#33

370 29 0
                                    

Jeco dan Jeremy

-Adelene Dé Cloups-

Adelene duduk di samping Darco dengan tenang. Darco sudah selesai memberi peringatan kepada dua laki-laki di hadapannya. Tapi, Adelene tahu mereka akan tetap berkelahi.

"Paman, aku ingin memberitahukan sesuatu kepada mereka." Darco melirik Adelene sekilas lalu berdehem mengiyakan perkataan Adelene.

Adelene tersenyum manis melihat raut kedua laki-laki itu. "Kalian harus membantuku mencari sebuah batu sihir."

Kedua laki-laki itu menatap Adelene tak mengerti. Jeco pemilik alis tebal berucap tak suka, "apa urusannya dengan kami?"

Jeremy menyenggol lengan saudaranya itu. Jeco berdecak kesal. "Jangan menyentuhku bodoh!" sungut Jeco tak suka. Jeremy mendengus pelan kembali menatap Adelene.

"Karena ini adalah takdir kalian berdua, hanya kalian lah yang dapat menemukan dan memegang batu itu," jelas Adelene.

Jeco yang tak mengerti hendak membuka suara namun Jeremy menahannya. "Apa ini berhubungan dengan bulan biru?" tanya Jeremy tiba-tiba.

Adelene menatap Jeremy sedikit terkejut. "Kau tahu?" tanyanya tak menyangka.

Jeremy mengangguk pasti.

"Ibu pernah mengatakannya padaku," kata Jeremy.  Jeco menatap Jeremy tak suka, "kenapa aku tak diberi tahu?!" ketusnya.

Jeremy memutar bola matanya kesal, saudara nya ini memang perlu dijatuhkan ke jurang. Adelene hanya menyimak keduanya. Darco undur diri terlebih dahulu, pembicaraan penting ini hanya Adelene yang akan mengurusnya.

"Kau saja yang jarang berada di rumah," balas Jeremy ketus. Jeco terdiam dan menatap Adelene.

Adelene menghirup udara sebanyak mungkin. Melihat kedua orang yang mungkin akan berkelahi lagi membuat Adelene harus menambah kesabarannya berkali-kali lipat.

"Bulan biru sebentar lagi, kalian berdua yang menjadi takdir untuk meletakkan batu sihir Qwi di menara." Adelene mengambil selembaran kertas yang menjadi petunjuk orang-orang tepat untuk meletakkan batu itu. Menyerahkan nya kepada dua saudara yang sangat terlihat jelas kalau mereka penasaran.

Jeco dan Jeremy membacanya. Jeco nampak tak terima dengan kalimat yang seperti ramalan untuk salah satu dari mereka.

"Apa-apaan ini, kenapa harus satu yang menjadi senjata Kerajaan Slyx?" Jeco meletakkan kembali kertas tersebut di atas meja. Mereka berdua dipisahkan oleh meja kerja milik Darco.

"Karena memang itu takdirnya. Kau ingin melawan takdir?" tanya Adelene kesal. Jeco cukup keras kepala dari tebakannya.

Kedua orang itu terdiam. Mereka masing-masing berpikir tentang apa yang Adelene katakan. Jeco yang nampak tak senang sedangkan, Jeremy sangat berbanding terbalik dengan Jeco. Jeremy lebih tenang dan penyabar dibandingkan Jeco.

"Aku ikut denganmu," putus Jeremy.

Jeco melotot tak menerima keputusan Jeremy. Ia mencengkram lengan Jeremy erat. Adelene yang melihat Jeremy terlihat kesakitan langsung berdehem dan menatap tajam Jeco yang melihat Adelene tak suka.

Adelene Dé Cloups Where stories live. Discover now