Akankah berakhir

758 108 19
                                    

Suasananya sangat tegang ketika papanya mulai menampar Flora, perawat yang sejak tadi mencoba satu per satu kunci tidak menemukan kunci yang cocok.

"Sudah ketemu?!"

"Belum, dok."

"Cepat, sus!" pinta Adel yang mulai khawatir. Ikut berdiri didekat pintu.

Adel yang tidak sadar mengangkat Alat Pemadam Api (APAR) yang ada disudut ruangan. Mencoba untuk menghancurkan gagang pintu.

"Awas!" sentak Adel, mendorong semua suster dan mencoba untuk membantu.

Tidak lama Adel mencoba, satpam tiba dan membantu Adel. Sampai ketika teriakan histeris mamanya yang membuat Adel langsung menoleh.

"Tante!" teriakan Adel, menangkap mama Flora yang terduduk lemas.

Adel juga ikut membeku, pandangannya buyar antara harus melihat Flora atau satpam yang sedang berusaha membuka pintu.

Shani langsung sigap membawa mama Flora untuk menunggu diluar, tidak perlu menonton semuanya dan mempercayakan semuanya kepada mereka yang ada disini.

"Ayo, tante..." ucap Shani, membantu mama Flora untuk berdiri.

"Bagaimana dengan Flora?" tanyanya dengan nada yang begitu lemah.

"Semua akan baik-baik aja, tante."

Sedangkan Adel, dia langsung mendekat ke dokter Frans dan menariknya paksa. Menatap dokter Frans dengan tatapan penuh dengan rasa kebencian.

"Kalau terjadi sesuatu sama Flora! Adel nggak akan pernah bisa maafin diri Adel sendiri, dan semua itu karena dokter."

Dengan suara yang berat, Adel mengatakan hal itu kepada dokter Frans. Disitu dokter Frans juga pasrah dan berharap mereka belum terlambat.

BRAAAAAK

Begitu menyadari pintu sudah terdobrak, Adel langsung berlari kedalam. Menarik papa Floa dengan sekuat tenaganya dan menghempaskannya ke lantai.

"AAAAAAKKKKKHHHH!!" teriakan papanya ketika Adel melemparkan badannya kelantai, "TIDAK PUAS KAMU MENGGANGGU KELUARGA SAYAAA!!" lanjutnya berteriak.

Teriakannya sembari ingin menyerang Adel, tetapi dihalangi oleh satpam yang langsung memegang tubuhnya agar tidak memberontak.

"Om yang tidak pernah puas! Selalu saja menyakiti Flora," lirikan tajam Adel menjawabnya yang tidak bisa kemana-mana.

Dokter Frans sedang berusaha untuk menyadarkan Flora kembali. Nafasnya sudah tidak teratur, kondisinya memburuk
"Flora, banguuuun..." tatapan penuh harapan Adel kepada Flora. Menggenggam erat tangannya.

"Jangan sok baik! Kamu tidak pantas berteman dengan anak saya! Kamu hanya menghasutnyaaaa! KAMULAH PENYEBAB SEMUA INIIIIII!"

Ocehan papanya yang tanpa henti membuat Adel merasa kesal. Perlahan Adel mendekati papanya untuk mengajaknya berbicara lebih dekat.

"Kalau seandainya Adel bisa menghasut Flora! Pertemuan ini nggak akan pernah ada."

"Om, juga nggak akan pernah lagi ngeliat Flora! Adel pastikan, hari ini adalah penderitaan terakhir Flora."

"SAMPAH!" kata papanya dengan penuh kekesalan dengan Adel, "Kalau kamu tidak pernah hadir dihidup anak saya! Flora akan tetap jadi anak yang baik."

"Tidak selamanya orang tua selalu benar! Apalagi untuk orang tua seperti, om."

Jawaban ketus Adel, seperti sudah tidak memperdulikan siapa orang yang dia ajak bicara sekarang.

"Benar apa yang saya katakan kepada Flora! Kamu adalah orang yang membuat Flora menjadi pembangkang." bentak papanya dihadapan Adel.

diantara 'ADA' dan 'TIDAK'Where stories live. Discover now