#46

340 27 0
                                    

Hutan Es

-Adelene Dé Cloups-

Mereka yang tidak seperti Adelene, Felix dan juga Kalio merasakan suhu yang teramat dingin. Mereka telah berada di tengah-tengah hutan es. Matahari telah tenggelam sepenuhnya. Walaupun begitu, hutan es tidak segelap seperti yang kalian bayangkan. Cahaya bulan yang lebih terang dari biasanya menyinari seluruh kawasan hutan es.

Tepat pada keberadaan mereka saat ini. Prajurit sibuk menyiapkan tenda. Yang lainnya sibuk menurunkan makanan dan keperluan lainnya untuk menginap di hutan es.

Deiv dengan langkah lebarnya menghampiri mereka yang telah berkumpul pada satu titik. "Jika kalian mendengar suara hewan buas atau yang mencurigakan lainnya. Segera beritahu aku, kita akan saling menjaga dan takutnya hal yang tidak diinginkan akan terjadi nantinya." Lalu, Deiv kembali untuk membantu para prajurit membangun tenda.

Sekumpulan kupu-kupu berdatangan. Mengelilingi mereka dengan senangnya seakan menyambut kehadiran mereka di hutan es ini. Adelene tersenyum melihat kupu-kupu yang sedang mengelilingi dirinya, tangan kanannya ia naikkan. Dua kupu-kupu langsung bertengger di tangannya.

"Kupu-kupu ini termasuk jenis kupu-kupu yang memiliki memori yang kuat dari dunia immortal." Semua mata tertuju pada Grizel. Grizel mengadahkan tangannya beberapa kupu-kupu langsung menghampiri dan berada di tangannya.

"Biasanya saat ada orang yang tersesat kupu-kupu ini akan memberikan petunjuk arah keluar. Tapi, kalau manusia yang tersesat itu percaya dengan kupu-kupu ini."

"Sangat mengagumkan," gumam Adelene.

Adelene melihat sekeliling. Nampak asing dan tak biasa. Hutan yang sungguh aneh menurut Adelene. Tidak seperti hutan pada umumnya.

Deiv menghampiri mereka dengan nampan dan juga beberapa cawan teh di atasnya. "Minumlah terlebih dahulu. Suhu di hutan ini bisa menjadi sangat dingin daripada sekarang saat tengah malam nanti." Satu persatu dari mereka mengambil cawan teh itu dan meminumnya hingga tandas. Efek ajaib mereka rasakan. Tubuh mereka seketika menjadi hangat dan tidak sedingin tadi.

Akhirnya, yang mengenakan pakaian tebal dan berlapis-lapis mengurangi pakaian yang dikenakan dan tersisa hanya sebuah pakaian yang pas di tubuh mereka.

Prajurit mengambil kembali nampan dan cawan cawan itu.

"Apakah ada hewan lain?" tanya Adelene penasaran.

"Banyak," balas Deiv. Mata laki-laki itu mengitari sekeliling. "Lebih baik kita bercerita di sana," lanjutnya setelah melihat para prajurit yang sudah selesai membangun tenda dan satu tempat yang untuk mereka duduki beramai-ramai beralaskan karpet tebal yang telah disiapkan oleh Ratu Berliana sebelumnya.

Mereka semua berjalan beriringan. Satu persatu duduk di atas karpet. Suasana saat ini sungguh menyenangkan dan mungkin akan terjadi sesi bercerita. Keadaan yang sangat memungkinkan untuk saling mengeluarkan pendapat.

"Hutan es ini abadi. Tidak akan mencair." Deiv membuka pembicaraan. "Hutan ini dibuat oleh Frost lima tahun lalu dan menjadi salah satu simbol bagi Kerajaan Iglov. Banyak juga hewan buas ada juga yang tidak, beberapa tempat juga menjadi tempat persembunyian beberapa monster."

"Monster lagi?!" tanya Adelene sedikit berteriak.

Semua mata tertuju pada Adelene. "Apakah aku salah?" tanyanya tak mengerti.

Adelene Dé Cloups Where stories live. Discover now