PART 34

90 1 0
                                    

"ARKA IS HERE BABY" Suara Arka terdengar memenuhi ruangan yang semula sepi itu sambil berjalan masuk kedalam. Kenzo dan Zeya yang mendengarnya serempak melihat Arka.

Felix yang menutup pintu juga melihat Arka jengkel.

"Eh ada Zeya" Ujar Arka begitu melihat Zeya yang duduk disofa bersama Kenzo, "Tau gitu gue ajak ayang gue tadi" Ujarnya lagi

Kenzo dan Zeya tidak menanggapi Arka

"Bukannya lo ada acara Nzo?" Tanya Felix yang baru saja bergabung pada Kenzo

"Udah kelar" Ujar Kenzo

"Udah datang lo berdua?ngga ketemu Haris lo tadi dijalan?" Tanya Kevin menghampiri Arka dan Felix

"Ngga bang" Ujar Felix

"Belum balik dia beli makan?" Tanya Arka

"Belum, heran gue dimana tuh anak beli makan gak balik - balik sampai sekarang" Ujar Kevin padahal dia hanya menyuruh Haris untuk membeli ayam bakar yang tidak jauh dari tempat ini.

Panjang umur Haris yang baru saja dibicarakan langsung muncul dari balik pintu sambil membawa kantongan ditangannya. Haris tersenyum polos menyapa mereka semua yang disana.

"Lo beli makan dimana?di Surabaya?lama banget!" Kata Kevin pada Haris yang meletakkan bungkusan yang dibawanya diatas meja.

"Rame bang kalau ngga percaya liat sendiri sana" Ucap Haris

"Alasan lo, ada cewek cantik pasti disana kan makanya lo lama" Tebak Arka yang kenal betul dengan Haris

Haris menyengir, "Sekalian masa cewek cantik gue anggurin" Kevin dan Arka melihatnya malas

"Wihh..ada cewek cantik juga nih boleh kenalan gak neng" Ujar Haris yang baru menyadari kehadiran Zeya sambil memainkan alisnya menggoda Zeya

Zeya menatap Haris jutek. Kenzo yang disampingnya hanya senyum - senyum saja melihat Zeya yang digoda oleh Haris.

"Punya Kenzo itu kalau lo masih sayang sama nyawa lo, gue bilangin aja jangan diganggu" Ujar Arka memperingati

Haris berkedik ngerih, "Upss ngga berani gue kalau gitu" Ujarnya yang berhasil mengundang tawa.

"Udah, ayo makan dulu lapar nih" Ajak Kevin dan mereka pun makan bersama.

***
"Ze gue nginap dirumah lo malam ini boleh gak?" Tanya Fara yang sedang tiduran direrumputan taman sekolah.

Jam istirahat sedang berlangsung Zeya, Anya dan Fara sedang bersantai ditaman sekolah berteduh dibawah pohon besar yang ada dihalaman sekolah mereka.

Zeya melirik Fara yang berbaring disamping Anya sambil memandangi langit dengan wajah muramnya.
"Kenapa lo?"
"Diusir dari rumah?" Tanya Zeya asal

Anya yang duduk diantara Zeya dan Fara melihat Fara penasaran.

Fara menghela nafas kasar, "Males gue pulang kerumah" Ujarnya

"Bokap tiri lo lagi dirumah?" Tebak Anya yang dibalas anggukan oleh Fara.

Ayah kandung Fara sudah meninggal sejak Fara duduk dibangku SMP dan setahun setelah kepergian Ayahnya, Ibu Fara tiba - tiba memperkenalkan seorang laki - laki kepada Fara yang katanya adalah kekasihnya. Awalnya Fara tidak keberatan, karena dia berpikir Ibunya pasti perlu seseorang disisinya yang menyayanginya seperti alamarhum Ayah Fara. Tapi yang membuat Fara tidak terima adalah tidak lama dari Ibunya memperkenalkan pria itu kepada Fara beberapa bulan kemudian mereka memutuskan untuk menikah tanpa meminta pendapat Fara terlebih dahulu. Awalnya Fara diam saja meskipun sebenarnya dia merasa marah, karena ibunya begitu mudah menggantikan sosok Ayah didalam rumah mereka.

Setelah setahun pernikahan Ibunya dan Ayah tirinya. Fara mulai terbiasa dengan kehadiran sosok Ayah tirinya dirumah mereka, tapi disaat Fara mulai belajar untuk menerima kehadiran Ayah tirinya disaat itulah Fara merasa mulai membenci Ayah tirinya. Fara diperlakukan tidak pantas oleh Ayah tirinya, Ayah tirinya pernah hampir memperkosanya dan kejadian itu tidak pernah bisa Fara lupakan hingga saat ini. Saat itu posisinya hanya Fara dan Ayah tirinya tinggal berdua dirumah, karena Ibunya sedang pergi belanja ke supermarket. Fara yang ingin mengambil minuman dingin dari kulkas, tiba - tiba dipeluk dari berlakang oleh Ayah tirinya. Tentu saja Fara kaget. Dia berusaha menghindar dari Ayah tirinya, tapi Ayah tirinya terus menahannya memperlakukannya dengan tidak pantas. Fara melawan. Berteriak. Segala benda yang terjangkau olehnya dilemparnya sampai akhirnya Fara bisa kabur.

Saat Ibunya pulang Fara menceritakan semuanya pada Ibunya. Ibunya percaya dan marah kepada ayah tirinya. Membela Fara. Tapi, apa daya Fara cinta Ibunya kepada Ayah tirinya membuat Ibunya memaafkan dan percaya jika ayah tirinya tidak akan melakukan itu lagi pada Fara.

Marah?pasti. Kecewa?Fara sangat kecewa. Dia tidak bisa melawan meskipun dia ingin melawan karena itu Ibunya. Sampai sekarang yang Fara lakukan hanya menghindar jika ayah tirinya dirumah. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak bertemu dengan dia.

Anya dan Zeya melihat Fara mengerti.

"Tapi dirumah gue kamar yang kosong tinggal diatas dekat gudang kalau lo berani sih gue gakpapa, kamarnya bersih kok udah gue rapihin" Ujar Zeya

"Anjir dekat gudang banget?rumah sebesar itu kamar cuma dua Ze?" Tanya Fara

Zeya mengangguk, "Ulah orangtua sama mertua gue, sengaja biar gue gak pisah ranjang sama Kenzo"

"Ya udah, gue nginep juga kalau gitu nemenin lo nanti gue izin sama nyokap bokap" Ujar Anya

Fara menyengir senang, "Ini nih baru sahabat gue yang paling setia" Ujarnya yang membuat Anya melirik malas

"Eh, tapi Kenzo gakpapa kita nginep?gak enak gue" Ujar Fara

"Gakpapa nanti gue jelasin ke dia,"
"Lagian kan kalau gitu Felix sama Arka juga bisa main kerumah"

"Ouw bener juga" Ujar Anya

"Zeya!" Panggil seseorang yang membuat mereka bertiga menoleh kearah sumber suara

"Hendrik?" Anya melihat Fara dan Zeya bergantian bingung

"Bukannya dia dikeluarin dari sekolah?" Tanya Fara yang juga sama bingungnya, "Lo tenang aja Ze ada kita" Ujar Fara lagi

"Udah lama gue ngga lihat lo berdua, apa kabar?" Ujar Hendrik sok asik menyapa Fara dan Anya yang melihatnya tidak bersahabat.

"Ngapain lo kesini?" Sinis Fara

Hendrik menyengir, "Wihh galak amat, santai aja Ra gue cuma mau ketemu pujaan hati gue aja kok" Ujarnya

"Ze, udah makan belum?" Tanya Hendrik tidak memperdulikan tatapan sinis mereka bertiga

Zeya tidak menjawab hanya menatap Hendrik tajam.

"Lo kenapa bisa disini bukannya lo udah dikelurin ya?" Tanya Anya tidak ramah

Hendrik tersenyum angkuh "Siapa sih yang bisa ngeluarin gue dari sekolah ini?" Katanya, "Lagian kalau gue keluar pun dari sekolah ini gue tetap akan balik kesini, karena pujaan hati gue ada disini" Hendrik tersenyum melihat Zeya yang melihatnya tajam.

Hendrik menarik nafasnya, melihat Zeya, Anya dan Fara bergantian, "Ya udah kalau gitu gue pergi dulu. Mukanya jangan sinis, senyum biar cantik" Ujarnya

Fara melihatnya malas, "Ya udah pergi sana lo jangan lama - lama disini jadi panas hawanya!" Sinisnya

Hendrik menyunggingkan bibirnya, "Lo jangan galak - galak nanti ngga ada yang mau sama lo baru tau!" Ujarnya, lalu pergi meninggalkan Zeya, Fara dan Anya

"GILA!" Teriak Fara agar Hendrik mendengarnya.

THE CHOICEOnde histórias criam vida. Descubra agora