Adelene Dé Cloups-

Adelene terlihat santai saat melihat pertarungan yang terjadi di depan matanya. Chris yang mencoba melindunginya dari para bandit itu yang berjumlah enam orang. Tak lupa, senjata tajam yang bandit itu miliki bisa saja melukai Chris. Kalaupun Chris lengah akan serangan yang dilakukan para bandit.

Adelene menyenderkan tubuh pada pohon besar tak jauh dari pertarungan Chris dan para bandit itu berlangsung. Ia memakan anggurnya satu persatu untuk mengganjal perut. Merasa bosan, ia berteriak dan pertarungan itu seketika terhenti.

"BERHENTI!" teriak Adelene. Ia melangkahkan kakinya menuju Chris yang bingung.

"Mundur lah Chris," titah Adelene.

"Tapi, kau tidak pernah bertarung!"

"Aku pernah bertarung dengan hewan buas dan mereka bahkan lebih lemah dari hewan buas yang pernah bertarung denganku." Adelene menatap mereka yang diam membeku dengan tersenyum manis. "Kau keluarlah dari hutan ini dan suruh Neolan dan lainnya berjaga di ujung hutan."

Chris hendak menolak. Namun, mata Adelene mengisyaratkan agar Chris cepat pergi dari hutan ini. Mau taku mau dengan berat hati ia meninggalkan Adelene sendirian untuk bertarung dengan para bandit itu.


Chris berlari kencang keluar dari hutan. Saat tubuh Chris tak terlihat lagi, Adelene melepaskan mananya dan membuat keenam bandir itu terbang melayang.

Senjata mereka terjatuh ke tanah. Melihat ketinggian berpuluh-puluh meter, beberapa bandit berteriak dan meminta untuk diturunkan.

"TOLONG TURUNKAN AKU! INI SANGAT TINGGI!"

Adelene tertawa kecil, "tubuhnya saja yang kekar melihat dari ketinggian yang tak seberapa malah minta diturunkan."

Adelene menghentikan sihir anginnya. Keenam bandit itu lantas terjatuh dengan sangat keras ke tanah. Darah keluar dari mulut mereka. Bahkan, ada yang kejang-kejang karena benturan yang keras saat menyentuh tanah.

"Untung kakek dulu pernah mengajariku cara bertarung dengan santai dan cerdik," gumamnya. Lalu, ia terkekeh pelan saat mengingat dirinya pernah bertarung dengan perompak yang mampir di pulau terkutuk itu.

Tangannya mengeluarkan mana berwarna biru dan putih. Aliran mana tersebut masuk ke dalam tanah dan mengalir menuju keenam bandit itu.

"AAAAKK LEPASKAN AKU! KENAPA AKU MALAH MENEMPEL DENGAN TANAH?!"

Tawa kecilnya memecahkan keheningan. Kicauan burung semakin meramaikan keadaan yang sedikit menyeramkan tersebut. Angin berhembus kencang dari alam, Adelene tersenyum tipis saat angin berhembus menyentuh wajahnya dengan lembut. Butiran-butiran biru bak kristal yang beterbangan menyentuh kulit tangannya dan terserap ke dalam tubuh Adelene. Tak hanya di tangan pada bagian wajah pun serpihan seperti kristal beterbangan tersebut masuk ke dalam tubuh Adelene, terserap melalui kulit putih Adelene.

Adelene menghentikan sihirnya, ia menatap keenam orang itu datar. "Kalian seperti nya ingin merampok pada orang yang salah."

"M-maafkan aku, sedari dulu memang kami merampok rakyat di dalam hutan ini."

Adelene tersenyum senang, salah satu bandit itu mengatakan suatu fakta tanpa harus ia tanyakan.

"Lalu, pin ini bukankah berlambang Kerajaan Slyx?" tanya Adelene memperlihatkan sebuah pin yang ia ambil secara diam-diam saat Chris menyerang mereka. Salah satu bandit menjatuhkan pin tersebut dari saku celananya tanpa diketahui.

Dengan sihir anginnya, ia membawa pin itu ke arahnya.

Melihat raut ketakutan dari para bandit itu membuat Adelene tersenyum miring.

"Wah dari wajah kalian seperti nya ada suatu hal yang berasal dari Kerajaan Slyx."

Adelene menyimpan pin tersebut di kantung yang tergantung di lehernya. Bercampur dengan banyaknya koin emas.

"Padahal aku hanya menggunakan sedikit energiku untuk membasmi kalian, kenapa kalian sampai berdarah seperti ini?" Adelene memasang raut menyedihkan. Lalu, ia tertawa pelan.

Benar kata Chris. Gadis itu sangat aneh!

"Adelene!"

Suara kakaknya membuat Adelene tersenyum. Ia melihat mereka berlari kecil ke arahnya. Terlihat jelas raut khawatir yang berasal dari Neolan.

"Kau tidak terluka, 'kan?" tanya Neolan khawatir.

Adelene tersenyum simpul, ia sangat senang diperhatikan seperti ini oleh kakaknya sendiri.

"Aku baik-baik saja kakak. Urus lah para bandit itu yang hampir mencelakai diriku dan juga Chris."

Neolan menatap para bandit itu yang sudah diamankan oleh pengawal Kerajaan Slyx. Adelene yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

"Bawalah mereka dan serahkan kepada yang mulia Raja secara langsung dan bilang padanya harus menjaga kesehatan sebelum aku menemui dirinya," kata Adelene. Para pengawal Kerajaan Slyx tersebut undur diri dan pergi dari hadapan mereka. "Raja itu tidak boleh mati sebelum bertemu denganku!" lanjutnya dalam hati.

"Kau yang mengalahkan mereka?" tanya Joan.

Adelene mengangguk mantap. Ia mengeluarkan cengiran nya. "Aku tahu kau mengetahui sihir yang aku pakai!" cetus Adelene.

Joan dan Veronica tersenyum simpul. Ia menatap Adelene sedikit bangga. Ya sedikit selebihnya khawatir karena sihir yang dimiliki Adelene cukup berbahaya. Sisa mana yang masih melekat di tanah mulai menghilang, dua mana yang berbeda warna tersebut memudar dan menghilang dengan sendirinya.

"Memangnya Adelene memilki sihir apalagi?" tanya Ravi yang sedari tadi gatal ingin berbicara.

Veronica menghembuskan nafas pelan. "Tadi, Adelene menggunakan sihir langka lagi yaitu sihir gravitasi."

Mereka semua manggut-manggut saja seakan mengerti. Namun, sedetik kemudian-

"HAH? APA?!"

Termasuk Neolan ikut terkejut dengan apa yang Vero ucapkan.

Adelene yang dipandang ke-tujuh orang yang terkejut tadi pun hanya mampu tersenyum samar dan menggaruk tengkuknya. Ia merasa akan segera di interogasi lagi untuk kesekian kalinya.

-Adelene Dé Cloups-

Adelene Dé Cloups Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang