PART 49

5 0 0
                                    

"GOBLOKK!!" Teriak Gilang penuh emosi membentak Niko anggota ASTRA yang tadi membawa senjata tajam dan melukai Kenzo begitu mereka sudah berada dimarkas ASTRA.

"Siapa yang suruh lo bawa senjata BANGSAT!!" Niko dan yang lainnya hanya tertunduk diam tidak berani menatap Gilang yang sedang mengamuk.

Gilang memang sama sekali tidak tau jika salah satu dari anggotanya ternyata membawa senjata karena sebelumnya Gilang sudah memperingatkan mereka untuk berkelahi dengan tangan kosong. Karena itu adalah peraturan yang sudah disepakati oleh dia dan Kenzo.

"Mereka pasti bakalan balas dendam karena lo!!. Dan kita pasti akan dianggap curang karena melanggar peraturan!!LO MIKIR NGGAK!!" Gilang menoyor kepala Niko marah. "Kalau si Kenzo sampai mati gimana anjing!!" Emosi Gilang yang juga was-was kalau sampai Kenzo tidak selamat.

"Maaf bos gue salah udah ngelakuin hal bodoh tadi" Ucap Niko takut dengan kepala yang masih tertunduk. Gilang menghela nafas kasar dan duduk disalah satu meja yang ada disitu.

"Sekarang kita semua harus siap-siap karena BHADRIKA pasti akan balas dendam karena kejadian tadi apalagi kalau sampai Kenzo sampai gak selamat!." Tegas Gilang yang dijawab serampak oleh anggota astra, "SIAP BOS!!".

***
"Kenzo mana?" Tanya zeya dengan wajah panik setelah berlari memasuki rumah sakit bersama dengan Anya dan Fara.

Ketika mereka masih di cafe tadi waktu ingin pulang Fara mendapat telfon masuk dari Arka yang sebelumnya tidak membalas chatnya. Saat panggilannya tersambung Fara sudah siap menyerang Arka dengan omelannya. Tapi, sebelum Fara berhasil melaksanakan niatnya ditelinga duluan terdengar suara Arka yang terlihat panik dan menanyakan apa Fara sedang bersama dengan Zeya. Dan kemudian Arka langsung memberi tahu kabar soal Kenzo yang seketika berhasil membuat Fara terdiam menatap Zeya yang sedang membayarkan makanan mereka dikasir. Fara menutup panggilannya setelah mendapat informasi lengkap dari Arka dan dia memberitahu Zeya soal Kenzo. Setelah mendengarnya Zeya yang seperti disabar petir disiang bolong langsung terdiam mematung tidak tau harus merespon seperti apa. Kemudian, mereka bertiga langsung pergi menuju rumah sakit yang sudah diberitahukan oleh Arka.

"Kenzo masih ditangani sama dokter Ze didalam" Arka yang memberitahu dengan wajah khawatirnya. Zeya melihat ruang operasi yang ada didepannya dan dia menatap dalam diam. Dunianya seakan-akan berhenti, perasaannya berkecamuk sampai Zeya ngga bisa mengeluarkan air matanya. Dia diam seribu bahasa.

"Ini semua gara-gara gue Ze" Mata Zeya beralih melihat Felix yang sedari tadi dia datang terus tertunduk diam dikursi yang ada disana. Felix terlihat sangat kacau, Anya sudah duduk disamping Felix sambil mengelus pundaknya lembut. "Karena, gue Kenzo jadi ada didalam" Kata Felix menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa Kenzo. Zeya menatap Felix berusaha mencerna ucapannya karena, Zeya tidak mengerti sama sekali apa yang sedang terjadi sekarang.

"Ini kecelakaan bukan karena lo!jadi, stop salahin diri lo terus Lix!" Kesal Arka melihat Felix yang sedari tadi tidak berhenti menyalahkan dirinya. Sejak Kenzo dibawa kerumah sakit, Bang Andre yang masih bersama mereka sampai tidak dan sampai saat ini Felix terus menyalahkan dirinya. Fara yang berdiri disamping Arka berusaha menenangkannya.

Zeya masih diam dalam posisinya, dia sedang dalam posisi tidak bisa berpikir dengan jernih yang ada dikepalanya saat ini hanya Kenzo. Dia tidak peduli tentang apa yang terjadi sebelumnya yang dia ingin hanya Kenzo selamat sekarang. Zeya melihat Arka dan Felix bergantian yang kondisinya lebih terlihat kacau dari Zeya sekarang. Baju sekolah yang ditutupi dengan jaket itu sudah ternodai oleh darah yang Zeya tau pasti darah Kenzo.

Zeya memilih duduk disamping Anya. Kakinya lemas tidak memiliki tenaga untuk duduk berlama-lama. Anya melihat Zeya yang hanya diam saja khawatir dan bertukar mata dengan Fara yang juga sama khawatirnya melihat Zeya.

"Kamu bersihin dulu tangan sama baju kamu sana" Ujar Anya lembut melihat baju dan tangan Felix yang dipenuhi dengan noda darah pada Felix yang masih diam saja menatapi lantai rumah sakit. "Jangan salahin diri kamu terus, Kenzo pasti juga ngga suka kalau lihat kamu kayak gini" Felix mengangkat kepalanya menatap kekasihnya itu.

"Kamu juga sana pergi sama Felix" Fara juga menyuruh Arka untuk membersihkan noda darahnya. Arka yang jauh lebih tenang dari Felix mengangguk dan mengajak Felix untuk pergi ke kamar mandi membersihkan diri mereka.

Begitu mereka pergi Fara ikut duduk disamping kiri Zeya. Mengelus lembuk punggung temannya yang hanya diam menatapi pintu ruang operasi. Zeya terlihat tenang walau wajahnya diluputi khawatir. Dia juga tidak histeris atau menangis. Tapi, hal itu malah semakin membuat Anya dan Fara khawatirnya melihatnya. Lebih baik mereka melihat Zeya menangis dari pada hanya diam seperi sekarang.

"ZEYA, KENZO DIMANA??" Tanya Citra yang terlihat panik yang baru saja datang bersama Gino, Ayu, Jordi dan juga Edo yang menyusul dibelakangnya.

Zeya yang melihat Citra langsung bangkit dari duduknya dan memeluk Citra erat. Anya dan Fara ikut berdiri memberi ruang untuk Keluarga itu. Zeya mengajak Citra yang sudah menangis tersedu-sedu dipelukannya untuk duduk. Zeya tidak ikut menangis. Dia menatap Ayu yang sudah duduk disampingnya.

"Kenzo masih didalam lagi ditangani sama dokter" Kata Zeya dengan wajah datarnya memberi tau Citra, Ayu, Jordi, Gino dan Edo.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Ayu bingung yang hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Zeya yang juga tidak tahu apa-apa.

Mereka semua menatap pintu ruang operasi yang masih tertutup sama-sama menunggu dengan penuh rasa khawatir dengan keadaan Kenzo yang sedang ditangani oleh Dokter. Entah kenapa mereka lama sekali didalam ruangan operasi, Zeya dan yang lainnya hanya bisa berharap Kenzo akan baik-baik saja.

Setelah hampir satu jam lebih mereka menunggu tidak lama kemudian seorang Dokter keluar dari ruang operasi yang membuat mereka semua langsung berdiri dan menghampiri Dokter tersebut. Termasuk juga Felix dan Arka yang sudah kembali dari kamar mandi dengan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Mereka menatap dokter itu menunggu-nunggu apa yang akan disampaikannya.

"Pasien sudah kami tangani, tadi kondisi pasien sempat memburuk karena terlalu banyak darah yang keluar akibat luka tusuk pada pasien, tapi syukurnya luka tusuk pada pasien tidak sampai mengenai organ tubuh lain yang ada pada pasien. Kondisi pasien sekarang sudah stabil tapi, saat ini pasien masih tidak sadarkan diri dan akan segera dipindahkan keruang rawat, setelah itu kita tunggu perkembangan selanjutnya dari pasien" Jelas Dokter tersebut panjang lebar yang membuat semua orang yang ada disana langsung menarik nafas lega.

"Baik, Terima kasih Dok." Ucap Gino sebelum dokter itu pergi meninggalkan mereka.

"Kalau gitu aku pergi urus administrasinya dulu" Ucap Gino, "Ayo Gin" Ucap Jordi mengajak Gino pergi bersama lalu, mereka berdua pergi untuk mengurus biaya administrasi rumah sakit.

"Kalian pada pulang aja sana udah malam juga besok juga masih masuk sekolah" Edo melihat Arka, Felix, Anya dan Fara yang masih mengenakan seragam sekolah.

Mereka berempat saling bertukar pandang. "Ya udah bang kita balik dulu" Kata Arka berpamitan dengan Edo karena, apa yang dibilang Edo benar mereka besok sekolah dan kalaupun mereka menunggu disini yang ada takutnya mereka hanya merepotkan. Jadi, lebih baik mereka datang lagi besok setelah pulang sekolah. Felix ikut berpamitan dengan Edo. Anya dan Fara melihat Zeya yang berdiri didekat Ayu dan Citra yang sudah kembali duduk. "Hati-hati" Kata Zeya yang melihat Anya dan Fara. Kemudian, mereka berempat pergi meninggalkan rumah sakit. Sedangkan Zeya dan yang lain menunggu Kenzo dipindahkan keruang rawat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE CHOICEWhere stories live. Discover now