Omong kosong

723 66 3
                                    

"Floooo! Banguuuun."

Teriakan Adel tepat ditelinga Flora yang sedang tertidur. Flora tetap menuruti kemauan mama Adel untuk menginap dirumahnya semala proses pemulihannya.

"Adeeeeeeel!" teriakan kesal Flora yang merasa terganggu, "Ganggu bangeeeet."

"Makanya bangun,"

Flora merenggangkan tubuhnya, terduduk diatas tempat tidur. Menatap jendela yang terbuka tepat didepannya.

"Kok dibuka? Tumben..." tanya Flora, melihat jendela kamar Adel yang terbuka.

"Matahari pagi bagus," jelas Adel, "Gue kebawah ntar,"

Adel berencana ingin mengambil buah untuk sarapan mereka. Langkah kakinya menuruni anak tangga saja belum selesai, tetapi mamanya sudah menyahutnya dari bawah.

"Adel..."

"Iya, ma?" jawab Adel, menghampiri mamanya yang sedang duduk santai di sofa ruang tv.

"Iya, ma?" jawab Adel, menghampiri mamanya yang sedang duduk santai di sofa ruang tv

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mama udah atur janji sama Dr. Frans... Untuk kamu sama Flora, jam 3 nanti."

Dokter Frans merupakan dokter psikiater langganan keluarga Adel. Adel sendiripun rutin cek kesehatan mentalnya di klinik dokter Frans.

"Kenapa tiba-tiba, ma?" tanya Adel.

"Kan mama bilang ke kamu semalam. Sepertinya Flora trauma, karena rasa cemasnya terlalu berlebihan."

Kalau memang sudah seperti itu, Adel lebih memilih untuk menurut demi kebaikan Flora.

"Dokternya minta Flora untuk dicek lebih lanjut dengan dokter yang tepat. Makanya mama memilih dokter Frans, lagian kamu juga udah kenal dekat."

"Okei, ma! Jam 3, kan?"

👭👭👭

Ini merupakan kali pertama Flora melakukan cek kesehatan mentalnya. Rasanya sangat gugup, sampai tangannya ikut merasa dingin.

"Gue gugup banget," ujar Flora, menggenggam tangan Adel untuk menunjukkan betapa dingin tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue gugup banget," ujar Flora, menggenggam tangan Adel untuk menunjukkan betapa dingin tangannya.

"Heh! Kenapa gitu?" sentak Adel mentertawakannya.

diantara 'ADA' dan 'TIDAK'Where stories live. Discover now