PART 42

14 0 0
                                    

Satu persatu murid SMA PELITA keluar dari kelas mereka meninggalkan lingkungan sekolah yang dari pagi tadi menjadi tempat pemberhentian mereka. Karena jam pulang sudah tiba dan pembelajaran sudah selesai dilakukan untuk hari ini.

Zeya, Anya dan Fara berjalan bersamaan keluar dari kelas. Zeya berjalan pelan sambil membalas chat Kenzo yang memberitahu kalau dia sudah menunggu diparkiran. Lalu, Zeya kembali menyimpan handphonenya.

"Lo balik besok berarti kan?"

Zeya mengangguk membalas Anya, "Awas aja besok gue pulang rumah berantakan" Kata Zeya

"Yaelah tenang aja kali" Kata Fara

"Oh iya bokap tiri lo kapan perginya?"

Fara melihat Zeya, "Kenapa?lo pengen ngusir gue dari rumah lo" Sinis Fara

"Gue nanya!"

"Kamis ini udah pergi lagi dia"

"Far kita kerumah gue dulu nanti ya, nyokap nyuruh makan malam dirumah. Lo ikutan aja" Kata Anya

"Okey, seneng gue diajak makan gini" Ucap Fara antusias, "Ngomong - ngomong Kenzo ngga ngambek tadi?"

Zeya mengedikkan bahunya, "Barusan sih masih ngechat gue berarti gak ngambek kan ya?" Zeya melihat Anya dan Fara bergantian

Anya dan Fara hanya melihatnya saja tidak tau. Zeya menghela nafasnya sambil melangkahkan kakinya. Kali ini Zeya tidak menunggu sampai lingkungan sekolah sepi dahulu. Zeya memberanikan dirinya untuk terbuka dipublik. Dia juga sudah tidak terlalu peduli dengan pendapat warga sekolah tentang dia dan Kenzo. Toh orang - orang hanya berani berbucara dibelakang dan tidak berani menanyakan langsung kepada mereka tentang hubungannya dan Kenzo. Jadi biarkan saja warga sekolah terus bertanya - tanya apa hubungan sebenarnya antara dia dan Kenzo.

"Ze" Zeya menoleh kebelakangnya saat seseorang memanggilnya begitu dia memasuki area parkiran. Langkah Anya dan Fara juga ikut berhenti, lalu mereka meninggalkan Zeya begitu melihat Hazel yang berjalan kearah mereka.

Zeya melihat Anya dan Fara yang sengaja pergi, lalu membelalakan matanya menatap Anya dan Fara. Tapi, mereka berdua tetap saja pergi.

"Kenapa Zel?" Tanya Zeya pada Hazel yang sudah berdiri didekatnya sambil membuka tasnya dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Gue inget lo suka coklat, jadi gue beliin ini waktu gue balik ke Amerika kemarin" Hazel menyerahkan paper bag kecil yang berisi coklat kepada Zeya

Zeya melirik kearah mobilnya terparkir yang tidak jauh dari tempatnya dan tempat Anya, Fara, Felix, Arka dan Kenzo yang berdiri menyaksikannya, lalu dengan hati yang tidak tenang Zeya mengambil paper bag dari tangan Hazel.

"Makasih ya, gak usah repot - repot seharusnya"

Hazel tersenyum, "Oh iya Mamah titip salam juga. Mamah juga cerita kemarin dia sama Mamah kamu telfonan"

Zeya tersenyum kikuk, "Oh iya kok Mamah belum cerita ya. Ya udah kalau gitu salam balik ya sama tante"
Zeya diam selama beberapa detik, "Aku duluan ya kali gitu, bye.." Kata Zeya lalu pergi meninggalkan Hazel yang juga beranjak dari tempatnya.

Sambil berjalan dalam hatinya Zeya merutuki Hazel yang tiba - tiba memberikannya coklat. Maksud Zeya kenapa timingnya selalu bersamaan saat Kenzo ada juga ada ditempat yang sama dan menyaksikannya.

Saat melihat Zeya yang berjalan mendekat Kenzo langsung masuk kedalam mobil, "Gue duluan" Katanya pada yang lain.

Arka, Felix, Anya dan Fara hanya saling bertukar pandang menyadari suasana yang terasa tegang.

Zeya berjalan mendekat melihat Anya, Fara, Felix dan Arka yang berdiri disana meminta bantuan, tapi mereka juga tidak bisa melakukan apa - apa. Lalu, Zeya masuk kedalam mobil. Zeya melihat Kenzo yang duduk mania dikursi kemudi lalu memakai sabuk pengamannya.

"Temen lo always cari masalah emang" Kata Fara begitu mobil Kenzo dan Zeya pergi.

Anya menepuk pundak Fara pelan, "Temen lo juga" Katanya, "Aku pulang duluan ya" Anya berpamitan pada Felix

"Kabari kalau udah dirumah" Kata Felix. Anya mengangguk.

"Bye ayang nanti sleep call ya" Kata Arka pada Fara dengan nada manja. Fara mengangguk sambil tersenyum, "Bye ayang" Kata Fara, lalu masuk kedalam mobil diikuti Anya.

"Alay lo!" Sarkas Felix pada Arka sambil naik kemotornya.

"Iri?" Arka memakai helmnya.

Beberapa menit kemudian mereka meninggalkan area sekolah.

***
"Wihh ini beneran rumah lo?" Ujar Zeya yang takjub begitu tiba dirumah keluarga Ganendra yang terlihat sangat mewah. Halamannya besar dan dipenuhi bunga dan juga banyak lampu - lampu hias yang membuat halaman rumahnya semakin indah dilihat apalagi sekarang langit sudah gelap. Bahkan didepan tadi ada penjaganya yang membukakan pagar rumah Kenzo. Ini pertama kalinya Zeya menginjakkan kakinya dirumah ini. Rumah keluarga Zeya juga mewah dan besar tapi jauh lebih megah rumah keluarga Kenzo bahkan sampai membuat Zeya takjub. Mimpi apa Zeya bisa menikah dengan anak tunggal kaya raya.

"Rumah Papah Mamah" Kata Kenzo sambil turun dari mobil. Zeya mengerucutkan bibirnya melihat Kenzo, lalu ikut turun dari mobil.

Zeya mengikuti Kenzo yang jalan didepannya sambil celingukan melihat halaman rumah Kenzo yang terlihat indah.

Sebelum mereka tiba diambang pintu masuk rumah, pintunya sudah terlebih dahulu dibukakan oleh seorang wanita paruh baya yang sepertinya pekerja dirumah Kenzo.

"Makasih Mbok" Ucap Kenzo pada  wanita paruh baya yang tersenyum ramah menyambut Kenzo dan Zeya. Zeya tersenyum pada wanita paruh baya yang disapa mbok oleh Kenzo.

"Mamah mana mbok?"

"Ibu dimeja makan mas"

"Ini Zeya mbok" Kata Kenzo memperkenalkan mereka, "Ini mbok Tuti yang ngurus aku dari kecil" Kata Kenzo pada Zeya yang terlihat kebingungan disampingnya.

"Cantik ya mba Zeya"

"Makasih mbok, panggil Zeya aja" Kata Zeya dengan ramah.

Lalu Zeya kembali berjalan mengikuti Kenzo. Mbok Tuti juga mengikuti dibelakang. Lalu dia pergi melimpir kedapur saat Zeya dan Kenzo menemui Citra yang sedang duduk dimeja makan sambil melihat ke ipadnya.

"Mah" Sapa Kenzo yang membuat Citra bangkit dari kursi dengan wajah bahagianya dan cepika - cepiki dengan Zeya dan Kenzo bergantian.

"Naik apa kesini?Kok lama sampenya?Mamah dari tadi udah nungguin sampai habis nonton satu film"

"Macet Mah" Kata Kenzo

"Kamu apa kabar sayang?" Tanya Citra sambil memeluk lembut Zeya yang berdiri disampingnya

"Baik Mah, Mamah sehatkan?"

"Sehat dong apalagi ada kalian disini, bahagia banget Mamah" Ucap Citra yang terlihat sangat senang dengan kedatangan anak dan menantunya itu.

Kenzo berdiri saja memperhatikan keakraban Ibu dan Istrinya.

"Jadi kalian udah makan malam?" Tanya Citra melepaskan pelukannya dari Zeya

"Belum Mah" Kata Kenzo

"Ya udah nanti kita makan malam bareng ya, Papah juga lagi jalan pulang. Kalian mandi aja dulu sana"

Kenzo mengangguk, "Ya udah Kenzo kekamar ya Mah"

"Kenapa suami kamu?" Bisik Citra pada Zeya melihat Kenzo yang berjalan duluan menyadari suasana hati anaknya yang terlihat sedang tidak baik.

Zeya menatap Citra, "Salah Zeya" Katanya dengan raut wajah bersalahnya

Citra yang melihatnya tertawa kecil.

"Ya udah Zeya kekamar ya Mah" Pamit Zeya kemudian pergi menyusul Kenzo yang sudah berjalan didepannya.

Citra menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil, lalu kembali duduk dimeja makan melanjutkan kegiatannya.

THE CHOICEWhere stories live. Discover now