#52

317 21 0
                                    

Phalia adalah yang terpanas

-Adelene Dé Cloups-

Hari ini adalah hari ke sembilan belas mereka berkelana. Tinggal beberapa hari lagi bulan biru akan muncul dan membuat geger penghuni Drovato. Mereka kini telah sampai dan tinggal sementara di sebuah rumah yang berada di pusat kota Kerajaan Phalia. Pemilik rumah ini merupakan saudagar kaya. Salah satu teman Veronica.

Beruntung sekali mereka kenal dengan seorang yang teramat kaya di Kerajaan Phalia ini.

Hanya saja, mereka semua kini terbaring di lantai marmer yang dingin. Suhu yang berbeda membuat mereka berkeringat sangat banyak. Adelene tidak merasakan apapun, tubuhnya tak bereaksi sama dengan teman-temannya yang lain.

Yang paling kasihan adalah Alesya. Ia terkapar tak berdaya di samping Felix.

Adelene berdecak, belum juga satu hari mereka sampai di Kerajaan ini. Adelene mengeluarkan sihir airnya. Kemudian ia urungkan saat merasa akan sia-sia.

Berada dalam satu ruangan yang cukup luas. Hawa panas terasa menyakitkan kulit mereka. Serasa melepuh, untung saja lantai marmer mendinginkan kulit mereka semua.

Gadis bersurai putih keperakan itu melihat keluar jendela. Ia melihat efek fatamorgana yang membuatnya pusing. Kerajaan Phalia kenapa bisa sepanas ini?

"Apa kalian ingin berenang?" tanya Adelene tanpa membalikkan tubuh. Ia menutup tirai dan ruangan gelap seketika.

Merek mengangguk lemah sebagai jawaban.

Adelene cekikikan sendiri melihat mereka terkapar tak berdaya. Ravi telah membuka baju luarnya.

"Kau tak malu tubuhmu dilihat oleh Felix dan lainnya?" celetuk Adelene.

Ravi mengibaskan tangannya, ia benar-benar gerah dan tak memperdulikan ucapan Adelene. Adelene tersenyum tipis, ia keluar dari ruangan tersebut dan menutup pintu dengan pelan.

Hendak berbalik, sosok wanita yang mengenakan gaun mewah memanggil Adelene.

"Adelene, apa kalian kepanasan?" tanya wanita itu.

Adelene mengiyakan. Matanya menyusuri lorong terang yang tak ada siapapun yang hilir-mudik. Matanya kembali menatap paras tegas dari wanita dewasa yang berada di depannya saat ini.

"Teman-teman ku yang berada di dalam kepanasan. Aku tidak merasakan apapun," jelas Adelene.

Wanita itu bernama Arlene. Ia tersenyum simpul menatap Adelene. "Kau ingin kemana saat ini?" tanyanya.

Adelene diam sebentar. Ia menghela nafas dan menatap Arlene dalam diam. Ingin berbicara namun, Veronica yang tiba-tiba saja datang menyela.

"Arlene, apa Kerajaan Phalia sepanas ini? aku dan Joan tidak betah berlama-lama di dalam ruangan yang tertutup." Terlihat jelas keringat yang mengucur dari dahi Veronica.

"Kau tak kepanasan?" tanya Veronica kepada Adelene. Mendapat jawaban gelengan kepala dari Adelene helaan nafas terdengar dari Veronica.

Veronica membuka pintu. Ia tercengang sesaat kala melihat Felix dan lainnya terkapar di lantai. Menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Ia juga merasa panas yang amat dahsyat, tapi tidak seperti mereka yang berbaring di lantai.

Adelene Dé Cloups Where stories live. Discover now