#22

475 36 0
                                    

Adelene buat ulah

-Adelene Dé Cloups-

Pesta kedewasaan para Lady dan Slavior diselenggarakan di ruangan yang sangat luas dan besar. Hanya dihadiri oleh para bangsawan yang bersangkutan dan orang-orang yang bersangkutan dengan Kerajaan Slyx, seperti penasehat Kerajaan, menteri bahkan ksatria hebat Kerajaan turut hadir dan orang-orang penting lainnya.

Putri Azalia turut bergabung dengan para Lady dan Slavior lainnya. Pesta ini hanya formalitas belaka, menggabungkan para Lady dan Slavior agar saling kenal satu sama lain dan mungkin kedepannya akan menjadi rekan mereka.

Acara sambutan telah selesai sedari tadi. Namun, ada satu orang yang tak terlihat kehadiran nya. Predix yang duduk di bangku bangsawan terdiam dengan pikiran melayang menyadari putrinya itu tak hadir.

Keenam makhluk yang berjejer di samping Predix sama hal nya, panik karena Adelene tak ditemukan batang hidungnya di antara para Lady dan lainnya.

Padahal, acara penyerahan pin kedewasaan sebentar lagi akan dilaksanakan dan juga dansa.

"Huh, Adelene kau kemana?" batin Predix cemas.

Gadis yang dicemaskan mereka kini tertawa terbahak-bahak saat melihat ayam hutan yang melenggak-lenggok di hadapannya. Chris menatap aneh gadis itu, hanya melihat ayam hutan berjalan bisa membuat Adelene tertawa kencang seperti ini?

"Dasar aneh," gumam Chris.

Mereka kini berada di hutan alam, hutan yang banyak berisikan binatang liar, yang bisa dimakan seperti ayam hutan, kancil, rusa dan banyak juga hewan buas di dalamnya. Lain hal dengan hutan perbatasan Kerajaan dan istana, isi hutan itu lebih menyeramkan dibanding dengan hutan yang dimasuki Adelene saat ini.

Pepohonan yang tumbuh pun sangat beragam dan banyak buah-buahan.

"Rasanya aku ingin berburu," lirih gadis itu saat melihat kancil yang melintas di hadapannya.

"Kita sudah melewati pesta," kata Chris. Adelene tak mengindahkan Chris yang melongo di tempat. Ia ditinggal oleh gadis bersurai putih itu.

Adelene melangkah mengikuti jejak hewan yang ia temui. Sampai ia menemukan semak-semak yang berisikan banyak telur. Matanya berbinar saat melihat ular berwarna putih dengan kepala yang sedikit berwarna merah melindungi telur-telurnya.

"Hai," sapa Adelene. Ular itu berdesis dan menatap Adelene tak suka.

Adelene tersenyum penuh arti, "kau sangat indah dengan warna putih mu."

Ular itu mendadak terdiam dan tak lagi bergerak seakan mengancam Adelene. Malah keduanya kini saling tatap. Chris tak mengerti kenapa Adelene bertatapan dengan seekor ular putih.

Melihat corak merah di atas kepala ular itu seketika membuat Chris membelalakkan matanya. "Hati-hati Adelene, ular itu berbahaya!" Chris memberikan peringatan kepada Adelene yang masih menatap ular itu.

"Kau ingin membantuku?" tanya Adelene sedikit berbisik. Ular itu mengangguk, senyum Adelene seketika merekah.

Adelene mengalihkan tatapannya kepada Chris, "kau takut Chris?" tanya Adelene sambil tertawa menatap Chris yang sudah pucat melihat banyak sekali ular di sekitar Adelene.

"Lihatlah ke tanah bodoh!"

Adelene melihat ke bawah, alangkah terkejutnya ia melihat sekumpulan ular yang berdesis. Berwarna gelap, berbeda dengan ular yang berada di depannya. Adelene sedikit mengingat cerita Farshein tentang hewan-hewan yang memiliki sihir.

Melihat corak merah di kepala ular itu membuat dahi Adelene mengernyit.

"Kau ratu ular?" tanya Adelene langsung. Melihat kilatan cahaya dari mata ular di depannya ini, Adelene paham. Ular putih besar itu memang benar ratu ular yang memiliki sihir.

Sihir yang dapat mengutuk siapapun yang menggangu atau melukai ular itu.

Tak lupa, banyak ular yang kini berdatangan yang dapat Adelene tebak ular-ular itu adalah rakyat atau pengikut dari ratu ular di depannya ini.

"Aku pernah melihatmu di lukis diantara lukisan yang berada di paviliun Kerajaan Slyx," jelas Adelene.

"Apa maksud mu, Adelene?" tanya Chris tak mengerti.

Adelene menoleh, "saat berada di paviliun aku melihat seluruh lukisan yang ada. Seingat ku ada lukisan bergambar ular putih bercorak merah di kepala dan aku yakin bahwa ular ini lah yang di lukis." Adelene mengelus kepala ular itu, ular tersebut tidak melawan. Ia terlihat nyaman akan elusan yang ia terima.

"Bagaimana bisa kau tak di serang ratu ular?"

Ia menghela nafas lalu menjawab, "aku pernah di beritahu oleh kakekku bahwa ratu ular tidaklah menyeramkan seperti kisah yang beredar. Ratu ular mengutuk manusia yang memang berhati jahat atau ada niat jahat kepadanya ataupun dengan para ular lainnya." Adelene menjelaskan kepada Chris. Melihat Chris yang kemungkinan sudah mengerti membuat Adelene tersenyum tipis.

"Kakek? kau memiliki kakek?"

Adelene tak menjawab, ia malah menatap ular itu dengan senyum manisnya.

"Ular kau mau tidak membantu aku mengacaukan pesta kedewasaan yang sedang dilaksanakan sekarang?"

Chris melotot tak percaya, "Adelene apa yang kau lakukan?"

"Diamlah, setelah ini aku akan menyelamatkan Ibunda ku."

"Tapi, ini terlalu berisiko!"

"Untuk menyelematkan Ibu, apapun akan aku lakukan. Sekalipun aku akan dihukum mati oleh raja bajingan itu."

Mata Adelene membola saat suara yang berasal dari ular itu terdengar jelas.

"Apakah Ibu mu adalah Ersta?" tanya sang Ratu Ular.

Adelene nampak gugup, "iya yang mulia -eh ..."

"Tidak perlu seperti itu, aku akan membantumu untuk membebaskan Ersta di penjara. Lagipula, Ersta di dalam sana tak menderita seperti apa yang kau pikirkan."

Adelene terdiam, ia dan Chris melangkah pelan mengikuti ratu ular dan pengikutnya menuju istana Kerajaan.

-Adelene Dé Cloups-

Adelene Dé Cloups Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ